sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Jokowi banggakan 4 film di malam anugerah FFI 2021

Presiden Jokowi berharap para sineas, aktor, dan aktris bisa terus memupuk mimpi besar.

Nadia Lutfiana Mawarni
Nadia Lutfiana Mawarni Rabu, 10 Nov 2021 21:39 WIB
Jokowi banggakan 4 film di malam anugerah FFI 2021

Presiden Joko Widodo (Jokowi) hadir dan memberikan sambutan di Malam Anugerah Piala Citra Festival Film Indonesia (FFI) 2021, Rabu (10/11/2021), di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta Pusat. Secara spesifik, Presiden mengungkapkan rasa bangga kepada empat film yang berhasil berjaya di festival Internasional.

“Saya bangga di tengah masa pandemi ini film Indonesia berjaya di tingkat internasional. Semoga menginspirasi agar bisa membuat karya-karya terbaik di masa mendatang,” ujar Jokowi.

 

Empat film yang disebutkan Jokowi adalah Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas karya sutradara Edwin yang memenangi hadiah utama Golden Leopard di Locarno Film Festival, serta Yuni karya Kamila Andini yang berjaya di Toronto International Film Festival.

Kemudian, Laut Memanggilku karya Tumpal Tampubolon yang berhasil menjadi Film Pendek Terbaik Asia dalam ajang Busan International Film Festival. Terakhir Dear To Me karya Monica Tedja di Open Doors Short Locarno Film Festival.

Melalui pembuktian prestasi ini, Presiden Jokowi berharap para sineas, aktor, dan aktris, serta seluruh stakeholder perfilman Indonesia bisa terus memupuk mimpi besar serta menggali talenta-talenta hebat.

Secara pribadi, Presiden menyebutkan tahun ini menjadi penghargaan Piala Citra yang spesial. Pasalnya, FFI diselenggarakan bertepatan dengan hari pahlawan 2021. Tahun ini, Bapak Film Indonesia, Usmar Ismail dianugerahi gelar pahlawan nasional oleh presiden.

Usmar adalah penggagas Piala Citra sekaligus dijuluki sebagai bapak film Indonesia. Usmar dinobatkan sebagai orang yang mempelopori kebangkitan film Indonesia lewat karyanya Darah dan Doa (The Long March).

Sponsored

Darah dan Doa karya Usmar Ismail menjadi film nasional pertama yang secara resmi diproduksi setelah merdeka lewat Pusat Film Nasional Indonesia (Perfini). Perfini didirikan oleh Usmar Ismail yang sekaligus menyutradarai Darah dan Doa.

Hari pertama pengambilan gambar dan peresmian Perfini yakni 30 Maret 1950, dan ditetapkan sebagai hari film nasional. Setelah itu Usmar Ismail memproduksi sejumlah film yang menandai kebangkitan film nasional seperti Tiga Dara, Pejuang, dan Dosa Tak Berampun.

Berita Lainnya
×
tekid