close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Penampakan Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) dengan kapal Coast Guard China via layar kamera intai dari Pesawat Boeing 737, Sabtu (4/1)/Foto: Antara.
icon caption
Penampakan Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) dengan kapal Coast Guard China via layar kamera intai dari Pesawat Boeing 737, Sabtu (4/1)/Foto: Antara.
Nasional
Selasa, 07 Januari 2020 17:51

Celah kapal-kapal asing merangsek masuk ke laut Natuna

Waktu pergantian petugas dimanfaatkan nelayan asing menjarah kekayaan laut.
swipe

Kapal-kapal asing di perairan Natuna memanfaatkan jam pergantian penjagaan petugas untuk merangsek masuk dan menjarah kekayaan laut tersebut.

"Waktu pergantian dimanfaatkan nelayan asing untuk menjarah kekayaan laut kita," kata Bupati Natuna Kepulauan Riau Hamid Rizal di Natuna, Selasa (7/1).

Selama ini, jelas dia, aparat keamanan telah menjaga wilayah perbatasan secara bergantian. Hanya saja pihak asing memanfaatkan waktu pergantian petugas yang memakan waktu belasan jam, mengingat jarak yang tidak dekat untuk mencapai Laut Natuna.

"Karena dari sini ke sana paling cepat 10 jam. Selama ini mereka menunggu di luar perbatasan. Begitu jeda ini masuk," ungkap bupati.

Untuk itu, bupati meminta agar pengawasan perbatasan dilakukan terus menerus tanpa jeda, sehingga tidak ada celah bagi kapal asing masuk ke perairan Natuna.

"Jangan nelayan asing saja yang dikawal coast guard. Supaya kapal perang kita, coast guard, Bakamla senantiasa berada di perbatasan agar nelayan tidak ragu mencari nafkah mencari ikan di Laut Natuna Utara," jelasnya.

Dia berharap tidak ada lagi kapal asing yang masuk wilayah perairan Natuna, karena mengganggu nelayan setempat yang melaut dengan menggunakan kapal kecil, hanya 3 sampai 4 ton. Sedangkan kapal asing menggunakan kapal besar di atas 30 GT.

"Saya sebagai bupati berharap agar kapal-kapal asing tidak ada lagi yang masuk wilayah Kabupaten Natuna. Kalau ada sangat menganggu nelayan Natuna," harapnya.

Pun dengan pemangku kedaulatan di laut seperti TNI AL, Bakamla dan Polair, diharapkan bisa melakukan pengawasan secara terus menerus di wilayah perbatasan Laut Natuna Utara.

"Sehingga nelayan Natuna merasa aman tidak ada gangguan dari pihak asing," tutupnya. (Ant)

img
Fathor Rasi
Reporter
img
Fathor Rasi
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan