close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Mentan, SYL (ketiga kanan), saat memberikan nama untuk dua varietas unggulan hasil inovasi Balithi Balitbangtan di Balithi, Kabupaten Cianjur, Jabar, pada Kamis (9/9/2021). Dokumentasi Balitbangtan Kementan
icon caption
Mentan, SYL (ketiga kanan), saat memberikan nama untuk dua varietas unggulan hasil inovasi Balithi Balitbangtan di Balithi, Kabupaten Cianjur, Jabar, pada Kamis (9/9/2021). Dokumentasi Balitbangtan Kementan
Nasional
Kamis, 09 September 2021 16:43

Beri nama tanaman hias inovasi Balithi, Mentan pakai istilah lokal

Kedua varietas unggul pacar air itu hasil persilangan varietas lokal dengan Jepang.
swipe

Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, memberikan nama untuk dua varietas unggul florikultura hasil inovasi Balai Penelitian Tanaman Hias Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementerian Pertanian (Balithi Balitbangtan Kementan). Nama yang diberikan sarat unsur lokal.

"Hari ini, ada dua genetika yang kita coba lepas dengan nama mojang timo, jadi sesuatu yang indah dari timur karena ini kembang yang berasal dari timur," katanya sela Ekspose Inovasi Teknologi Pertanian di Balithi, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat (Jabar), pada Kamis (9/9). 

Mojang timo disematkan untuk Klon 16.2, yang merupakan hasil perkawinan silang antara Impatiens hawkeri NG46 asal Jepang dengan Impatiens celebica 2008.9 (spesies tetua jantan asal Kecamatan Tinggi Moncong, Gowa, Sulawesi Selatan. Mojang diadopsi dari bahasa Sunda yang berarti gadis dan timo adalah singkatan Tinggi Moncong.

Balithi sebelumnya mengusulkan varietas ini dengan nama impago agrihorti yang berarti Impatiens asal Gowa atau naranja agrihorti, menyitir bahasa Spanyol yang maknanya warna oranye.

Varietas unggul berikutnya diberi nama gincu perempuan. "Karena warnanya warna merah kayak pakai lipstik gitu, ya," jelas SYL, sapaannya. Kedua varietas tersebut adalah pacar air hasil perkawinan silang benih lokal ddngan

Gincu perempuan disematkan untuk Klon 17.12, hasil persilangan Impatiens hawkeri NG35 dengan Impatiens celebica 2008.9. Sementara itu, Balithi mulanya mengusulkan nama timo agrihorti alias singkatan Impatiens asal Tinggi Moncong atau arunika agrihorti yang berarti warna merah dalam bahasa Hindi.

"Ini indah banget," ungkap SYL. "Mudah-mudahan ini bisa menjadi kembang-kembang yang bervarietas kuat yang bisa kita kembangkan."

Politikus Partai NasDem itu cenderung memberikan nama dengan istilah lokal karena menyukainya. Dicontohkannya dengan dua tanaman hias lainnya.

"Maafkan saya, saya suka dengan kata janda bolong. Itu lokal. Itu tanduk rusa sudah bagus. Kalau begitu persepsi jadi penting," katanya.

Janda bolong (Monstera adansonii) adalah spesies tumbuhan berbunga dari keluarga Araceae yang banyak tumbuh di Amerika Selatan dan Amerika Tengah. Ia sedang ngetren di Tanah Air.

Sementara itu, Tanduk rusa atau (Platycerium coronarium) termasuk jenis paku-pakuan. Tanaman ini paling banyak ditemukan dan dipelihara sebagai tanaman hias karena juntaian daunnya yang indah.

Balithi mengembangkan pacar air karena berhasil memenangi beberapa perlombaan di "Benua Biru". "(Juara) tiga tahun berturut-turut," ungkap Kepala Balitbangtan Kementan, Fadjry Djufry.

Tak sekadar itu, tanaman hias hasil inovasi Balithi juga menghasilkan royalti hingga Rp500 juta dalam beberapa tahun terakhir. Pangkalnya, ungkap Fadjry, "Dari setiap bunga yang dipasarkan di Eropa ada logo Balitbangtan."

img
Fatah Hidayat Sidiq
Reporter
img
Achmad Rizki
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan