close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Makanan kaya flavonoid./Foto PixelPerfectMom/Pixabay.com
icon caption
Makanan kaya flavonoid./Foto PixelPerfectMom/Pixabay.com
Sosial dan Gaya Hidup - Kesehatan
Selasa, 10 Juni 2025 06:19

Teh, beri, cokelat hitam, dan apel membuat panjang umur

Makanan tersebut mengandung flavonoid yang bisa mencegah beberapa penyakit.
swipe

Teh, buah beri, cokelat hitam, dan apel mungkin merupakan makanan favorit Anda. Makanan itu memang terasa enak dan disukai banyak orang. Namun, selain lezat, makanan tadi juga bisa menurunkan risiko terkena kondisi kesehatan serius dan berpotensi membuat seseorang lebih lama alias panjang umur.

Hal itu merupakan temuan para peneliti dari Universitas Queen Belfast, Universitas Edith Cowan Perth, Universitas Kedokteran Wina, dan Universitas Wien berjudul “High diversity of dietary flavonoid intake is associated with a lower risk of all-cause mortality and major chronic diseases” yang terbit di jurnal Nature Food (2025).

Temuan ini mengungkap, meningkatkan keragaman flavonoid dalam makanan bisa membantu mencegah perkembangan kondisi kesehatan, seperti diabetes tipe 2, penyakit kardiovaskular, kanker, dan penyakit neurologis.

Flavoloid adalah senyawa alami yang termasuk dalam kelompok metabolit sekunder polifenol yang ditemukan pada tumbuhan dan juga dikonsumsi melalui makanan manusia. Senyawa ini dikenal karena sifat antioksidannya dan berbagai manfaat kesehatan lainnya.

Flavonoid ditemukan dalam makanan nabati, seperti teh, blueberry, stroberi, jeruk, apel, anggur, bahkan anggur merah dan cokelat hitam. Ada lima kelompok utama flavonoid yang mencakup lusinan bahan kimia unik. Satu kelompok uamanya adalah antosianin, yang dapat ditemukan dalam anggur.

Teh kaya akan flavan-3-ols, sedangkan jus jeruk penuh dengan flavonon, dan kangkung punya kadar flavon yang tinggi. Apel dan teh juga mengandung beberapa flavonoid dari kategori berbeda.

Penelitian ini melacak lebih dari 120.000 warga Inggris yang terdaftar di UK Biobank, berusia 40 hingga 70 tahun selama lebih dari satu dekade. Para peneliti mengamati manfaat dari keberagaman bahan kimia tadi dalam makanan seseorang.

Dikutip dari Telegraph, data menunjukkan, peserta yang mengonsumsi sedikitnya 1.000 miligram flavonoid sehari memiliki kemungkinan seperlima lebih rendah untuk meninggal selama periode penelitian.

Analisis lebih lanjut tentang dampak keragaman flavonoid menemukan, orang-orang dalam 20% terbawah studi tersebut rata-rata hanya mengonsumsi satu produk makanan yang kaya akan flavonoid dalam sehari. Mereka yang termasuk dalam 20% teratas yang mengonsumsi lima porsi makanan kaya flavonoid sehari ditemukan punya risiko kematian 16% lebih rendah selama periode penelitian.

Orang-orang yang mengonsumsi lima flavonoid sehari juga ditemukan memiliki risiko 10% lebih rendah terhadap penyakit kardiovaskular, ketika memperhitungkan faktor-faktor, seperti jenis kelamin, pendidikan, indeks massa tubuh, profesi, pendapatan, kebiasaan minum alkohol dan merokok, riwayat medis, serta aspek lain dari diet.

Risiko kanker pun 20% lebih rendah pada mereka yang mengonsumsi lima porsi buah dan sayur sehari dibandingkan dengan meeka yang hanya mengonsumsi satu posri buah dan sayur.

“Asupan flavonoid sekitar 500 miligram sehari dikaitkan dengan risiko kematian karena sebab apa pun yang lebih rendah sebesar 16%, serta risiko penyakit kardiovaskular, diabetes tipe 2, dan penyakit pernapasan yang lebih rendah sebesar ~10%. Jumlah tersebut kira-kira sama dengan jumlah flavonoid yang Anda konsumsi dalam dua cangkir teh,” kata peneliti dari Universitas Queen Belfast dan salah satu pimpinan studi, Benjamin Parmenter, dikutip dari situs Edith Cowan University.

Parmenter menambahkan, mereka yang mengonsumsi flavonoid dalam jumlah paling banyak, memiliki risiko lebih rendah terkena penyakit-penyakit tersebut. Bahkan, saat mengonsumsi jumlah total yang sama. Misalnya, daripada hanya minum teh, lebih baik mengonsumsi berbagai makanan kaya flavonoid.

“Kami juga tahu dari data laboratorium dan studi klinis kalau flavonoid yang berbeda bekerja dengan cara yang berbeda, beberapa meningkatkan tekanan darah, yang lain membantu kadar kolesterol dan mengurangi peradangan,” ujar salah seorang pemimpin studi dan peneliti Co-Centre for Sustainable Food Systems dan Institute for Global Food Security di Universitas Queen Belfast, Aedin Cassidy.

Penulis studi lainnya yang berasal dari Universitas Kedokteran Wina, Tilman Kuhn mencatat, pentingnya kebragaman asupan flavonoid belum pernah diteliti sebelumnya. Hal ini menjadikan temuan mereka sangat penting karena sejalan dengan klaim populer kalau mengonsumsi makanan berwarna-warni sangat dianjurkan untuk menjaga kesehatan.

"Mengonsumsi buah-buahan dan sayur-sayuran dalam berbagai warna, termasuk yang kaya akan flavonoid, berarti Anda lebih mungkin memperoleh vitamin dan nutrisi yang dibutuhkan untuk mempertahankan gaya hidup yang lebih sehat," kata Kuhn.

img
Fandy Hutari
Reporter
img
Fandy Hutari
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan