sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Jemaah haji diimbau tak saling tukar gelang identitas

Jemaah diimbau untuk tetap memakai gelang itu sejak diterima di Arab Saudi sampai kembali ke domisili masing-masing di Indonesia.

Gempita Surya
Gempita Surya Jumat, 10 Jun 2022 19:29 WIB
 Jemaah haji diimbau tak saling tukar gelang identitas

Kementerian Agama menekankan pentingnya pemakaian gelang identitas bagi para jemaah Indonesia yang tengah menunaikan ibadah haji di Tanah Suci. Gelang tersebut memudahkan identifikasi jemaah ketika terpisah.

Sejak penyelenggaraan Haji 1995, Kementerian Agama membekali jemaah dan petugas haji Indonesia dengan gelang identitas. Jemaah diimbau untuk tetap memakai gelang itu sejak diterima di Arab Saudi sampai kembali ke domisili masing-masing di Indonesia.

"Kami mengimbau kepada seluruh jemaah agar memakai gelang identitas tersebut sejak diterima sampai kembali ke rumah domisili masing-masing di Tanah Air. Jangan hanya disimpan karena takut hilang,” kata Juru Bicara Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Pusat Akhmad Fauzin dalam keterangan pers, Jumat (10/6).

Akhmad mengatakan, jemaah juga tidak diperbolehkan saling bertukar gelang identitas. Gelang tersebut memuat sejumlah informasi penting terkait jemaah yang sebaiknya dipahami oleh masing masing jemaah.

Ada enam kolom dalam gelang identitas jemaah haji Indonesia. Kolom pertama, berisi keterangan asal embarkasi dan tahun keberangkatan. Misalnya, di kolom pertama tertulis JKS 1443H yang artinya jemaah asal embarkasi Jakarta-Bekasi yang berangkat pada 1443 H.

Kemudian, kolom kedua berisi nomor kloter, dan kolom ketiga memuat keterangan Nomor Paspor jemaah. Di kolom keempat terdapat tulisan Jemaah Haji Indonesia dalam Bahasa arab "al hajjul Indonesiyyi".

Kolom kelima berisi nama jemaah atau petugas sesuai nama yang tertera di buku paspor. Lalu, kolom terakhir berisi ikon Bendera Indonesia yang sekaligus berfungsi sebagai penanda jemaah atau petugas asal Indonesia.

Gelang identitas ini menjadi ciri khas jemaah dan petugas haji Indonesia, bahkan seiring berjalannya waktu ditiru negara-negara lain.

Sponsored

“Gelang tersebut terbukti sangat memudahkan berbagai pihak untuk mengidentifikasi jemaah ketika terpisah, lupa arah jalan ke pemondokan, dan lain-lain,” tegas Fauzin.

Sampai dengan hari kelima pemberangkatan, sebanyak 14.757 jemaah haji asal Indonesia sudah tiba di Madinah. Sementara pada pemberangkatan hari keenam, 3.226 jemaah akan diberangkatkan ke Madinah.

Ada delapan kloter dari lima embarkasi yang diberangkatkan Jumat (10/6). Dari embarkasi Jakarta Pondok Gede (JKG) diberangkatkan 1 kloter dengan jumlah jemaah 393 orang, sementara 2 kloter asal embarkasi Jakarta Bekasi (JKS) diberangkatkan dengan jumlah jemaah 820 orang.

Kemudian, satu kloter asal embarkasi Padang (PDG) memberangkatkan sebanyak 393 jemaah. Sebanyak 720 orang berangkat dari embarkasi Solo (SOC) dan 900 orang dari embarkasi Surabaya (SUB), yang masing-masing memberangkatkan dua kloter.

“Untuk pemberangkatan pada hari keenam, ada delapan kloter dari lima embarkasi, dengan total 3.226 jemaah,” ujar Akhmad.

Akhmad Fauzin mengatakan, jemaah Haji Indonesia yang berangkat pada gelombang pertama, seluruhnya mendarat di Bandara Amir Muhammad bin Abdul Aziz (AMAA) Madinah. Mereka akan tinggal di Madinah antara 8-9 hari dengan memperhitungkan kecukupan waktu salat arbain atau salat fardu 40 waktu.

Setelah menjalani berbagai rangkaian ibadah dan ziarah di Madinah, jemaah selanjutnya diberangkatkan menuju Makkah untuk melaksanakan umrah wajib dan berbagai ibadah lainnya sampai dengan selesainya seluruh rangkaian pelaksanaan ibadah haji.

Berita Lainnya
×
tekid