close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
ilustrasi pexels.com
icon caption
ilustrasi pexels.com
Nasional
Minggu, 04 November 2018 15:54

Menteri PPPA canangkan penghentian KDRT

Korban KDRT biasanya enggan melaporkan kekerasan yang dialami karena malu, merasa tabu dan lain-lain.
swipe

Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Yohana Susana Yembise mencanangkan Gerakan Bersama Stop Kekerasan Dalam Rumah Tangga (Geber Stop KDRT) di Gelanggang Olahraga Bung Karno, Jakarta, Minggu (4/11).

"Kasus KDRT bisa menimpa rumah tangga siapa saja. Masyarakat Indonesia masih menganggap KDRT merupakan urusan pribadi rumah tangga, sehingga merasa tidak perlu melapor kepada yang berwajib," kata Yohana di Jakarta.

Korban KDRT biasanya enggan melaporkan kekerasan yang dialami karena malu, merasa tabu dan lain-lain. Padahal, KDRT telah diatur dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga.

"Kasus KDRT yang dulu dianggap persoalan pribadi, kini menjadi urusan publik yang nyata," jelasnya.

Ada empat jenis KDRT yaitu kekerasan fisik, kekerasan psikis, kekerasan seksual dan penelantaran. Anak-anak yang tumbuh dan berkembang dalam keluarga yang mengalami KDRT akan cenderung meniru ketika mereka dewasa dan berumah tangga.

"Anak-anak yang melihat ibunya dipukul ayahnya dan diam saja, tidak melapor, akan cenderung melakukan hal yang sama ketika berumah tangga dan mengalami KDRT," katanya. (ant)
 

img
Hermansah
Reporter
img
Hermansah
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan