sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Merokok vs Kegemukan, lebih bahaya mana?

Tidak ada jawaban pasti yang mengatakan, salah satunya pasti lebih berbahaya sementara yang lain lebih aman di antara keduanya.

Hermansah
Hermansah Senin, 23 Apr 2018 13:22 WIB
Merokok vs Kegemukan, lebih bahaya mana?

Orang merokok dihantui oleh segudang risiko kesehatan yang membahayakan. Begitu juga berbagai risiko komplikasi akibat obesitas yang tidak boleh disepelekan. Keduanya sama-sama berbahaya, tapi jika harus dibandingkan… Mana, ya, yang lebih merusak kesehatan, merokok atau obesitas?

Berikut penjelasannya. Simak pemaparan yang diberikan Hello Sehat (hellosehat.com) berikut ini.

Lebih bahaya orang merokok atau obesitas?

Menjadi perokok aktif dapat memotong hingga 14 tahun usia Anda, tergantung dari jumlah rokok yang diisap setiap hari dan berapa lama catatan rekor Anda sebagai seorang perokok aktif. Perkiraan ini pun belum menghitung angka harapan hidup yang hilang karena komplikasi merokok, seperti emfisema atau kanker paru, yang dapat merenggut lebih banyak lagi usia Anda.

Sementara itu, obesitas bisa menghilangkan sekitar 8-10 tahun dari perkiraan usia Anda, terutama untuk orang yang telah berusia 40-45 tahun.

Dilihat sekilas, merokok tampak lebih membahayakan. Para peneliti pun meyakini, merokok memiliki risiko kematian yang lebih besar daripada obesitas.

Laporan Badan Kesehatan Dunia (WHO) terbaru menyebutkan, setidaknya 2,8 juta orang meninggal setiap tahun akibat kelebihan berat badan atau obesitas. 

Merokok menyebabkan hampir 7 juta kematian per tahun. WHO juga menunjukkan bahwa merokok akan menyebabkan lebih dari 8 juta kematian setiap tahun mulai pada tahun 2030 nanti.

Sponsored

Perbedaan yang cukup tajam ini sedikit banyak dipengaruhi oleh kesadaran masyarakat yang lebih tinggi terhadap bahaya berat badan berlebih. Hal ini kemungkinan besar juga ikut dipengaruhi oleh bagaimana masyarakat memandang obesitas.

Banyak orang yang menganggap merokok sebagai suatu hal yang sudah biasa, berbanding terbalik dengan memiliki berat badan berlebih.

Pada umumnya orang obesitas menerima konsekuensi yang lebih berat berupa cap negatif dan isolasi sosial dari lingkungan sekitar daripada seorang perokok.

Itu mengapa berbagai studi bahkan melaporkan ada lebih banyak orang yang khawatir tentang dampak obesitas dan karena itu lebih rutin memeriksakan kesehatannya, daripada yang konsultasi ke dokter soal bahaya merokok.

Terlebih, banyak pula perokok yang sudah tahu bahwa rokok itu berbahaya tapi merasa sulit atau tidak mampu untuk berhenti, atau lebih parahnya menyepelekan kebiasaan buruk tersebut sehingga lebih jarang berobat. Inilah yang dapat meningkatkan risiko komplikasi dan kematian dini pada seorang perokok.

Keduanya tetap sama-sama bahaya

Namun ternyata kesimpulannya tidak sesederhana itu. Pada dasarnya, tidak ada jawaban pasti yang mengatakan salah satunya pasti lebih berbahaya sementara yang lain lebih aman di antara keduanya.

Merokok dan obesitas merupakan dua hal yang berbeda, dengan dampak yang berbeda pula. Tetap saja, merokok dan mempertahankan berat badan berlebih sama-sama berbahaya. Apalagi bila berlangsung dalam waktu lama.

Dilansir dari laman Men’s Health, sebuah penelitian menyatakan, angka harapan hidup seseorang bisa merosot tajam sebanyak 47% bila mengidap obesitas dibandingkan dengan memiliki kebiasaan merokok.

Pasalnya meski obesitas tidak langsung mematikan, namun kondisi ini secara perlahan menggerogoti tubuh dan memupuk munculnya berbagai penyakit kronis yang akhirnya menyebabkan kematian.

Perbandingan antar keduanya pun tidak memperhitungkan seberapa besar risiko berbagai masalah kesehatan (dan pada akhirnya risiko kematian) yang dihadapi orang-orang yang obesitas tapi juga merokok.

Mengubah gaya hidup jadi lebih sehat bisa memperpanjang usia
Baik orang merokok maupun orang obesitas sama-sama, bisa memperpanjang angka harapan hidup mereka dengan menjalani gaya hidup sehat. Perubahan ini semata-semata dilakukan untuk mencegah risiko komplikasi kesehatan berbahaya seperti diabetes, tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, dan penyakit jantung yang bisa diakibatkan oleh keduanya.

Langkah tepat yang harus Anda lakukan untuk bisa panjang umur adalah dengan berolahraga teratur (minimal 30 menit setiap hari selama 3-5 hari dalam seminggu, menjaga berat badan tetap sehat dengan pola makan seimbang, serta berhenti merokok dan/atau hindari asap rokok.

Semua hal ini idealnya harus dilakukan setiap orang — tak peduli apakah Anda seorang perokok, orang yang obesitas, maupun keduanya.

 

Caleg Pilihan
Berita Lainnya
×
tekid