sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Air laut di pesisir Lampung Timur mulai normal

Pantauan kondisi di tepi Pantai Kuala Penet, Desa Margasari, Kecamatan Labuhan Maringgai, Minggu menjelang siang menunjukkan air laut pasang

Satriani Ariwulan
Satriani Ariwulan Minggu, 23 Des 2018 10:22 WIB
Air laut di pesisir Lampung Timur mulai normal

Kondisi air di pesisir laut pantai Kabupaten Timur, Lampung Timur, Provinsi Lampung, pada Minggu pagi ini terlihat mulai pasang, namun relatif masih normal.

Pantauan kondisi di tepi Pantai Kuala Penet, Desa Margasari, Kecamatan Labuhan Maringgai, Minggu menjelang siang menunjukkan air laut pasang tidak berombak. Angin pun bertiup tenang.

Sejumlah nelayan tampak melakukan aktivitas melaut seperti biasanya. Di TPI Kuala Penet nelayan pun banyak membongkar hasil tangkapan melautnya.

Musthofa (28), nelayan tradisional setempat saat ditemui mengatakan pada Sabtu (22/12) malam pukul 19.00 WIB kondisi air laut di Pantai Kuala Penet sempat surut dan surutnya itu tidak seperti hari biasanya.

"Surutnya berbeda dari biasanya, semalam agak jauh surut airnya," ujarnya lagi. Adapun air laut pasang mulai berlangsung sejak pukul 04.00 WIB.

Menurut dia, kondisi air laut pasang adalah hal biasa. "Air laut pasang ini kondisi biasa, memang sering terjadi," kata Musthofa.

Mastur (50), nelayan lainnya menyatakan sudah biasa menyaksikan air laut pasang di daerahnya. "Ya memang lagi waktunya air laut pasang," katanya pula.

Terkait peristiwa gelombang tinggi dan tsunami yang menerjang kawasan pesisir Kabupaten Pandeglang di Provinsi Banten, termasuk daerah Pantai Anyer dan kawasan pesisir Kabupaten Lampung Selatan tidak membuat nelayan atau warga di Desa Margasari, Lampung Timur panik.

Sponsored

"Karena air laut di sini pasangnya normal, airnya tidak naik ke daratan, sehingga kami tidak khawatir," ujar Yanto, warga lainya, sehingga warga dan nelayan pun melakukan aktivitas seperti biasanya.

"Ya sempat khawatir semalam sampai pagi ini, tapi setelah lihat air laut pasang biasa ya kami tidak khawatir," katanya lagi.

Ketua Tagana Kabupaten Lampung Timur Edi Siswanto saat dihubungi mengatakan kondisi pantai timur laut Lampung Timur normal. "Saya sudah cek pagi ini, kondisi air laut di pantai normal, baik yang di Pasir Sakti dan Labuhan Maringgai," ujar Edi.

Meski demikian, dia meminta warga tetap waspada mengingat cuaca sedang tidak normal karena masuk musim penghujan.

"Warga tetap diminta waspada," katanya pula.

Pemkab siapkan kebutuhan korban

Pemerintah Kabupaten Lampung Selatan segera menyiapkan kebutuhan yang diperlukan bagi para korban bencana tsunami dan gelombang tinggi di pesisir Selat Sunda, berdampak menimbulkan korban warga pesisir Kabupaten Lampung Selatan.

Pelaksana Tugas (Plt) Bupati Lampung Selatan (Lamsel) Nanang Ermanto, di Kalianda, Lampung Selatan, Minggu, menegaskan, Pemkab Lamsel akan menyiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan. Dia telah memerintahkan jajaran untuk melakukan petunjuk pengamanan, arahan keselamatan, serta melakukan pendataan dan berkoordinasi dengan semua stakeholder terkait.

"Kita sangat terkejut, dan berduka. Karena ini musibah alam tidak ada yang bisa menduga," kata Nanang seperti disampaikan oleh Plt. Kepala Dinas Kominfo Pemkab Lamsel M Sefri Masdian.

"Nanti pemerintah akan menyiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan," kata Nanang lagi.

Dari informasi yang diterima tim ini, Plt Bupati Lamsel, Nanang Ermanto saat kejadian sedang berada di Jakarta, untuk menghadiri acara penyerahan penghargaan Anugerah Kencana Tahun 2018 tingkat nasional dari BKKBN Pusat.

Rencananya, Nanang akan menerima penghargaan itu hari ini. Namun, dirinya memilih kembali ke Lamsel.

"Yang penting, saat ini masyarakat tetap tenang dan waspada, dan tidak melakukan aktivitas di sekitar pesisir pantai," ujar Nanang sebelum bertolak ke Lampung pukul 06.00 WIB, Minggu pagi.

BMKG Sebut Tsunami Sementara itu, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melalui twitnya awalnya menyatakan fenomena tersebut bukan tsunami melainkan gelombang tinggi. Namun, dalam siaran persnya, setelah melihat data dari empat stasiun pengamatan, BMKG menyebut gelombang tersebut termasuk tsunami.

Setelah dikaji, BMKG dan Badan Geologi-institusi yang memiliki otoritas untuk menetapkan fenomena alam di Indonesia, memastikan gelombang air yang terjadi pada Sabtu (22/12) malam, merupakan tsunami.

Hasil pengamatan menunjukkan tinggi gelombang masing-masing 0,9 meter di Serang, Banten pada pukul 21.27 WIB, 0,35 meter di Banten pada pukul 21.33 WIB, 0,36 meter di Kota Agung (Tanggamus, Lampung) pada pukul 21.35 WIB, dan 0,28 meter pada pukul 21.53 WIB di Pelabuhan Panjang, Bandarlampung, Lampung.

"Dari analisis lebih lanjut, itu merupakan gelombang tsunami tipe polanya mirip gelombang tsunami yang terjadi di Palu, sehingga tim kami berkoordinasi dan akhirnya sepakat diduga tsunami, karena datanya belum cukup, karena belum bisa megecek ke lapangan," ujar Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati dalam keterangannya saat jumpa pers di Kantor BMKG, Jakarta, Minggu, pukul 02.00 WIB. (Ant)

Berita Lainnya
×
tekid