sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Kelompok teroris Indonesia disokong pendonor di lima negara

Pengiriman dana yang terdeteksi terjadi pada Maret sampai September 2017.

Ayu mumpuni
Ayu mumpuni Selasa, 23 Jul 2019 14:54 WIB
Kelompok teroris Indonesia disokong pendonor di lima negara

Densus 88 Antiteror Mabes Polri mengungkap adanya aliran dana dari luar negeri kepada Jamaah Ansharut Daulah (JAD) dan Mujahidin Indonesia Timur. Kepala Biro Penerangan Masyarakat Mabes Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo mengatakan, ada belasan penyandang dana JAD yang berasal dari luar negeri.

“Dikirim dari Maret sampai September 2017. Total US$28.921,89 atau Rp413 juta lebih,” kata Dedi di Gedung Divisi Humas Mabes Polri, Jakarta, Selasa (23/7).

Menurutnya, uang tersebut berasal dari kiriman 12 orang yang berada di lima negara berbeda. Mereka adalah Yahya Abdal Karim, Fawaaz Ali, Keberina Deonarine, Ricky Mohammed, Ian Marvin Bailey, serta Furkan Cinar. Uang yang mereka kirimkan terdeteksi berasal dari Trinidad and Tobago. Yahya Abdal Karim melakukan empat kali pengiriman dana, Ricky Mohammed dua kali, sementara lainnya hanya satu kali.

Selanjutnya, kiriman dana bagi JAD dikirimkan oleh Ahmed Afrah dan Muslih Ali dari Maladewa, Pedro Manuel Morales Mendoza dari Venezuela, Mehboob Suliman dan Simouh Ilyass dari Jerman, serta Zonius Ondie Zahali dari Malasyia. 

Para pendonor itu mengirimkan dananya kepada salah seorang anggota jaringan JAD bernama Saefullah, alias Dhaniel, alias Chaniago. Polisi belum memastikan keberadaan Saefullah, namun saat ini ia diduga berada di Afghanistan.

“Yang bersangkutan telah ditetapkan sebagai DPO (Daftar Pencarian Orang) oleh Densus 88 dan diduga berada di salah satu kota di Khurasan, Afghanistan,” ucap Dedi.

Menurutnya, kiriman dana yang diterima Saefullah dikirim lagi kepada anggota JAD Sumatera Barat bernama Novendri. Ia kemudian menyalurkan dana tersebut kepada JAD dan MIT. 

Dedi mengatakan, MIT pimpinan Santoso dan Ali Kalora, sama-sama menerima aliran dana tersebut. Perputaran dana dari belasan penyandang tersebut dikirimkan melalui Western Union.

Sponsored

Lebih lanjut, Dedi menjelaskan, dua organisasi teror tersebut memiliki hubungan yang cukup dekat. Para pengikut dua organisasi tersebut kerap berkomunikasi.

Berita Lainnya
×
tekid