Rumah Sakit Bhayangkara Tingkat I Raden Said Soekanto, Kramat Jati, Jakarta Timur, telah bersiap melakukan proses identifikasi korban pesawat jatuh Lion Air JT-610. 66 ahli forensik dikerahkan untuk mengautopsi jenazah korban pesawat yang jatuh di perairan Tanjung Karawang.
"Semua (ahli) sudah merapat, ada 66 tenaga forensik yang disiagakan," kata Kepala Instalasi Kedokteran Forensik Kombes Pol Edi Purnomo di Jakarta, Senin (29/10).
Pengerahan ahli forensik ini, dilakukan karena jenazah korban akan dibawa ke rumah sakit tersebut. Namun hingga saat ini, belum ada jenazah atau potongan tubuh korban yang dibawa ke RS Polri itu.
Meski demikian, keluarga korban diharapkan segera menyambangi rumah sakit, untuk proses pengambilan data antemortem (data fisik korban sebelum meninggal). Data ini akan memudahkan proses identifikasi yang dilakukan para petugas.
Kepala Rumah Sakit Polri, Kombes Pol. Musyafak mengatakan, pihaknya telah menyiapkan posko antemortem untuk pengambilan data keluarga korban. Lokasinya berada di instalasi identifikasi korban bencana (Disaster victim investigation/DVI) RS Polri, di Kramat Jati, Jakarta Timur.
"Kami sudah koordinasi dengan pihak Lion untuk disampaikan kepada keluarga korban, untuk bisa hadir disini," ujar Musyafak.
Hingga saat ini, petugas gabungan tengah melakukan proses pencarian di lokasi ditemukannya puing-puing pesawat. Para penyelam pun telah dikerahkan untuk mencari korban dan kotak hitam yang berada di dalam air.
Pesawat Lion Air JT610 berangkat dari Bandara Soekarno Hatta pada pukul 06.20 WIB, dijadwalkan tiba di Bandara Depati Amir, Pangkal Pinang, pada pukul 7.10 WIB.
Pesawat tersebut mengangkut total 189 penumpang, terdiri atas 178 orang dewasa, satu anak-anak, dua bayi, dan tujuh kru. (Ant)