sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Rebutan vaksin, warga Kupang NTT robohkan pagar pembatas kampus

"Kenaikan kasus Covid-19 di Kota Kupang juga karena dampak adanya kerumunan warga saat mengikuti vaksinasi," ungkap Wakil Wali Kota Kupang.

Marselinus Gual
Marselinus Gual Rabu, 14 Jul 2021 13:07 WIB
Rebutan vaksin, warga Kupang NTT robohkan pagar pembatas kampus

Suasana kacau saat ratusan warga Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) hendak vaksin Covid-19 di Kampus Poltekes Perawat Gigi, Kupang, Rabu (14/7).

Berdasar video yang beredar di media sosial, warga yang antre sejak kemarin rupanya tidak bisa menahan diri agar bisa mendapatkan vaksin Covid-19.

Awalnya, antrean berjalan normal. Namun, ketika massa semkian banyak, mereka pun langsung menyerobot ke lokasi vaksin. Petugas setempat tak bisa berbuat banyak melihat aksi warga tersebut.

Mereka pun masuk ke lokasi vaksin dengan cara mendobrak pagar kampus. Akhinrya, warga juga mengabaikan protokol kesehatan.

Sebelumnya, Wakil Wali Kota Kupang, Hermanus Man, menyatakan, peningkatan kasus terkonfirmasi positif Covid-19 yang terjadi di daerah ini, salah satunya disebabkan oleh adanya kerumunan warga saat hendak mengikuti kegiatan vaksinasi.

"Kenaikan kasus Covid-19 di Kota Kupang juga karena dampak adanya kerumunan warga saat mengikuti vaksinasi. Peningkatan kasus Covid-19 di Kota Kupang sangat tinggi," katanya saat melihat secara langsung kerumunan warga yang mengantre untuk vaksinasi di Puskesmas Penfui, Kecamatan Maulafa, Selasa, (13/7).

Herman turun langsung memantau kerumunan warga yang antre untuk divaksin di Puskesmas Penfui itu. Ia mengatakan, penambahan kasus Covid-19 di Kota Kupang mencapai 60 orang per hari.

"Peningkatan kasus ini salah satunya disebabkan oleh adanya kerumunan warga saat hendak mengikuti kegiatan vaksinasi," ungkap dia.

Sponsored

Karena itu, Herman meminta, Kepala Puskesmas Penfui maupun petugas untuk mengatur agar para penerima vaksin masuk secara bertahap mengingat areal puskesmas sebagai salah satu lokasi kegiatan vaksinasi tidak begitu luas.

"Tingginya animo warga Kota Kupang untuk mengikuti vaksinasi mengakibatkan tingkat kunjungan ke fasilitas kesehatan pelaksana vaksinasi meningkat sehingga terjadi kerumunan warga yang cukup banyak," kata Hermanus Man.

Sementara itu, Ketua Perhimpunan Dokter Umum Indonesia (PDUI) Provinsi NTT, Teda Litik juga menegaskan hal itu bahwa kegiatan vaksinasi massal yang menghadirkan banyak orang berpotensi terjadinya penularan Covid-19.

"Saat ini banyak warga Kota Kupang mendatangi tempat vaksinasi massal hanya untuk vaksin tanpa protokol kesehatan. Ini sangat miris sekali," katanya.

Berita Lainnya
×
tekid