sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Sebetulnya, apa sih yang dinamakan financial planning?

Inti perencanaan keuangan adalah uang yang disimpan dari masa produktif, sampai nanti dapat mewariskannya.

Silvia Ng
Silvia Ng Senin, 20 Sep 2021 15:00 WIB
Sebetulnya, apa sih yang dinamakan financial planning?

Perencanaan keuangan identik dengan investasi. Tetapi sebenarnya apa sih perencanaan keuangan? Perencanaan keuangan atau financial planning merupakan proses yang komperehensif, dari pertama kali seseorang menghasilkan uang sebagai fresh graduate, dan menyisihkannya sampai pensiun dan mewariskannya.

Intinya, perencanaan keuangan itu adalah uang yang kamu simpan dari masa produktif, sampai kamu dapat mewariskannya.

Perencana keuangan Annisa Steviani mengatakan, inti perencanaan keuangan adalah uang yang disimpan dari masa produktif, sampai nanti dapat mewariskannya. Jadi, bukan berarti sudah melakukan investasi, sudah merencanakan keuangan.

Annisa menjelaskan, perencanaan keuangan idealnya dilakukan sejak masih berstatus sebagai mahasiswa. Jadi, mahasiswa menyiapkan diri sehingga nantinya dipekerjaan pertama sudah mengtahui bagaimana mengelola keuangannya, dan tidak kalap ketika mendapatkan gaji pertama.

“Aku selalu menyarankan untuk sejak masih kuliah, lebih baik belajar untuk financial planning sehingga di pekerjaan pertama kita udah tau nih uang kita akan dipakai untuk apa,” katanya dalam siaran virtual, beberapa waktu lalu.

Waktu, lanjut dia, adalah teman terbaik investasi. Artinya, berinvestasilah sedini mungkin, dan mulailah merencakan keuangan sejak dari awal. Untuk dapat merencanakan keuangan, seseorang harus memiliki uang.

Apa yang harus dipersiapkan sebelum merencanakan keuangan?
Annisa memaparkan beberapa langkah persiapan sebelum memutuskan untuk merencanakan keuangan, yaitu pertama, pastikan aliran dana (cash flow) kamu aman. Artinya, penghasilan kamu harus lebih besar daripada pengeluarannya sehingga dari sana akan ada selisih uang yang dapat disisihkan untuk investasi.

Kedua, pastikan kamu memiliki dana darurat. Kenapa? Karena tidak ada seorang pun yang dapat terhindar dari situasi darurat. Dana inilah yang akan dipakai ketika ada pengeluaran tak terduga sehingga tidak mengorbankan tabungan intimu.

Sponsored

Ketiga, pastikan kamu memiliki proteksi diri. Artinya, ketika kamu sakit, kamu tidak menggunakan uang tabungan untuk biaya rumah sakit ataupun rawat jalan. Setidaknya, pastikan kamu memiliki Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS), dan iurannya dibayar rutin.

Terakhir, pastikan kamu memproteksikan jiwa pencari nafkah utama. Pastika kamu memiliki rencana terburuk apabila pencari nafkah utama kehilanggan pekerjaan ataupun meninggal dunia. Setelah semua poin terpenuhi dengan baik, barulah seseorang dikatakan siap untuk berinvestasi.

“Jadi jangan dibolak-balik, jangan belum punya proteksi kesehatan, terus udah investasi aja. Begitu kamu sakit, penghasilan kamu akan terpakai. Jadinya enggak akan terkumpul uangnya, karena prioritasnya kurang tepat,” jelas Annisa.

Kiat berinvestasi
Annisa menjelaskan, dalam merencanakan keuangan hanya ada dua cara. Pertama, ketika kamu berpenghasilan, tetapi tidak memiliki sisa uang untuk diinvestasikan. Lalu bagaimana? Ketika hal ini terjadi, pastikan kamu punya catatan kemana saja penghasilanmu mengalir.

“Kalau ada yang masih bisa diirit, maka itulah yang diirit sehingga hasil dari mengirit inilah yang diinvestasikan
Kedua, ada orang yang sudah mengirit semuanya, tetapi tetap enggak ada selisih yang dapat diinvestasikan. Jika kasusnya kamu begini, maka enggak ada cara lain selain menambah penghasilanmu.

“Jadi uang itu memang angkanya pasti, enggak bisa dikira-kira. Jadi, kalau kurang ya harus ditambah penghasilannya untuk bisa investasi,” katanya.

Penghasilan berkurang saat pandemi, lalu bagaimana?
Tak dapat dipungkiri, ketika pandemi ini, beberapa orang kehilangan sebagian penghasilannya, tunjangan yang dipotong, ataupun penghasilannya yang berkurang seluruhnya. Lalu, bagaimana?

Annisa memaparkan, jika seseorang kehilangan tunjangannya, maka dia harus mengetahui pengeluaran apa yang dapat dipotong? Artinya, dari langkah pengiritan tersebut akan ada selisih yang dapat diinvestasikan.

Kemudian, jika seseorang kehilangan sebagian penghasilannya, dia harus punya catatan keuangan juga, terutama kalau memiliki cicilan yang harus dibayarkan tiap bulannya kepada bank. 

“Jadi kamu jangan kabur, jangan menghindar begitu saja, bilanglah kepada banknya bahwa penghasilanku sekarang sudah tidak sama seperti dahulu, dan minta keringanan,” jelasnya.

Terakhir, apabila seseorang kehilangan seluruh penghasilannya, dia harus menggunakan tabungan atau dana daruratnya. Dari tabungan tersebut, dia harus memperkirakan dapat bertahan hidup berapa lama.

“Misalnya dari tabungan ini kamu hanya sanggup hidup dua bulan, dari tenggat waktu ini artinya kamu maksimal satu atau dua bulan kedepan harus mendapat penghasilan baru, dan itu enggak mesti pekerjaan baru, bisa juga kamu coba jualan jadi reseller, atau jadi freelance. Karena bagaimanapun, kita harus punya penghasilan,” pungkasnya.

Berita Lainnya
×
tekid