sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Jokowi minta OJK mengawasi goreng menggoreng saham

Jokowi memperingatkan agar Indonesia tidak mengalami kejadian yang menimpa India beberapa waktu lalu yaitu skandal Gautam Adani.

Erlinda Puspita Wardani
Erlinda Puspita Wardani Senin, 06 Feb 2023 11:49 WIB
Jokowi minta OJK mengawasi goreng menggoreng saham

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan, masyarakat Indonesia perlu memperoleh perlindungan pasti atas produk jasa keuangan mereka. Perlindungan tersebut juga perlu diawasi secara mendetail, baik sisi makro maupun mikro.

“Saya melihat masyarakat memerlukan perlindungan yang pasti terhadap produk jasa keuangan. Baik asuransi, pinjaman online, investasi, tur haji dan umroh, betul-betul pengawasannya harus detail. Kita ini gak bisa sekarang yang namanya kerja makro. Makro ya, mikro harus detail, dicek satu per satu,” kata Jokowi dalam arahannya di Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan (PTIJK) 2023, Senin (6/2).

Berkaitan pengawasan secara mikro, Jokowi memperingatkan agar Indonesia tidak mengalami kejadian yang menimpa India beberapa waktu lalu yaitu skandal Gautam Adani, seorang miliarder asal India.

“Hati-hati, ada peristiwa besar, minggu kemarin Adani di India. Makronya negara bagus, mikronya ada masalah. Mikro, hanya satu perusahaan. Adani, kehilangan US$120 miliar, hilang langsung. Dirupiahkan, Rp1.800 triliun,” ujar dia.

“Hati-hati mengenai ini, pengawasan, pengawasan, pengawasan. Jangan sampai ada yang lolos seperti itu, karena goreng menggoreng, Rp1.800 triliun itu seperempat PDB nya India hilang, yang terjadi apa? Capital outflow semua keluar, rupee jatuh. Hati-hati mengenai ini, padahal kondisi makronya bagus,” tutur Jokowi menegaskan.

“Goreng-gorengan itu memang enak kalau pas dapet, tetapi kalau sekali kepleset seperti tadi yang saya sampaikan, Adani di India,” sambung Jokowi.

Sebagai informasi, dikutip dari Reuters, pada kasus Gautam Adani, dia mendapat tuduhan dari laporan Hindenburg Research, sebuah short seller yang berbasis di Amerika Serikat (AS). Pada tuduhan tersebut, Adani diduga melakukan manipulasi saham dan hutang yang tidak berkelanjutan.

Laporan tersebut menyebabkan kekhawatiran utang tinggi dan valuasi tujuh perusahaan Adani yang terdaftar dan tergabung dalam Adani Group. Dampaknya, sejak keluarnya laporan tersebut pada 24 Januari 2023, kapitalisasi ketujuh perusahaan Grup Adani anjlok sekitar US$86 miliar atau Rp1.281 triliun. Hal ini juga mendorong beberapa anggota parlemen menuntut penyelidikan setelah terjadi penurunan dramatis pada nilai saham Gautam Adani. 

Sponsored
Berita Lainnya
×
tekid