Penyerangan sekretariat HMI Jakarta melibatkan kader sendiri

Penyerangan sekretariat HMI cabang se-Jakarta di Jalan Cilosari 17 Cikini Menteng, Jakarta Pusat, pada Senin (30/12) malam, ternyata tidak lepas dari masalah internal.

Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Internal Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI) Randi Key, mengatakan, penyerangan sekretariat HMI cabang se-Jakarta diawali dari miskomunikasi antara pengurus HMI.

Masalah tersebut sebenarnya sudah teratasi, tetapi tiba-tiba ada junior dari salah satu pihak yang berinisial IM ikut campur. Padahal secara struktur organisasi, IM tidak terkait dengan masalah tersebut karena merupakan pengurus komisariat.

"IM mengancam mau membawa orang ke Cilosari," kata Randi saat dihubungi Alinea.id, Jakarta, Selasa (31/12).

Pada saat itu, pihaknya berpikir ancaman IM hanya angin lalu. Tetapi ternyata IM membuktikan ucapannya dengan datang bersama sekitar 12 preman pada Senin (30/12) malam.

Sebenarnya IM sempat diajak berkomunikasi, tetapi IM tetap bersikeras. Di sisi lain, pelaku penyerangan sekretariat HMI sudah menyiapkan batu dan balok. Tak pelak, penyerangan itu terjadi dan dua kader HMI menjadi korban atas insiden tersebut.

"Untuk korban, ada dua kader kena lempar helm. Dua-duanya (luka di) mata. Satu (korban) matanya harus dioperasi karena retak. (Korban) yang satu sambungan (untuk bagian) mata itu putus, makanya dijahit," jelas dia.

Korban bernama Ahmad Husein dan Husein Rumkel. Korban dirawat di RS PGI Cikini dan ada salah satunya dirujuk ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSMC), Jakarta Pusat, untuk keperluan operasi.

Sementara dari pantauan Alinea.id di lokasi kejadian pascapenyerangan, tidak tampak banyak aktivitas di sekretariat HMI. Hanya terlihat tiga orang di depan gerbang yang sedang berjaga-jaga.

Sebelumnya, sekretariat HMI diserang sekelompok preman. Dari penyerangan itu, polisi sudah menangkap delapan pelaku, yang salah satunya diketahui adalah IM, junior Randi di HMI.