close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Irjen Ferdy Sambo dan Fahmi Alamsyah. Foto Ist
icon caption
Irjen Ferdy Sambo dan Fahmi Alamsyah. Foto Ist
Nasional
Kamis, 25 Agustus 2022 11:59

Peran Fahmi Alamsyah, eks penasihat Kapolri didalami di kasus Ferdy Sambo

Fahmi Alamsyah diangkat sebagai penasihat ahli Kapolri bidang Komunikasi Publik sejak tahun 2020.
swipe

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo memastikan akan mendalami keterlibatan Fahmi Alamsyah, penasihat ahli Kapolri bidang Komunikasi Publik dalam kasus penembakan Brigadir Yosua Hutabarat alias Brigadir J. Berdasarkan informasi yang berkembang, Fahmi Alamsyah diduga terlibat dalam pembuatan narasi rekayasa pembunuhan Brigadir J.

"Apabila memang ada keterlibatan dengan penyusunan skenario, saya sudah perintahkan tim untuk mendalami," kata Kapolri Listyo Sigit dalam rapat kerja dengan Komisi III DPR di Senayan, Rabu (24/8).

Fahmi Alamsyah diangkat sebagai penasihat ahli Kapolri bidang Komunikasi Publik sejak tahun 2020. Saat itu, Kapolri dijabat oleh Jenderal (Purn) Idham Azis.

Kendati menjabat sebagai penasihat ahli, namun Listyo mengaku belum pernah bertemu Fahmi Alamsyah sejak ia menjadi orang nomor satu di Korps Bhayangkara. Menurut Listyo, Fahmi justru sering bertemu dan dekat dengan eks Kadiv Propam Polri Irjen Pol Ferdy Sambo.

"Keseharian, saya belum pernah ketemu (Fahmi Alamsyah). Sehari-hari, beliau lebih sering bersama Sambo," jelas Sigit.

Selain itu, Listyo juga menyebut Fahmi telah mengundurkan diri dari jabatannya sebagai penasehat ahli Kapolri.

Pengamat komunikasi publik, Emrus Sihombing menilai, pengunduran diri Fahmi sudah tepat. Menurutnya, dugaan keterlibatan Fahmi dalam pembuatan skenario rekayasa penembakan Brigadir J tidak mencerminkan kapasitasnya sebagai penasehat ahli Kapolri bidang komunikasi.

Menurut Emrus, dugaan keterlibatan Fahmi tentu saja mencoreng nama baik Kapolri Listyo Sigit.

"Staf khusus atau penasehat ahli di mana pun, harus memang mengedepankan integritas, baru kapabilitas. Jadi kedepankan integritas, karena apa, melekat pada dia nama atau jabatan pimpinannya," kata Emrus saat dihubungi Alinea.id, Kamis (25/8).

Selain integritas, lanjut Emrus, penunjukkan staf ahli juga harus sesuai dengan kapabilitasnya. Dalam hal ini, kata Emrus, seseorang yang ditunjuk sebagai penasihat ahli bidang komunikasi seyogyanya adalah seorang komunikolog.

"Supaya dia mengerti betul konsep komunikasi dan aksiologi (penerapan komunikasi di ruang publik). Sebab, setiap pesan komunikasi, begitu dilontarkan ke publik tidak bisa ditarik lagi, sekalipun dia minta maaf. Jadi begitu dia menulis rilis, tentu itu tidak bisa ditarik lagi," katanya.

Terkait posisi Fahmi yang lebih dekat dengan Sambo ketimbang Kapolri, Emrus menyebut jika hal itu sudah menunjukan Fahmi tidak profesional dalam menjalankan tugasnya.

"Dia tidak profesional, dia tidak tahu apa yang dikerjakannya. Boleh jadi, dia pada kategori tahu tapi tidak dilakukan. Berarti dia punya agenda tertentu," pungkas Emrus.

img
Marselinus Gual
Reporter
img
Fitra Iskandar
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan