close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Prof. Amin Soebandrio, Direktur Lembaga Biologi Molekuler Eijkman. Foto Alinea.id/Chevi Azmi Damara.
icon caption
Prof. Amin Soebandrio, Direktur Lembaga Biologi Molekuler Eijkman. Foto Alinea.id/Chevi Azmi Damara.
Nasional
Rabu, 10 Maret 2021 14:33

Terkendala di Bio Farma, EUA vaksin Merah Putih ditarget Juni 2022

Eijkman dijadwalkan serahkan prototipe vaksin Merah Putih Mei 2021
swipe

Kepala Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman Amin Soebandrio mengungkap soal skema percepatan agar vaksin Merah Putih agar mendapatkan izin penggunaan darurat (emergency use authorization/EUA) pada akhir Juni 2022. Berdasarkan timeline Bio Farma, vaksin Covid-19 tersebut ditargetkan mendapatkan EUA pada November 2022.

“Dari timeline yang diusulkan BioFarma, kami melakukan upaya untuk bisa mempercepat. Beberapa proses bisa diperpendek, diharapkan pertengahan tahun 2022 itu selesai uji klinis I,II, dan sebagian III, sehingga EUA bisa diperoleh di akhir Juni 2022. Jadi, ada penghematan sekitar 3-4 bulan,” ucapnya dalam rapat kerja bersama Komisi IX DPR RI, Rabu (10/3).

Eijkman dijadwalkan menyerahkan prototipe atau kandidat vaksin ke Bio Farma sekitar Mei 2021 ini. Padahal, Eijkman disebutnya sudah siap menyerahkan prototipe tersebut pada akhir bulan ini. Namun, Bio Farma masih menghadapi beberapa kendala dalam penyediaan fasilitas, sehingga prosesnya agak terlambat.

“Tentunya transaksi dari Eijkman diserahkan ke Bio Farma (langsung) selesai. Tidak demikian, transisi ini kita desain berjalan secara overlap (tumpang tindih). Jadi, mulai sekarang pun Bio Farma sudah terlibat dalam kegiatan di LBM Eijkman. Sebaliknya peneliti Eijkman juga sudah bekerja di Bio Farma agar nantinya transisinya berjalan dengan mulus,” tutur Amin.

Sebelumnya, PT Bio Farma (Persero) menyatakan, tahap uji klinis menjadi kendala terberat dalam pengembangan vaksin Covid-19 Merah Putih, terutama dalam merekrut relawan.

“Kita 100% insyaallah siap untuk menerima kandidat vaksin dari Eijkman untuk kita lakukan proses lebih lanjut. Tantangannya nanti di uji klinis dikarenakan relawannya sekarang agak sulit karena sebagian besar sudah diberikan vaksin ini,” ujar Juru bicara vaksin Covid-19 dari Bio Farma, Bambang Herianto, dalam telekonferensi, Selasa (9/2).

LBM Eijkman mengembangkan vaksin Covid-19 berbasis platform protein rekombinan dengan menggunakan sistem ekspresi sel mamalia transien. Sementara Bio Farma sudah pernah memproduksi vaksin dengan platform rekombinan, seperti vaksin hepatitis B rekombinan.

“Tentu tidak jauh beda juga teknologi maupun fasilitasnya dengan vaksin Covid-19 berbasis rekombinan,” ucapnya.

img
Manda Firmansyah
Reporter
img
Fathor Rasi
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan