sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Update Covid-19 19 Agustus 2022: Ada penambahan 26 kematian

Kematian tertinggi terjadi di DKI Jakarta dan Jawa Tengah, yang masing-masing sebanyak lima kasus.

Hermansah
Hermansah Jumat, 19 Agst 2022 16:29 WIB
Update Covid-19 19 Agustus 2022: Ada penambahan 26 kematian

Kementerian Kesehatan mencatat penambahan kasus Covid-19 pada Jumat (19/8) pukul 12:00 WIB. Total ada penambahan 5.163 kasus positif dan 26 kematian. Sedangkan tingkat kesembuhan per 19 Agustus berjumlah 5.028 orang. 

Berdasarkan data Kemenkes tersebut, diketahui kalau kasus aktif Covid-19 di Indonesia menjadi 52.009. terlihat naik dari posisi 31 Juli 2022, yang berjumlah 48.703 kasus. 

Dari total kasus positif per 19 Agustus 2022, penambahan kasus baru paling banyak terjadi di DKI Jakarta dengan 2.217 kasus, disusul Jawa Barat 1.036 Kasus, dan Banten dengan 563 kasus. 

Kematian tertinggi terjadi di DKI Jakarta dan Jawa Tengah, yang masing-masing sebanyak lima kasus. Jawa Barat dan Bali, masing-masing empat kasus. Diikuti Jawa Timur, Riau, dan DI Yogyakarta yang masing-masing dua kasus. Serta Sumatera Utara dan Kalimantan Selatan, yang masing-masing satu kasus. 

Sedangkan kasus kesembuhan tertinggi terjadi di DKI Jakarta dengan 2.288 Kasus, Jawa Barat 916 kasus, dan Banten 732 Kasus. 

Dengan begitu, maka per 19 Agustus 2022, 6.306.686 kasus terkonfirmasi positif Covid-19. Di mana 6.097.334 di antaranya sembuh, dan 157.343 meninggal dunia.

Sementara hasil Survey Serologi ke-3 yang dilaksanakan pada Juli 2022 oleh Kementerian Kesehatan, menunjukan peningkatan antibodi SARS-CoV-2 naik menjadi 98,5%. Hal ini, terjadi seiring dengan meningkatnya masyarakat mendapatkan vaksinasi lanjutan atau booster.

Namun, ancaman yang berasal dari sifat alamiah virus masih dapat terus terjadi. Sehingga, sudah saatnya perilaku adaptif dengan menanamkan protokol kesehatan dan melengkapi vaksinasi.

Sponsored

“Maka dari itu vaksinasi harus segera di lengkapi mulai dari vaksin dosis pertama, kedua dan booster serta protokol kesehatan seperti memakai masker harus diterapkan serta segera lengkapi vaksin Covid-19. Sebab, vaksinasi masih menjadi upaya untuk menurunkan angka kematian dan angka kesakitan di rumah sakit.” tegas Ketua Umum Pengurus Pusat Perhimpunan Alergi Imunologi Indonesia Iris Rengganis, belum lama ini.

Iris juga menegaskan bahwa memakai masker masih tetap relevan, dan tak bisa di tawar-tawar, karena masih menjadi pelindung nomor satu, disamping vaksinasi. Karena saat ini, kita masih dalam masa transisi dan belum memasuki fase endemi.

Meski pernah terinfeksi Covid-19, siapapun masih berpotensi ter-reinfeksi kembali, mengingat bahwa virus masih akan selalu bermutasi dan berkembang, sehingga jangan pernah mengendorkan protokol kesehatan. Salah satu langkah yang dapat mencegah tertular dan menularkan yaitu dengan patuhi protokol kesehatan secara bersama-sama.

“Tetapi, Covid-19 ini jangan cepat-cepat di anggap endemi, kita masih di masa pandemi. Memang kita menuju endemi, sementara kita memenuhi standart protokol kesehatan harus dipakai, vaksin dan masker itu kombinasi yang harus dijalankan.” Tegasnya.

Tergantung pada mutasi dan antibodi tubuh

Berdasarkan data, Survey Sero Sars-CoV-2 antibodi masyarakat Indonesia saat ini terus meningkat, seiring dengan semakin banyaknya masyarakat yang melakukan vaksinasi. Namun, masih terdapat resiko tertular dan menularkan antar manusia.

“Jadi, walaupun antibodinya sudah meningkat, kita tetap bisa tertular. Kenapa demikian? Karena sudah terjadi mutasi daripada virus, jadi mutasi dari virus sudah berubah. Jadi artinya bisa tertular. Terus kemudian antibodinya, gimana? Antibodi setelah vaksin memang tinggi. Tetapi antibodi tinggi bukan berarti melindungi, karena pertama ada mutasi, kedua tergantung dari kedua kondisi dari orang itu,” tegas Iris.

Walaupun masyarakat sudah vaksin lengkap dengan booster masih memiliki resiko terinfeksi Covid-19 tetapi gejala yang ditimbulkan ringan. Sistem imun tubuh tergantung pada yang membentuk sistem imun tubuh, kondisi tubuh dan lingkungan.

Iris menyampaikan bahwa apabila masyarakat tidak bisa melakukan vaksinasi karena memiliki suatu penyakit atau belum layak divaksinasi, maka tetap harus melakukan protokol kesehatan dengan baik, dan bijak dalam melakukan mobilitas.

“Orang seperti inilah protokol kesehatannya harus lebih kuat lagi, jangan main-main, jangan pergi ke mall atau ke tempat yang ramai, artinya harus bisa melindungi dirinya sendiri dan jangan tertular atau menularkan. Karena, terbentuknya varian baru kedepannya belum bisa diprediksi, apakah bisa berhenti atau tidak, maka resiko penularan masih tetap ada walaupun mayoritas sudah divaksinasi lengkap, maka protokol kesehatan harus dijalankan," tutup Iris.

Berita Lainnya
×
tekid