sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Tak masuk dalam struktur MUI, Din Syamsuddin: Saya tidak bersedia

Din sudah menyampaikan ketidaksediaan itu sebelum rapat pleno musyawarah nasional (Munas) MUI pada 18 November 2020.

Achmad Al Fiqri
Achmad Al Fiqri Jumat, 27 Nov 2020 17:53 WIB
Tak masuk dalam struktur MUI, Din Syamsuddin: Saya tidak bersedia

Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia 2014-2020 M Din Syamsuddin angkat bicara ihwal dirinya tidak masuk dalam kepengurusan MUI periode 2020-2025. Dirinya menegaskan telah menyatakan tidak bersedia untuk masuk struktur kepengurusan tersebut.

"Bahwa saya tidak masuk dalam kepengurusan baru MUI adalah karena saya tidak bersedia. Seandainya Tim Formatur memasukkan maka saya tidak bersedia," ujar Din, dalam pesan singkat kepada Alinea.id, Jumat (27/11).

Bahkan, Din sudah menyampaikan ketidaksediaan itu sebelum rapat pleno musyawarah nasional (Munas) MUI pada 18 November 2020. Dalam rapat itu, dia menyampaikan keinginan untuk  tidak lagi aktif di keanggotaan MUI.

"Salah satu alasannya adalah saya merasa sudah terlalu lama terlibat di MUI (25 tahun)," terang dia.

Din memang tercatat terlibat di MUI sejak 1995, saat itu dia menjabat sebagai sekretaris. Pada 2000 sebagai sekretaris umum. Periode 2005-2010 sebagai wakil ketua umum. Periode 2010-2014 sebagai wakil ketua umum. Periode 2014-2015 sebagai ketua umum. Kemudian 2015-2020 sebagai ketua dewan pertimbangan.

"Dalam kaitan ini saya meminta maaf kepada segenap anggota Wantim MUI yang mendukung agar saya tetap memimpin Wantim MUI," tutur dia.

Lebih lanjut, Din juga mengutarakan alasannya yang tidak dapat menghadiri Munas MUI dan mewakilkannya kepada Wakil Ketua Wantim MUI Didin Hafiduddin untuk memberi sambutan dan menjadi formatur. 

"Sebenarnya ada alasan, yaitu saya mendengar dan mengetahui ada pihak yang ingin menjadi ketua wantim MUI, dan pengurus MUI. Saya berhusnuzhon mereka ingin berkhidmat di MUI. Maka sebaiknya diberi kesempatan. Biarlah  umat yang menilai dan Allah SWT yang mengganjari," ucap Din

Sponsored

Bagi seorang pejuang Islam, kata Din, perjuangan dan pengabdian untuk umat dan bangsa tidaklah terbatas dapat dilakukan hanya dalam satu lingkaran organisasi seperti MUI. Tetapi dapat dilakukan pada berbagai lingkaran keaktifan.

"Jadi tidak masuk dalam kepengurusan suatu organisasi jangan dianggap sebagai masalah besar, begitu pula masuk dalam kepengurusan bukanlah hal istimewa," tandasnya.

Sebagai informasi, Munas ke-X MUI, Kamis (26/11) malam, telah menetapkan pengurus baru untuk periode 2020-2025. Nama yang masuk dalam struk baru MUI seperti berikut:

Ketua Umum MUI: KH. Miftachul Akhyar

Wakil Ketua Umum MUI I: Dr. Anwar Abbas

Wakil Ketua Umum MUI 2: KH. Marsudi Syuhud

Wakil Ketua Umum MUI 3: Drs. H. Basri Bermanda, MBA.

Ketua MUI KH. Masduki Bidlowi

Ketua MUI Dr. Yusnar Yusuf Rangkuti

Ketua MUI Prof. Noor Achmad

Ketua MUI KH. Abdullah Jaidi

Ketua MUI KH. Afifuddin Muhajir

Ketua MUI KH. Dr. Sodikun

Ketua MUI Dr. Lukmanul Hakim

Ketua MUI KH. Sholahuddin Al Aiyubi

Ketua MUI Prof. Amany Lubis

Ketua MUI KH. Cholil Nafis

Ketua MUI Dr. Jeje Zainuddin

Ketua MUI Dr. Asrorun Niam Sholeh

Ketua MUI Dr. Sudarnoto Abdul Hakim

Ketua MUI Prof. Dr. Utang Ranuwijaya

Sekretaris Jenderal: Dr. Amirsyah Tambunan

Wakil Sekretaris Jenderal:

KH. Abdul Manan Ghani

Habib Hasan Bahar

Rofiqul Umam Ahmad

Azrul Tanjung

Asrori S. Karni

Ikhsan Abdullah

Arif Fahrudin

M. Ziyad

Isfah Abidal Aziz

Dr. Badriyah Fayumi

Drs. H. Pasni Rusli

Dr. Abdul Ghaffar Rozin

Prof. Dr. Valina Sinka Subekti

Dr. Fahrur Razi

Bendahara Umum: Misbahul Ulum

Wakil Bendahara:

KH. Eman Suryaman

Dr. Rahmat Hidayat

Jojo Sutisna

Trisna Ningsih Julianti

Erni Juliana
 

Berita Lainnya
×
tekid