sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Cerita UAS dicegah masuk Singapura

UAS mengaku dimasukkan ke dalam ruangan berukuran 1x2 meter.

Immanuel Christian
Immanuel Christian Selasa, 17 Mei 2022 12:02 WIB
Cerita UAS dicegah masuk Singapura

Ustaz Abdul Somad (UAS) mengunggah cuplikan video dalam media sosial yang menunjukkan keberadaan dirinya dalam ruangan berukuran 1x2 meter dan membuat dirinya seakan berada di penjara kecil milik pihak imigrasi. Unggahan video tersebut muncul sebelum dirinya dideportasi dari Singapura.

UAS mengatakan, keluarganya berniat untuk liburan di Singapura, mengingat keberangkatan mereka ke sana bertepatan pada Hari Raya Waisak, Senin (16/5). Pada Selasa (17/5), menjadi jadwal kepulangan dan akhir liburan singkat mereka.

“Sejatinya kami akan pulang besok, 17 Mei meninggalkan Singapura tapi kami semuanya dideportasi,” kata UAS dalam akun Youtube HAI GUYS OFFICIAL saat dikutip Alinea.id, Selasa (17/5).

Jebolan Al-Azhar Mesir itu menyampaikan, kedatangannya di Pelabuhan Tanah Merah pada pukul 13.30 WIB. Ia berangkat dengan keluarga dan keluarga sahabatnya.

Ketika sampai di Kota Singa itu, pihak imigrasi melakukan pemeriksaan administrasi terhadap setiap orang termasuk keluarganya. Sang istri, anak, sahabatnya, istri sang sahabat, dan anaknya semua diperiksa.

UAS menjadi orang terakhir yang diperiksa dalam rombongan tersebut. Pemeriksaan kemudian tidak berjalan mulus dan UAS dipisahkan dari rombongan menuju ruangan berukuran 1x2 meter.

“Saya dipisahkan di ruangan lebarnya 1 meter panjangnya 2 meter macam liang lahat,” ucap UAS.

Sebelum dipisahkan, UAS ditanya oleh pihak imigrasi mengenai kepergiannya ke Singapura. Mereka ingin memastikan UAS berangkat seorang diri atau bersama orang lain.

Sponsored

UAS menunjuk rombongannya sembari mengatakan rombongan yang bersama dirinya adalah keluarga dan sahabatnya. Pihak imigrasi kemudian membawa rombongan tersebut dan memisahkannya dengan UAS.

Pengajar kerohanian ini kemudian meminta penjelasan pihak Singapura mengenai sikap tersebut. Ia menuntut Duta Besar Singapura di Indonesia untuk menjelaskan perkaranya.

“Itulah yang mereka tidak bisa menjelaskan, jadi pegawai imigrasi tidak bisa jelaskan. Ambassador of Singapore in Jakarta, you have to explain to our communitty, why  did your country, why did your goverment reject us? Why did your goverment deport us? Kenapa? Apa karena teroris, apa karena ISIS, apa karena bawa narkoba? Itu mesti dijelaskan,” tutur UAS.

Ia kemudian membandingkan pengalamannya saat ke Timor Leste, kehadirannya untuk mengikuti acara pada 2018. Namun, pihak imigrasi tidak mengizinkan UAS untuk masuk ke wilayah tersebut. Inisiatif, UAS bertanya ke salah satu pegawai imigrasi yang menjawab kedatangan saat ustaz dicurigai sebagai teroris.

UAS merasa heran dengan sikap yang diambil oleh pihak Singapura lantaran tidak dapat memberikan penjelasan dan dianggap angkuh. Padahal, kedatangannya di sana tidak lain hanya ingin berlibur.

“Terpikir saya negara ini kecil saja, kencing kita sama-sama di Indonesia diarahkan pipa ini, tenggelam dia, kok sombong kali dia gitu. Padahal dulu diserang sama Demak, coba bayangkan dulu gimana Tamasik diserang sama Demak, tunggang langgang,” jelas UAS.

Berita Lainnya
×
tekid