sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Kisah eks Dirut PT Pos kembangkan wisata Toya Devasya

Berlokasi di kawah Gunung Batur, Toya Devasya mengawinkan wisata alam dengan kegiatan pendakian.

Robertus Rony Setiawan
Robertus Rony Setiawan Sabtu, 09 Nov 2019 19:00 WIB
Kisah eks Dirut PT Pos kembangkan wisata Toya Devasya

Kiprah I Ketut Mardjana di BUMN memang tidak perlu diragukan lagi. Ia malang melintang dalam berbagai posisi di BUMN. 

Pernah menjadi Direktur Utama PT Pos Indonesia pada tahun 2009 hingga 2012, Ketut dinilai berjasa membangun sistem pos berbasis teknologi. 

Usai tak lagi berkpirah di BUMN Pos tersebut, rupanya Ketut pulang kampung dan mengembangkan bisnis di sektor pariwisata bernama Toya Devasya. 

Membaca tren pariwisata digital, Ketut mengembangkan Toya Devasya sejak tahun 2014. Toya Devasya adalah sebuah beach club yang berada di tepi danau dataran tinggi Kintamani, Bali. 

Nama Toya Devasya bukan tanpa makna, nama ini sarat filosofi yang berarti sumber air sebagai berkah dari Tuhan. Berdiri pada tahun 2002, yang unik dari beach club ini adalah menawarkan pilihan destinasi wisata alam dan budaya khas Kintamani. 

Berlokasi dekat dengan kawah Gunung Batur, Kintamani, Bali, Toya Devasya menyajikan produk olahan kopi Kintamani dan Kopi khas Trunyan, Bali. Toya Devasya memang menonjolkan wisata alam sebagai tawaran bagi wisatawan.

Meski begitu, Ketut juga membungkusnya dengan sejumlah aktivitas luar ruang. Misalnya: kegiatan pendakian, bersepeda, dan melaut menggunakan sampan. 

Selain itu, ada juga wisata budaya yang dibangun dengan konsep festival dan dibalut dengan sebuah kisah tentang perkawinan antara Raja Bali dengan putri Tionghoa, di zaman dahulu kala. 

Sponsored

"Area di Toya Devasya dikelilingi dengan pura sebagai bentuk akulturasi budaya Cina dan Bali. Kami juga adakan Festival Kintamani Balingkang," ujar Ketut. 

Saat ini, pengunjung Toya Devasya didominasi oleh wisatawan dari China, Australia dan negara-negara Eropa. Secara persentase paling banyak berasal dari turis China sebanyak 70%, dan 20%-23% berasal dari wisatawan Indonesia.

Dekat dengan dunia digital, Ketut pun memasarkan Toya Devasya dengan mengdepankan prinsip digital marketing. Ia bahkan merekrut sejumlah ahli pemasaran digital dari Bandung, Jawa Barat. 

"Sebagai pimpinan, saya harus memonitor agar dapat betul-betul menguasai prinsip digital marketing. Usaha ini bersifat sosial tetapi juga terhubung ke bisnis," 

Atas pencapaian tersebut, Ketut pun meraih penghargaan sebagai Indonesia Most Leading Award Leader Award 2019 dari Indonesia Achievement Center. 

Berita Lainnya
×
tekid