sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Perubahan seleksi mahasiswa PTN akan berdampak terhadap guru

Kemendikbud mentransformasi seluruh sistem masuk perguruan tinggi negeri (PTN) bagi calon mahasiswa baru (maba).

Raihan Putra Tjahjafajar
Raihan Putra Tjahjafajar Rabu, 07 Sep 2022 22:59 WIB
Perubahan seleksi mahasiswa PTN akan berdampak terhadap guru

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) merombak sistem seleksi penerimaan mahasiswa baru (maba) perguruan tinggi negeri (PTN). Transformasi ini, yang mencakup tiga jalur, diklaim akan membawa dampak yang luar biasa.

Rektor Unversitas Negeri Padang (UNP), Prof. Ganefri, menilai, dampak perubahan kebijakan penerimaan maba PTN akan berpengaruh terhadap para guru. Pangkalnya, siswa kelas 3 SMA takkan lagi selektif untuk unggul dalam mata pelajaran tertentu.

"Guru-guru yang memang bidang eksak, [seperti] kimia-fisika, mereka mendapat perhatian. Jadi, mata pelajaran lain tidak menjadi prioritas bagi mereka. Sehingga, dengan kebijakan sekarang 50% seluruh rata-rata mata pelajaran diperoleh nilainya di SLTA, itu akan menjadi salah satu indikator untuk kelulusan mereka. Saya kira, hal ini memberikan dampak guru dan murid sehingga proses pembelajaran akan semakin baik dan tidak ada diskriminasi," tuturnya dalam webinar "Merdeka Belajar", Rabu (7/9).

Lebih jauh, Ganefri mengungkapkan, tidak lebih dari 50% lulusan SMA/sederajat berniat mendaftar di PTN. Rendahnya angka ini lantaran rendahnya rasa kepercayaan diri dalam mengikuti seleksi. Sekitar 90.000-an orang mendaftar sebagai calon maba PTN setiap tahunnya.

Kepercayaan diri masyarakat kelas ekonomi lemah lebih rendah. Pangkalnya, cemas bersaing dengan para pendaftar yang berasal dari kelompok berada. Oleh karena itu, butuh dukungan moral.

Pada kesempatan sama, Direktur Politeknik Negeri Batam, Uuf Brajawidagda, melanjutkan, tidak semua pendaftar politeknik berasal dari kelompok ekonomi lemah. Karenanya, dia berpendapat, perubahan kebijakan seleksi calon maba PTN memberikan akses lebih luas bagi yang kurang beruntung.

Uuf melanjutkan, proses pembelajaran di politenknik berbasis proyek. Para mahasiswa diberikan tugas proyek untuk pembelajarannya, tetapi tidak untuk tujuan komersial.

"Ini sangat selaras dengan mekanisme seleksi yang diluncurkan di Merdeka Belajar 22 ini. Perlu kami informasikan, di semester ini, ada 438 proyek pembelajaran di Politeknik Negeri Batam. Pengerjaannya campuran, ada mahasiswa dari berbagai program studi, lintas angkatan juga," paparnya.

Sponsored

"Dari 438 proyek tersebut, 61 satu di antaranya itu berasal dari industri. Jadi, ini sangat sesuai dengan seleksi mahasiswa baru yang diluncurkan," tandas Uuf.

Kemendikbudristek diketahui mengubah semua sisten seleksi masuk PTN. Transformasi tersebut diklaim mengedepankan 5 prinsip, mendorong pembelajaran yang menyeluruh, lebih berfokus pada kemampuan penalaran, lebih inklusif dan lebih mengakomodasi keragaman peserta didik, lebih transparan, serta lebih terintegrasi dengan mencakup program sarjana, diploma tiga, dan diploma empat/sarjana terapan.

Mendikbudristek, Nadiem Makarim, menerangkan, ke depannya ada 3 sistem seleksi calon maba PTN. Pertama, seleksi nasional berdasarkan prestasi. Ini menggantikan Seleksi Nasional Masuk PTN (SNMPTN).

Mulanya, calon mahasiswa jalur SNMPTN dipisahkan berdasarkan jurusan pendidikan menengah. Kini, pemberian penghargaan atas kesuksesan pembelajaran seleksi nasional berdasarkan prestasi melalui pemberian bobot minimal 50% nilai rata-rata rapor seluruh mata pelajaran dan pembobotan sisanya diambil dari komponen penggali minat dan bakat. 

Kedua, seleksi nasional berdasarkan tes dengan fokus pengukuran kemampuan penalaran dan pemecahan masalah. Tes menitikberatkan kemampuan penalaran peserta didik.

Nadiem menyebut, ujian jalur Seleksi Bersama Masuk PTN (SBMPTN) dilakukan dengan menggunakan banyak materi dari mata pelajaran yang secara tidak langsung memicu turunnya kualitas pembelajaran. Selain itu, peserta didik kurang mampu lebih sulit sukses melalui jalur ini.

"Kali ini berbeda. Dalam seleksi ini, tidak ada lagi tes mata pelajaran, tetapi hanya tes skolastik yang mengukur 4 hal, yaitu potensi kognitif, penalaran matematika, literasi dalam bahasa Indonesia, dan literasi dalam bahasa Inggris. Soal pada seleksi ini akan menitikberatkan kemampuan penalaran peserta didik, bukan hafalan," papar Nadiem.

Terakhir, seleksi secara mandiri oleh PTN. Nadiem menjelaskan, pemerintah mengatur agar pelaksanaannya diselenggarakan secara lebih transparan dengan mewajibkan PTN melakukan beberapa hal sebelum dan setelah seleksi.

Sebelum seleksi secara mandiri digelar, PTN wajib mengumumkan beberapa hal. Di antaranya, jumlah calon mahasiswa yang akan diterima masing-masing program studi/fakultas; metode penilaian calon mahasiswa yang terdiri atas tes mandiri, kerja sama tes melalui konsorsium perguruan tinggi, memanfaatkan nilai dari hasil seleksi nasional berdasarkan tes, dan/atau metode penilaian calon mahasiswa lainnya yang diperlukan; serta besaran biaya atau metode penentuan besaran biaya yang dibebankan bagi calon mahasiswa yang lolos seleksi.

Pascaseleksi secara mandiri, PTN diwajibkan mengumumkan jumlah peserta seleksi yang lulus dan sisa kuota yang belum terisi, masa sanggah selama 5 hari kerja setelah pengumuman hasil seleksi, dan tata cara penyanggahan hasil seleksi.

Berita Lainnya
×
tekid