sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Polisi uber pemberi kode pengeroyokan Ade Armando

Polisi menerima kode dari media sosial terkait dugaan provokator.

Immanuel Christian
Immanuel Christian Rabu, 13 Apr 2022 20:39 WIB
Polisi uber pemberi kode pengeroyokan Ade Armando

Kepolisian menduga ada pelaku lain yang terlibat dalam pengeroyokan aktivis media sosial Ade Armando pada Senin 11 April 2022 di depan Gedung DPR/MPR.

Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya, Kombes Endra Zulpan menjelaskan, ada pihak lain yang diduga menjadi provokator dan mengungkap keberadaan Ade Armando di tengah massa aksi. Menurutnya, provokator tersebut mengungkap keberadaan Ade Armando melalui media sosial, sehingga memancing penyusup untuk melakukan penganiayaan.

"Dari awal Kapolda bilang ini akan kita runut dari awal termasuk adanya kode dari seseorang melalui media sosialnya terhadap kelompok yang ada di lokasi demonstrasi," tuturnya di Markas Polda Metro Jaya, Rabu (13/4).

Sejauh ini, menurut Zulpan, ada dua orang pelaku yang diketahui mengungkap keberadaan Ade Armando lewat media sosial, keduanya adalah Arif Pardiani dan Muhammad Bagja. Keduanya kini telah ditetapkan menjadi tersangka kasus pengeroyokan Ade Armando.

"Atas nama Arif Pardiani ditangkap di Jakarta," kata Endra.

Zulpan menjelaskan, dari total enam orang pelaku, tiga di antaranya yaitu Arif Pardiani, Muhammad Bagja, dan Dhia Ul Haq sudah menjadi tersangka dan langsung ditahan. Sementara itu, tiga orang pelaku lainnya masih berstatus buronan dan tengah diburu oleh Kepolisian. Ketiga buron itu adalah Ade Purnama, Abdul Latip, dan Abdul Manaf.

"Dia satu pelaku lain diluar enam ini," ujarnya.

Zulpan membeberkan, tersangka Bagja mengaku nekat memukuli Ade Armando karena kesal. Dia tidak terima atas pernyataan-pernyataan Ade Armando selama ini di media sosial.

Sponsored

"Motif pelaku itu kesal dengan korban," tuturnya.

Sementara itu, untuk pemukul pertama Ade, Dhiq Ul Haq belum diketahui apa motifnya sampai ikut mengeroyok korban. Pasalnya, Dhiq Ul Haq dia masih menjalani pemeriksaan karena baru ditangkap dini hari tadi sekitar pukul 02.30 WIB di Pondok Pesantren Al Madad Serpong, Tangerang Selatan.

Secara terpisah, Pengamat Intelijen, Stanislaus Riyanta sepakat dengan pernyataan Polri mengenai adanya kelompok anarko yang menyusup dalam demonstrasi pada 11 April 2022 adalah hal yang benar. Hal itu terlihat dengan aksi kekerasan yang kemudian menimpa pegiat media sosial sekaligus akademisi Universitas Indonesia, Ade Armando.

Menurutnya, dengan hasil identifikasi bukan berasal dari golongan mahasiswa semakin menjelaskan teori tersebut. Namun ia meminta, kepada kepolisian untuk penyelidikan lebih detail terhadap kelompok anarko yang menyerang Ade Armando.

“Penyusupan memang ada terbukti pada aksi kekerasan pada Ade Armando pelakunya yang bisa diidentifikasi bukan mahasiswa. Ini bukti ada penyusupan di aksi mahasiswa. Terkait dari kelompok mana penyusupnya harus diselidiki lebih detail, tetapi fakta bahwa ada penyusup di aksi mahasiswa itu sudah terbukti,” kata Stanislaus kepada Alinea.id, Rabu (13/4).

Penyusupan tersebut, kata Stanislaus, menunjukkan komitmen kelompok anarko untuk melakukan perlawanan terhadap pemerintah.  Namun, sikapnya ditunjukkan dengan aski kekerasan dan vandalisme.

 

 

Polisi meyakini pengeroyokan terhadap pegiat media sosial sekaligus akademisi Universitas Indonesia, Ade Armando tidak berjalan sendiri. Hal itu didapatkan setelah penyidik merunut kronologi kejadian tersebut.

Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya, Kombes Endra Zulpan mengatakan, perunutan kejadian tersebut diketahui juga dari media sosial. Hasil perunutan tersebut menunjukkan adanya pihak yang memberi 'kode' di media sosial soal keberadaan Ade Armando di depan gedung DPR/MPR RI saat aksi 11 April 2022 kemarin.

"Dari awal Kapolda bilang ini akan kita runut dari awal termasuk adanya kode dari seseorang melalui media sosialnya terhadap kelompok yang ada di lokasi demonstrasi," kata Endra di Polda Metro Jaya, Rabu (13/4).

Endra menyatakan ada sejumlah motif dan peran para pelaku pengeroyokan pegiat media sosial Ade Armando. Dua orang tersebut adalah Arif Pardiani dan Muhammad Bagja yang kini menjadi tersangka.

Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya, Kombes Endra Zulpan mengatakan, tersangka Arif diduga ikut memprovokasi, sehingga terjadi pengeroyokan tersebut. Ia ditangkap polisi di wilayah Ibu Kota.

"Atas nama Arif Pardiani ditangkap di Jakarta," kata Endra di Markas Polda Metro Jaya, Rabu (13/4).

Endra menyampaikan, Arif berbeda dengan enam tersangka pengeroyokan lain yang telah lebih dulu ditetapkan jadi tersangka. Sementara, tiga lainnya masih buron dan tiga lainnya sudah ditangkap polisi.

Ketiga buron itu adalah Ade Purnama, Abdul Latip, dan Abdul Manaf. Sementara, yang sudah tertangkap adalah, Muhammad Bagja, Komar, dan Dhia Ul Haq.

"Dia satu pelaku lain diluar enam ini," ujarnya.

Endra menyebut, tersangka Bagja mengaku nekat memukuli Ade karena kesal. Dia tidak terima atas pernyataan-pernyataan Ade di media sosial.

Berdasarakan keterangan Bagja, Endra menuturkan, Bagja tidak sepakat dengan apa yang disampaikan Ade selama ini. Maka dari itu, dia nekat ikut mengeroyok Ade.

Endra menjelaskan, Komar tersangka lain yang sudah ditangkap mengklaim mengeroyok Ade lantaran ikut terprovokasi di lokasi. Sehingga, dirinya pun menghajar Ade juga saat itu.
 

Berita Lainnya
×
tekid