sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Polwan dan anjing pelacak di pencarian korban gempa Cianjur

Sudah ditemukan 4 jenazah dari proses pencarian dengan K9. Upaya itu akan terus dilakukan hingga semua korban ditemukan.

Ayu mumpuni
Ayu mumpuni Jumat, 25 Nov 2022 18:56 WIB
Polwan dan anjing pelacak di pencarian korban gempa Cianjur

Pengerahan anjing pelacak dari K9 Polri menjadi hal penting dalam proses penanganan korban gempa Cianjur, Jawa Barat (Jabar). Masih adanya warga yang dinyatakan hilang menjadikan K9 sangat diandalkan untuk mencari korban-korban tersebut.

Dalam operasi kemanusiaan gempa Cianjur ini, Polri mengerahkan tim K9 dari Ditpolsatwa Polda Jawa Barat dan Mabes Polri dikerahkan. Terdapat 17 anjing yang dibawa ke Cianjur untuk memberikan bantuan pencarian korban hilang.

Anjing-anjing tersebut memiliki pawangnya masing-masing..

Polwan menjadi bagian dari tim yang harus terjun langsung ke lokasi longsor akibat gempa Cianjur. Daerah yang terjal tak menjadikan mereka memiliki keterbatasan.

Dua Polwan dari Mabes Polri dan dari Ditsatwa Polda Jawab Barat kini menjalankan tugasnya bersama anjing-anjing yang sudah dilatihnya. Setiap hari, tanpa terkecuali, ketiganya turun ke Desa Cijendil dan tapal kuda, Cianjur.

Bripda Debby Aprilyani sebagai salah satu polwan Mabes Polri menceritakan, dari jajarannya lebih spesifik membawa anjing pelacak guna mencari jenazah. Sembilan ekor anjing bertugas mencari jenazah dan satu bertugas mencari orang hidup.

“Setiap turun ke satu lokasi, ada empat anjing yang dikerahkan. Saya bertugas sebagai pawang di sini, jadi mengendalikan satu anjing bernama Ari untuk mencari titik diduga terdapat jenazah,” kata Debby di lokasi gempa Cianjur, Jawa Barat, Jumat (25/11).

Menurut Debby, sebagai pawang, dia sudah melatih anjing Ari sejak lama. Dengan begitu, ketika ada bencana seperti ini, Ari langsung diarahkan ke lokasi yang berdasarkan informasi terdapat warga tertimbun longsor.

Sponsored

Debby membeberkan, baginya, cuaca dan gempa susulan masih menjadi tantangan pencarian korban ini. Kendati demikian, bagi semua anjing yang dikerahkan, tidak ditemui kendala.

“Kendala si kalau anjingnya ngga ada, cuma memang ke lokasi kita gendong karena medannya agak susah dan agar tidak terjadi lula pada anjingnya,” ucap dia.

Sejauh ini, kata Debby, sudah ditemukan 4 jenazah dari proses pencarian dengan K9. Upaya itu akan terus dilakukan hingga semua korban ditemukan.

“Paling kalo ngga ketemu ya karena memang bekonya ngga bisa menjangkau titik yang didapat oleh anjing saja,” ujarnya.

Tak hanya Debby, polwan lainnya, Bripda Indah Saraswati Dhuha yang merupakan anggota Ditsatwa Polda Jawa Barat mengungkapkan, anjingnya yang bernama Pedro bertugas mencari orang hidup. Sejak awal dikerahkan, tidak ada titik yang ditemukan Pedro.

Indah membeberkan, sebelum melakukan operasi, anjing Pedro juga dirangsang dengan bau busuk sintetis untuk memancing instingnya. Dengan begitu, dia bisa lebih membantu proses pencarian korban hilang yang sudah meninggal.

Menurut Indah, anjingnya selalu berjalan sendiri ke lokasi. Dengan dituntun Indah, Pedro bisa menerjang gundukan tanah akibat longsor.

Lebih lanjut Indah menceritakan, anjingnya juga dilatih kala waktu istirahat. Pedro lebih mengenalnya dengan maksud bermain petak umpet.

“Itu untuk manasin dan ngasah instingnya aja agar bisa menemukan titik dan akhirnya dapat reward bola,” ucap Indah.

Dijelaskan Indah, setiap turun ke lokasi pencarian, dirinya selalu membawa perbekalan air, makanan anjing, dan P3K sebagai antisipasi apabila terjadi sesuatu pada Pedro. Kendati demikian, anjingnya diberikan batasan waktu untuk proses pencarian.

“Biasanya disuruh mencarinya selama 20 menit saja, karena kalau lebih biasanya ngga fokus. Kalo mau lanjut lagi istirahat dulu satu jam, baru mulai lagi,” tutur Indah.

Terkait dengan tantangan pencarian sendiri, Indah mengatakan, setiap harinya pencarian hanya dilakukan hingga pukul 12.00 WIB. Hal itu dikarenakan curah hujan yang biasanya turun ketika siang hingga sore.

Berita Lainnya
×
tekid