sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Macet parah hari kedua lebaran, Menhub akui lambat antisipasi

Kemacetan terjadi di sejumlah ruas jalan tol di Jabodetabek.

Laila Ramdhini
Laila Ramdhini Kamis, 06 Jun 2019 18:18 WIB
Macet parah hari kedua lebaran, Menhub akui lambat antisipasi

Kepadatan lalu lintas di sejumlah ruas jalan terjadi pada H2 lebaran atau Kamis (6/6). Kemacetan salah satunya terjadi di beberapa ruas jalan tol di Jabodetabek.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi meminta kepada PT Jasa Marga (Persero) Tbk. sebagai operator jalan tol untuk segera berkoordinasi dengan Korlantas Polri mengambil langkah diskresi rekayasa lalu lintas.

“Antisipasinya sedikit terlambat seperti hari ini. Saya sudah tugaskan PT Jasa Marga supaya diskresi itu cepat diambil,” kata Budi di Jakarta, Kamis (6/6).

Budi mengatakan rekayasa lalu lintas yang bisa diberlakukan yakni lawan arus (contra flow) hingga satu arah (one way). Sebab, skema ini dinilai cukup ampuh untuk mengurai kemacetan.

“Begitu ada kemacetan lebih dari 3 kilometer itu langsung contra flow 1 jalur. Jika masih macet lagi akan menggunakan 2 jalur contra flow. Jika masih macet lagi maka akan diberlakukan satu arah (one way)," kata Budi.

Budi mengatakan kondisi seperti ini terjadi pada H-7 di ruas jalan tol menuju Bogor. Dengan penerapan one way dan contra flow, maka macet dapat diurai dalam 30 menit.

Lebih lanjut, Budi mengaku pihaknya bersama Korlantas Polri masih memilih skema contra flow dan one way di ruas tol sebagai strategi mengantisipasi kemacetan pada masa arus balik dalam beberapa hari ke depan.

“Kita tetap konsisten melakukan one way tiga hari pada tanggal 7, 8, dan 9 Juni 2018," ujarnya.

Sponsored

Skema ini diterapkan sampai KM 70 Tol Cikampek. Selanjutnya, dari KM 70 ke KM 29 ada satu 1 atau 2 contra flow. Sementara, one way berlaku dari Brebes KM 263, KM 263 sampai KM 70, KM 70 sampai KM 29 contra flow. 

Skema ini rencananya berlaku dari pukul 12.00 WIB siang sampai pukul 24.00 WIB.

“Ini masih bisa berubah, nanti bisa tanyakan ke Korlantas” jelasnya.

Di sisi lain, Budi juga mengimbau agar pemudik tidak menggunakan bahu jalan sebagai tempat berhenti kecuali dalam kondisi darurat. Pemudik yang ingin beristirahat, kata dia, dapat memilih alternatif tempat istirahat yang lain, keluar dari tol dan singgah beristirahat di kota-kota yang dilalui.

“Ini untuk menghindari kemacetan lalu lintas di dalam ruas tol akibat penumpukan kendaraan di dalam rest area,” kata dia.

 

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

Ditinggal mudik, jalanan di DKI Jakarta lengang sampai bisa untuk camping di Sudirman-Thamrin. Pada lebaran tahun ini, @kemenhub151 memprediksi jumlah pemudik dari Jabodetabek mencapai 14,9 juta orang. Mayoritas warga DKI Jakarta mudik ke kampung halaman, sehingga jalanan ibukota menjadi sepi. Hal ini dimanfaatkan oleh warga DKI Jakarta yang tidak mudik untuk berfoto-foto. Bahkan tagar #Jakartasepi sempat trending di twitter. Berikut foto-foto yang sempat diabadikan oleh tim Alinea.id. • • #alineadotid #jakartasepi #jakartasepi2019 #lebaran #liburan #holiday #dayoff #mudik #hariraya #idulfitri #jalanansepi #sudirman #thamrin #bunderanHI #DKIJakarta #Jakarta #ibukota #pulangkampung #kampunghalaman #city #kemenhub #kementrianperhubungan #camping

A post shared by Alinea (@alineadotid) on

 

Mudik dengan bus

Lebih lanjut, Budi juga mengimbau masyarakat yang akan menggunakan angkutan bus agar memilih bus yang telah lulus uji kelaikan. Terkait hal tersebut, Menhub meminta kepada Kepolisian RI untuk menindak langsung bus yang tidak laik jalan namun tetap beroperasi.

“Penumpang kalau lihat bus mesti ada stiker (lulus) ramp check-nya. Kalau tidak ada saya minta tolong kepada polisi ditilang saja jangan boleh jalan,” ujar Budi.

Selain itu, Budi juga menghimbau kepada Dinas Perhubungan (Dishub) bersama kepolisian di daerah untuk mengawasi jalur-jalur perlintasan yang bisa dilalui bus. Budi mengingatkan jangan sampai jalur yang bukan diperuntukkan bus dipaksa dilewati bus karena bisa mengakibatkan kecelakaan. (Ant)

Berita Lainnya
×
tekid