sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Rindukan Gus Dur, Luhut tegaskan tak ingin bungkam kritik

Luhut menilai beberapa pihak memperkeruh keadaan di tengah Covid-19.

Fadli Mubarok
Fadli Mubarok Kamis, 09 Apr 2020 17:30 WIB
Rindukan Gus Dur, Luhut tegaskan tak ingin bungkam kritik

Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Panjaitan merasa miris dengan situasi kehidupan bernegara saat ini, di tengah pandemi coronavirus (Covid-19).

Menurut Luhut, masih banyak ujaran kebencian dan fitnah yang terus dipelihara di tengah-tengah masyarakat. Bahkan situasinya sudah melampaui batas.

"Belakangan, saya melihat dinamika yang terjadi sudah sangat melampaui batas ini. Saya tidak habis pikir, mengapa di tengah suasana pandemi seperti saat ini, ujaran kebencian dan fitnah terus dipelihara di tengah-tengah kita?" tulis Luhut dalam keterangannya, Kamis (9/4).

Luhut merasa heran, di saat masyarakat harus bersatu melawan musuh bersama seperti Covid-19, mengapa negara masih diselimuti oleh sentimen sekretarian. Artinya masih ada yang mencari-cari perbedaan tanpa sedikitpun berpikir persatuan.

Dalam situasi ini, ia mengaku merindukan sosok Presiden Ke-4 RI, Abdurrahman Wahid atau Gus Dur. Salah satu tokoh inspirator Luhut. 

"Dari Gus Dur pula saya belajar, bahwa perbedaan dan kritik pasti ada dan tidak bisa dihilangkan, karena perbedaan itu lahir bersama kita. Wejangan Gus Dur inilah yang membuat saya selalu berprinsip bahwa persaudaraan antar anak bangsa harus kita kedepankan," ungkap dia.

Namun, Luhut amat menyayangkan tindakan dan ucapan beberapa pihak yang menjadikan situasi saat ini untuk memperkeruh keadaan, dengan melakukan serangan-serangan yang tak berdasar dan mengarah ke personal. 

"Saya tidak pernah punya keinginan untuk membungkam kritik, karena bagi saya kritik adalah motivasi terbesar sebagai pejabat negara dalam merumuskan kebijakan yang bermanfaat. Bukan hanya bagi generasi saat ini, tetapi juga generasi anak dan cucu kita di kemudian hari," paparnya.

Sponsored

Luhut mengaku ingin bangsa ini menjadi bangsa yang terdidik yang terbiasa untuk saling kritik dengan fakta dan data yang dapat dipertanggungjawabkan.

"Bukan dengan tuduhan tak berdasar yang menyerang pribadi orang lain," ungkap Luhut melalui tulisan yang diunggah ke akun Facebooknya itu. 

Pasalnya, menurut dia, sebuah tuduhan kepada pribadi seseorang tentu juga akan mengenai sisi paling privat dari orang tersebut di tengah pandemi Covid-19.

"Mereka merasa yang hari ini terjadi sudah kelewat batas, dan bukan contoh yang baik bagi pendidikan moral dan pendewasaan generasi penerus bangsa yang besar ini, terutama dalam hal berdemokrasi dan menyampaikan pendapat," tulisnya yang juga diunggah ke akun Instagramnya itu.

Oleh karena itu, ditegaskan Luhut, perlu dilakukan sebuah tindakan untuk setidaknya membuat masyarakat Indonesia bisa belajar dan paham, bahwa setiap tindakan pasti ada konsekuensi.

"Jika kita berani mengucapkan dan melakukan suatu hal, mengapa kita tidak punya keberanian yang sama untuk mempertanggung jawabkannya?" tutup dia.

Belakangan Luhut memang dikritik keras oleh eks Sekretaris Kementerian BUMN Said Didu via Youtube, yang menyebut Luhut hanya memikirkan uang di tengah pandemi coronavirus.

Video tersebut lantas ditanggapi serius Luhut melalui Jubir Kemenko Marves, Jodi Mahardi. Jodi menuntut Said Didu minta maaf atau pihaknya akan menempuh jalur hukum.

"Bila dalam 2x24 jam tidak minta maaf, kami akan menempuh jalur hukum sesuai perundang-undangan yang berlaku," ujar Jodi Mahardi kepada wartawan, Jumat (3/4/2020).

 

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

Setiap Tindakan Ada Konsekuensinya.

A post shared by Luhut Binsar Pandjaitan (@luhut.pandjaitan) on

 

Caleg Pilihan
Berita Lainnya
×
tekid