Tak masuk dalam struktur MUI, Din Syamsuddin: Saya tidak bersedia
Din sudah menyampaikan ketidaksediaan itu sebelum rapat pleno musyawarah nasional (Munas) MUI pada 18 November 2020.
Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia 2014-2020 M Din Syamsuddin angkat bicara ihwal dirinya tidak masuk dalam kepengurusan MUI periode 2020-2025. Dirinya menegaskan telah menyatakan tidak bersedia untuk masuk struktur kepengurusan tersebut.
"Bahwa saya tidak masuk dalam kepengurusan baru MUI adalah karena saya tidak bersedia. Seandainya Tim Formatur memasukkan maka saya tidak bersedia," ujar Din, dalam pesan singkat kepada Alinea.id, Jumat (27/11).
Bahkan, Din sudah menyampaikan ketidaksediaan itu sebelum rapat pleno musyawarah nasional (Munas) MUI pada 18 November 2020. Dalam rapat itu, dia menyampaikan keinginan untuk tidak lagi aktif di keanggotaan MUI.
"Salah satu alasannya adalah saya merasa sudah terlalu lama terlibat di MUI (25 tahun)," terang dia.
Din memang tercatat terlibat di MUI sejak 1995, saat itu dia menjabat sebagai sekretaris. Pada 2000 sebagai sekretaris umum. Periode 2005-2010 sebagai wakil ketua umum. Periode 2010-2014 sebagai wakil ketua umum. Periode 2014-2015 sebagai ketua umum. Kemudian 2015-2020 sebagai ketua dewan pertimbangan.
"Dalam kaitan ini saya meminta maaf kepada segenap anggota Wantim MUI yang mendukung agar saya tetap memimpin Wantim MUI," tutur dia.
Lebih lanjut, Din juga mengutarakan alasannya yang tidak dapat menghadiri Munas MUI dan mewakilkannya kepada Wakil Ketua Wantim MUI Didin Hafiduddin untuk memberi sambutan dan menjadi formatur.
"Sebenarnya ada alasan, yaitu saya mendengar dan mengetahui ada pihak yang ingin menjadi ketua wantim MUI, dan pengurus MUI. Saya berhusnuzhon mereka ingin berkhidmat di MUI. Maka sebaiknya diberi kesempatan. Biarlah umat yang menilai dan Allah SWT yang mengganjari," ucap Din
Bagi seorang pejuang Islam, kata Din, perjuangan dan pengabdian untuk umat dan bangsa tidaklah terbatas dapat dilakukan hanya dalam satu lingkaran organisasi seperti MUI. Tetapi dapat dilakukan pada berbagai lingkaran keaktifan.
"Jadi tidak masuk dalam kepengurusan suatu organisasi jangan dianggap sebagai masalah besar, begitu pula masuk dalam kepengurusan bukanlah hal istimewa," tandasnya.
Sebagai informasi, Munas ke-X MUI, Kamis (26/11) malam, telah menetapkan pengurus baru untuk periode 2020-2025. Nama yang masuk dalam struk baru MUI seperti berikut:
Ketua Umum MUI: KH. Miftachul Akhyar
Wakil Ketua Umum MUI I: Dr. Anwar Abbas
Wakil Ketua Umum MUI 2: KH. Marsudi Syuhud
Wakil Ketua Umum MUI 3: Drs. H. Basri Bermanda, MBA.
Ketua MUI KH. Masduki Bidlowi
Ketua MUI Dr. Yusnar Yusuf Rangkuti
Ketua MUI Prof. Noor Achmad
Ketua MUI KH. Abdullah Jaidi
Ketua MUI KH. Afifuddin Muhajir
Ketua MUI KH. Dr. Sodikun
Ketua MUI Dr. Lukmanul Hakim
Ketua MUI KH. Sholahuddin Al Aiyubi
Ketua MUI Prof. Amany Lubis
Ketua MUI KH. Cholil Nafis
Ketua MUI Dr. Jeje Zainuddin
Ketua MUI Dr. Asrorun Niam Sholeh
Ketua MUI Dr. Sudarnoto Abdul Hakim
Ketua MUI Prof. Dr. Utang Ranuwijaya
Sekretaris Jenderal: Dr. Amirsyah Tambunan
Wakil Sekretaris Jenderal:
KH. Abdul Manan Ghani
Habib Hasan Bahar
Rofiqul Umam Ahmad
Azrul Tanjung
Asrori S. Karni
Ikhsan Abdullah
Arif Fahrudin
M. Ziyad
Isfah Abidal Aziz
Dr. Badriyah Fayumi
Drs. H. Pasni Rusli
Dr. Abdul Ghaffar Rozin
Prof. Dr. Valina Sinka Subekti
Dr. Fahrur Razi
Bendahara Umum: Misbahul Ulum
Wakil Bendahara:
KH. Eman Suryaman
Dr. Rahmat Hidayat
Jojo Sutisna
Trisna Ningsih Julianti
Erni Juliana