sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Rawan tertular Covid, nakes diimbau screening komorbid

Masih banyak tenaga kesehatan yang tidak mengenali status kesehatan sendiri.

Silvia Nita Nur Aryanti
Silvia Nita Nur Aryanti Selasa, 09 Mar 2021 08:42 WIB
Rawan tertular Covid, nakes diimbau screening komorbid

Sekretaris Bidang Perlindungan Tenaga Kesehatan Satgas Penanganan Covid-19 Mariya Mubarika mengharapkan, perawat atau masyarakat bisa memahami dengan benar karakteristik coronavirus. Hal itu agar dapat mengindar atau jangan sampai tertular. Jika terinfeksi sekalipun, tidak sampai parah. 

"Cukup di fase 1 yang tidak ada risiko kerusakan setelah penyembuhan. Salah satunya dengan menjaga imunitas kesehatan tubuh tetap prima, sekaligus menerapkan protokol kesehatan," kata dia dalam webinar, Senin (8/3).

Namun dia mengaku, masih banyak tenaga kesehatan yang tidak mengenali status kesehatan sendiri. Mereka merasa tidak mempunyai riwayat gula darah tinggi dan impertensi, namun baru ketahuan setelah terinfeksi Covid-19.

“Makanya penting mengetahui status kesehatan dengan baik. Dan sejauh ini, data yang didapat, imunitas yang dibentuk dari vaksin atau pascainfeksi sekalipun sangat individual. Meskipun sudah divaksin harus tetap protokol kesehatan agar tidak terinfeksi.” ujar dokter lulusan Universitas Gadjah Mada (UGM) itu.

Untuk itu, tenaga kesehatan dinilai perlu mengupayakan screening komorbid, seperti kolesterol tinggi dan diabetes dengan kadar gula tinggi. Apalagi pasien komorbid cenderung mudah sekali ke fase kritis dan untuk menurunkan kolesterol itu tidak bisa dalam satu dua hari, tetapi bisa mencapai mungkin sampai tiga bulan.

Begitu juga dengan penderita diabetes melitus, Mariya menyarankan agar melakukan pengecekan HB A1C. Penderita diabetes yang kadar gulanya stabil itu seperti orang biasa, tetapi kalau gula darahnya tinggi, memiliki tingkat risiko tinggi dan berpotensi masuk ruang ICU.

Untuk itu, Satgas Bidang Perlindungan Tenaga Kesehatan, berencana melakukan advokasi ke Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) agar program skrining komorbid untuk tenaga kesehatan yang dilaksanakan di setiap daerah masing-masing ditanggung Pemda, karena ini sangat penting. 

“Bagi perawat yang memiliki komorbid jangan kecil hati. Asalkan terkontrol itu menjadi aman,” ujar Mariya.

Sponsored

Sementara Ketua DPP Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Bidang Pelayanan Ati Suryamediawati mengatakan, perawat merupakan tenaga kesehatan terbanyak dan paling lama kontak dengan pasien. Perawat juga memiliki banyak peran dalam menangani pasien. Mulai dari berperan sebagai konektor langsung atau tidak langsung ke pasien, komunikator antara keluarga dan perawat, kolaborator untuk mengambil keputusan bersama. Hingga sebagai advocator membantu klien yang bermasalah dengan keluarga dan stigma dari masyarakat sekitar.

“Perawat juga sebagai aplikator hingga menjelaskan ke masyarakat,” ujarnya.

Berita Lainnya
×
tekid