sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Temui Anies, Fahira Idris dan Jimly tolak pindah ibu kota

Saat menemui Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, empat anggota DPD terpilih menolak rencana pemindahan ibu kota.

Eka Setiyaningsih
Eka Setiyaningsih Kamis, 25 Jul 2019 19:52 WIB
Temui Anies, Fahira Idris dan Jimly tolak pindah ibu kota

Saat menemui Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, empat anggota DPD terpilih menolak rencana pemindahan ibu kota.

Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) terpilih dari daerah pemilihan DKI Jakarta menemui Anies Baswedan di Balai Kota, Kamis (25/7).

Anggota DPD yang terpilih pada Pemilu 2019 itu adalah Fahira Idris, Jimly Asshiddiqie, Sabam Sirait, dan Sylviana Murni. Mereka datang untuk bersilahturahmi dengan Anies sebelum duduk di Senayan.

"Kami bersyukur dapat bersilahturahmi dengan Pak Anies dan kami berempat belum pernah ketemu. Alhamdulillah, atas jasa pak Gubernur kami berkomitmen untuk lima tahun bekerja demi kepentingan bangsa dan negara," ucap Jimly di Balai Kota, Jakarta, Kamis (25/7).

Jimly berharap, ke depannya dapat terus bersinergi dengan Pemprov DKI Jakarta dalam rangka bersinergi kebangsaan. Selain itu, dia juga berharap DPD dapat menjadi lembaga yang dapat mewakili kepentingan daerah. 

Lebih lanjut, Jimly mengaku akan menjalankan haluan dan program kerja yang sudah ada di dalam Undang-undang. Selanjutnya, setelah pelantikan pada 1 Oktober 2019, ia akan membahas lebih lanjut terkait program kerja.

Dalam kesempatan yang sama, Sylviana mengaku telah menerim beberapa keluhan dari masyarakat terkait kondisi di Ibu Kota, salah satunya terkait tempat pembuangan sampah.

"Saya enggak mau nyusahin Pak Anies, saya tahu ini tempat kemana dan biasanya enggak langsung ke kepala dinas. Saya tahu di sini cukup di sudin, di kecamatan, nah biasanya saya suka sambungkan," ucapnya.

Sponsored

Tak setuju pemindahan Ibu Kota

Keempat anggota DPD terpilih tersebut mengatakan keberatan atas wacana pemindahan Ibu Kota. "Kami berempat sepakat bahwa kami anggota DPD Provinsi DKI Jakarta tidak setuju jika ibu kota dipindahkan ke Kalimantan, daerah lain," kata Fahira.

Sementara, Sabam menilai pendirian Ibu Kota baru membutuhkan biaya yang cukup banyak. "Pertama, kalau mendirikan ibu kota negara akan keluar uang triliunan rupiah. Kita lebih memerlukan untuk yang lain daripada itu," ujar Sabam.

Selain itu, Sabam memandang bahwa Jakarta sudah tepat menjadi Ibu Kota Indonesia. "Ibu kota ini sudah baik," ucapnya.

Senada, Fahira menilai bahwa pemindahan Ibu Kota memerlukan biaya besar dan alangkah baiknya dialokaskan untuk hal lain. 

"Banyak yang harus dibangun, soal kesejahteraan, BPJS seperti apa. Menurut saya, pemerintah menjawab dulu permasalahan krusial yang menyangkut masyarakat. Untuk pemindahan Ibu Kota lebih baik tidak sekarang," katanya. 

Berita Lainnya
×
tekid