close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Gelandangan tidur di depan pertokoan di AS./Foto UCSF
icon caption
Gelandangan tidur di depan pertokoan di AS./Foto UCSF
Sosial dan Gaya Hidup
Senin, 25 Agustus 2025 17:17

Solusi mengatasi tunawisma di perkotaan

Kurangnya sarana, prasarana, dan anggaran, serta koordinasi antardinas, menghambat upaya penertiban dan penanganan gelandangan secara maksimal.
swipe

Gelandangan atau tunawisma di perkotaan bisa disebabkan oleh kemiskinan struktural, kurangnya modal dan keterampilan kerja, serta ketidakmampuan untuk bekerja. Faktor sosial seperti budaya ramah di kota tertentu yang menjadi tujuan gelandangan, serta rendahnya harga diri dan pasrah pada nasib, juga memperburuk keadaan. Selain itu, kurangnya sarana, prasarana, dan anggaran, serta koordinasi antardinas, menghambat upaya penertiban dan penanganan gelandangan secara maksimal. 

Berikut adalah solusi jangka pendek dan panjang untuk mengatasi tunawisma, dikutip dari makalah Direktur Kebijakan, Peradilan Pidana, dan Kebebasan Sipil Lisel Petis di R Street, dengan studi kasus di Amerika Serikat.

Pelatihan dan dukungan keuangan

Memberikan pelatihan keuangan, seperti cara membuka rekening bank, mengatur anggaran, memperbaiki skor kredit, menabung, hingga berinvestasi, bisa sangat membantu. Pelatihan ini juga mencakup topik lebih luas, seperti kewirausahaan, kepemilikan rumah, atau persiapan menghadapi biaya besar. Dengan keterampilan ini, seseorang lebih mampu mengelola uang, menabung untuk keadaan darurat, dan terhindar dari situasi yang berisiko menyebabkan tunawisma.

Menyediakan pekerjaan

Program kerja, misalnya membersihkan lingkungan atau membantu pengelolaan fasilitas dapat memberi kesempatan kerja bagi para tunawisma. Selain mendapatkan penghasilan, mereka juga bisa kembali terhubung dengan masyarakat dan layanan sosial yang tersedia.

Program penyebaran hunian

Alih-alih membangun rumah baru, ada program yang memanfaatkan unit sewa pribadi yang sudah ada. Dengan bantuan voucher dari pemerintah, tunawisma bisa tinggal di rumah sewa di berbagai komunitas. Program ini biasanya disertai pendampingan, sehingga penghuni dapat menjaga stabilitas dan mandiri.
Kelebihan metode ini adalah proses penempatan yang cepat, memanfaatkan hunian yang sudah tersedia, serta mendorong inklusi sosial.

Kota-kota kini mulai berinovasi dalam penyediaan perumahan murah, seperti menggunakan teknologi cetak 3D, otomatisasi desain dengan AI, hingga melonggarkan aturan zonasi. Kekurangan perumahan terjangkau terbukti berhubungan langsung dengan meningkatnya tunawisma. Ketika harga sewa naik, semakin banyak keluarga berpenghasilan rendah yang tidak mampu membayar rumah.

Memanfaatkan hotel kosong untuk menampung tunawisma juga bisa jadi solusi. Hotel menawarkan lingkungan yang lebih aman, privat, dan nyaman dibandingkan tempat penampungan umum. Selain itu, penghuni juga mendapat waktu dan ruang untuk mencari solusi perumahan permanen.

Akses pengobatan lebih luas

Hampir separuh orang Amerika Serikat yang membutuhkan layanan kesehatan mental atau penyalahgunaan zat tidak mendapatkannya, terutama karena biaya dan keterbatasan layanan. Padahal, masalah kesehatan mental dan kecanduan sering berkaitan dengan tunawisma. Solusinya, perawatan bisa diperluas dengan melatih dokter umum agar mampu menangani kasus dasar, menempatkan tenaga spesialis di pusat layanan primer, serta meningkatkan pendanaan untuk layanan kesehatan perilaku.

Pengadilan tunawisma atau komunitas

Pengadilan khusus ini membantu tunawisma menyelesaikan masalah hukum, seperti surat perintah atau kasus pidana kecil, melalui program layanan sosial. Sering kali, kasus mereka bisa dibatalkan setelah mengikuti layanan tersebut. Pendekatan ini menekankan rehabilitasi, bukan hukuman, sekaligus menghubungkan peserta dengan perumahan, program kesehatan, dan dukungan sosial. Hasilnya, stabilitas mereka meningkat, angka pelanggaran berulang menurun, dan masyarakat ikut merasakan manfaatnya.

img
Kudus Purnomo Wahidin
Reporter
img
Fandy Hutari
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan