sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Polda Riau tetapkan korporasi tersangka karhutla

Penyidik telah memiliki sejumlah bukti yang cukup untuk menetapkan PT SSS sebagai tersangka karhutla di Riau.

Gema Trisna Yudha
Gema Trisna Yudha Jumat, 09 Agst 2019 15:43 WIB
Polda Riau tetapkan korporasi tersangka karhutla

Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Riau menetapkan PT SSS sebagai tersangka korporasi dalam kasus kebakaran hutan dan lahan (karhutla). PT SSS menjadi korporasi pertama yang ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus karhutla tahun ini.

Kapolda Riau Irjen Pol Widodo Eko Prihastopo mengatakan, penetapan tersangka terhadap perusahaan perkebunan sawit ini dilakukan setelah penyidik melakukan serangkaian penyelidikan. 

"Kami sudah tetapkan tersangka korporasi PT SSS, saya sebutkan inisial," kata Widodo saat memberikan keterangan pers di salah satu lokasi bekas kebakaran di pinggiran Kota Pekanbaru, Jumat (9/8).

Menurutnya, penyidik juga telah meminta keterangan sejumlah saksi ahli sebelum menetapkan PT SSS sebagai tersangka. Penyidik juga telah menemukan sejumlah bukti yang cukup untuk menguatkan penetapan ini. 

"Karena sudah cukup bukti, ditingkatkan ke penyidikan," ujarnya.

Widodo mengatakan, pihak perusahaan melakukan kelalaian yang mengakibatkan lahan konsesi terbakar. Luas total lahan yang terbakar mencapai 150 hektare. 

Penyidik pun berencana segera memeriksa sejumlah direksi perusahaan, mulai dari direktur utama hingga pimpinan perusahaan lain. Saat ini, Polda Riau belum menetapkan pihak dari direksi perusahaan yang harus bertanggung jawab dalam karhutla tersebut.

Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Riau Kombes Pol. Gidion Arif Setiawan mengatakan, pihaknya telah menyelidiki keterlibatan PT SSS dalam karhutla sejak awal Februari 2019.

Sponsored

Dia mengakui peningkatan status penyelidikan ke penyidikan dalam perkara ini dilakukan dalam waktu yang cukup lama. Gidion berdalih hal ini disebabkan penyidik harus benar-benar memperhitungkan konstruksi hukum secara matang, termasuk mempelajari data hingga keterangan dari saksi ahli.

Penyelidikan polisi berawal dari laporan masyarakat yang menyebut adanya lahan konsesi yang terbakar di perusahaan tersebut. Penyidik menindaklanjutinya dengan melakukan pemeriksaan lapangan serta mempelajari citra satelit atas kebakaran tersebut.

Ditreskrimsus Polda Riau juga sempat meminta keterangan dari pihak perusahaan. Saat itu, perusahaan diwakili direktur utama berinisial EE dan direksi lainnya berinisial OH dan SG.

"Dari asesmen itulah kemudian didapat kesimpulan, ternyata perusahaan lalai," ujarnya.

Satuan Tugas Penanggulangan Karhutla Riau mencatat lebih dari 4.700 hektare lahan di wilayah itu hangus terbakar sepanjang 2019. Akan tetapi, Kepala Seksi Peringatan dan Deteksi Dini Dirjen Pengendalian Perubahan Iklim Eva Famurianty menyatakan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan mencatat luas karhutla di Riau telah mencapai 27.635 hektare.

Riau menjadi salah satu wilayah dengan karhutla terbesar sepanjang tahun ini. Data Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) yang diambil dari Stasiun Pekanbaru pada 8 Agustus 2019 pukul 06.00 WIB, ada 59 titik panas (hotspot) yang terpantau di Riau.

Jumlah ini menjadi yang terbanyak dari sembilan provinsi sebaran hotspot yang menjadi indikasi awal terjadinya karhutla. Selain di Riau, titik panas banyak terpantau di Sumatera Selatan dan Bangka Belitung yang masing-masing ada 15 titik. Kemudian di Jambi 13 titik, Aceh tiga titik, Kepri dan Sumatera Utara masing-masing dua titik, Sumatera Barat empat titik, dan Lampung satu titik.

Dari 59 hotspot di Riau, daerah paling banyak adalah Kabupaten Indragiri Hilir yakni 14 titik. Kemudian Siak 11 titik, Bengkalis, Indragiri Hulu dan Pelalawan masing-masing delapan titik, Rokan Hilir dan Kampar masing-masing empat titik, dan Kepulauan Meranti ada dua titik.

Dari jumlah tersebut, ada 37 dipastikan titik api, paling banyak di Indragiri Hilir dengan sembilan titik. Kemudian di Siak tujuh titik, Pelalawan enam titik, Indragiri Hulu dan Bengkalis masing-masing lima titik, Rokan Hilir dan Kampar masing-masing dua titik, dan Meranti satu titik api. (Ant)

Berita Lainnya
×
tekid