sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

PMI informal pilih karantina di Asrama Haji Sukolilo

Asrama Haji Sukolilo menjadi lokasi karantina bagi PMI yang baru tiba ke Jatim sebelum kembali ke daerah asal.

Fatah Hidayat Sidiq
Fatah Hidayat Sidiq Sabtu, 29 Mei 2021 08:23 WIB
PMI informal pilih karantina di Asrama Haji Sukolilo

Warga negara Indonesia (WNI) dan asing (WNA) yang datang, termasuk melalui Bandara Juanda, Sidoarjo, Jawa Timur (Jatim), wajib menjalani karantina pada masa pandemi Covid-19. Mereka pun diharuskan menjalani tes usap (swab test).

"Sesuai peraturan, semua menjalani pemeriksaan tes swab dan karantina sebelum kembali ke daerah asal," kata Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pelayanan dan Perlindungan Tenaga Kerja Disnakertrans Jatim, Budi Rahardjo. Karantina bisa dilakukan secara mandiri ataupun menggunakan fasilitas pemerintah.

Pendatang mesti merogoh kocek apabila menjalani karantina mandiri, yang dilakukan di hotel mitra Satuan Tugas (Satgas) Covid-19. Karenanya, mayoritas pekerja migran Indonesia (PMI) informal dan non-prosedural yang mudik lebih memilih karantina yang disiapkan pemerintah karena gratis, termasuk tes usap bahkan bantuan transportasi dari pemerintah daerah (pemda) asal.

"WNI yang tiba di Bandara Juanda, Sidoarjo, tersebut mayoritas, hampir 90% adalah pekerja migran yang datang dari luar negeri baik formal maupun informal juga prosedural atau non-prosedural," tuturnya. "PMI yang informal lebih memilih karantina fasilitas pemerintah, seperti di Asrama Haji, Surabaya."

Sponsored

Mengutip situs web Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jatim, PMI prosedural umumnya bekerja di Singapura, Hong Kong, dan Thailand. Sedangkan non-prosedural mengais rezeki di Malaysia.

Para PMI dikarantina sembari menunggu hasil tes usap keluar. Jika dinyatakan terinfeksi Covid-19, mereka akan dilarikan ke rumah sakit (RS) rujukan.

Berita Lainnya
×
tekid