sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Waspada, minuman manis dapat merusak kesehatan jantung

Tidak hanya menyebabkan diabetes, sering mengonsumsi minuman manis dapat meningkatkan risiko penyakit jantung.

Alia Kirana
Alia Kirana Senin, 13 Nov 2017 17:20 WIB
Waspada, minuman manis dapat merusak kesehatan jantung

Kamu gemar minum-minuman manis dalam kemasan seperti soda, jus buah, dan sport drink? Jika ya, kamu perlu perlu mempertimbangkan untuk mengurangi konsumsi minuman tersebut. Atau bila perlu, harus berhenti mengonsumsinya.

Sebuah kajian baru menunjukkan bahwa memuaskan dahaga dengan meneguk minuman manis tidak hanya berkontribusi terhadap risiko obesitas. Sering minum-minuman manis ternyata dapat meningkatkan risiko diabetes tipe 2, sindrom metabolik, dan penyakit jantung.

Kajian tersebut mencakup 36 penelitian yang melihat efek minuman manis terhadap kesehatan jantung dan metabolis. Kajian dilakukan dalam 10 tahun terakhir. "Beberapa penelitian menemukan bahwa mengonsumsi dua minuman manis dalam seminggu dikaitkan dengan peningkatan risiko sindrom metabolik, diabetes, penyakit jantung, dan stroke," kata peneliti senior Faadiel Essop, yang juga seorang profesor di Stellenbosch University, Afrika Selatan seperti dilansir webmd.com.

"Penelitian yang lain menemukan bahwa mengonsumsi satu minuman manis per hari dikaitkan dengan tekanan darah tinggi," kata Faadiel. Dia menambahkan, yang lebih mengkhawatirkan lagi, beberapa penelitian menemukan bahwa minuman manis dapat meningkatkan tekanan darah pada remaja.

Sebagai informasi, sindrom metabolik terjadi ketika seseorang memiliki tiga atau lebih faktor risiko penyakit jantung seperti obesitas perut, hiperkolesterolemia (kadar kolesterol tinggi), hiperglikemia (kadar gula darah tinggi), hipertensi (tekanan darah tinggi), dan intoleransi glukosa atau resistensi insulin.

Menurut para peneliti, semua penelitian tersebut memiliki hasil yang beragam. Namun, sebagian besar mengungkapkan bahwa terdapat hubungan antara minuman manis dan risiko sindrom metabolik. Sebagian besar penelitian juga mengamati orang-orang yang mengonsumsi lebih dari lima minuman manis dalam seminggu.

"Tidak jelas bagaimana minuman manis dapat meningkatkan kemungkinan sindrom metabolik," kata Faadiel.

Sponsored

Namun tentu saja, konsumsi minuman tinggi gula berlebih dikaitkan dengan lingkar pinggang yang lebih tinggi, salah satu faktor sindrom metabolik, dan penambahan berat badan. Minuman seperti itu juga dikaitkan dengan penurunan sensitivitas insulin (risiko diabetes), kolesterol abnormal, dan tekanan darah tinggi.

"Meski memiliki jumlah kalori yang sama dengan makanan padat, orang-orang yang mengonsumsi minuman manis tidak merasa kenyang," kata Faadiel. Mungkin, hal itu yang menyebabkan orang-orang tersebut makan atau minum lebih banyak.

Pada kesempatan lain, Dr. Joel Zonszein, director of the clinical diabetes center di Montefiore Medical Center, New York, Amerika Serikat, mengatakan bahwa buah memang merupakan asupan yang baik.  Misalnya, apel mengandung banyak serat dan rasa kenyang yang muncul jauh lebih baik.

"Tetapi bila mengonsumsi segelas jus apel kemasan, Anda akan mendapatkan gula yang lebih banyak dan minim serat. Minuman seperti itu yang akan meningkatkan kadar gula darah, " kata Joel.

Dr. William Cefalu, chief scientific, medical and mission officer dari American Diabetes Association, mengatakan bahwa penelitian yang termasuk dalam tinjauan ini adalah penelitian observasional. Penelitian ini dapat menjadi titik awal yang baik dalam melihat masalah medis. Namun penelitian ini tidak dapat membuktikan sebab akibat.

"Yang dapat kami pastikan adalah bahwa minuman manis menyediakan sejumlah kalori berlebih tanpa manfaat nutrisi, dan kelebihan kalori dapat menyebabkan kenaikan berat badan, "kata William.

Kamu perlu ingat bahwa kelebihan berat badan merupakan faktor risiko yang signifikan untuk diabetes tipe 2 dan penyakit jantung. Jadi, pada akhirnya, air putih adalah yang terbaik untuk mengatasi dahaga di tenggorokan Anda. 

Berita Lainnya
×
tekid