sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Bala tentara Gajah Perang menantang Badai Gurun Oman

Di sini, aturan kedua yang berlaku. Selisih gol Tajikisan paling tipis, menempati runner-up grup. Skenario ini akan memecahkan banyak rekor.

Arpan Rachman
Arpan Rachman Minggu, 21 Jan 2024 19:30 WIB
Bala tentara Gajah Perang menantang Badai Gurun Oman

Thailand melawan Oman, Minggu (21/1) malam WIB. Mereka akan turun bertanding ke lapangan. Di depan penonton yang bergembira. Di atas rumput lembut Abdullah bin Khalifa Stadium, Doha.

Laga ini pantas diperhatikan. Niscaya menjanjikan duel sengit. Keras dan seru untuk sekalian alam se-Asia. Kedua tim telah mencatat sebelas pertemuan. Sepanjang sejarah sepak bola mereka. Rekornya, 5-1-5. Masing-masing menang lima. Dan sekali berbagi angka.

Terakhir, bermain tertutup di tengah pembatasan pandemi COVID-19. Tajuknya pertandingan persahabatan. Pada 25 Mei 2021 di The Sevens Stadium, Dubai, Uni Emirat Arab. Skor akhir diambil Oman 1-0. Dari gol Abdul Aziz Al Maqbali pada menit ke-43.

Partai nostalgia cinta

Sebelas pemain dari laga tiga tahun lalu masih hadir. Sembilan pernah saling berhadapan. Lima dari Oman, empat Thailand.

Oman masih diperkuat bek kiri Ahmed Al Kaabi. Pivot Harib Al Saadi. Gelandang kanan Jameel Al Yahmadi. Gelandang menyerang Salaah Al Yahyaei. Striker Muhsen Al Ghassani. Semuanya belum tergantikan. Sayap kanan Issam Al Sabhi dan penyerang Arshad Al Alawi dulu cadangan. Kini, mereka berubah pemain inti.

Begitu pula striker Supachai Chaided. Duo gelandang Sarach Yooyen dan Pathompol Charoenrattanapirom. Hanya kiper Siwarak Tedsungnoen tersingkir dari bawah mistar.

Pelatih Oman masih juga Branko Ivankovic. Thailand sudah berganti dari Akira Nishino (Jepang). Sempat ditangani Mano Polking (Brasil-Jerman), sekarang Masatada Ishii yang melatih mereka.

“Thailand menjalani pertandingan pembuka yang luar biasa dan meski ada tekanan pada kami untuk bangkit, kami menikmatinya karena itulah inti sepakbola – tampil di bawah tekanan. Tanggung jawab saya adalah membangun budaya kemenangan di ruang ganti dan memotivasi para pemain saya untuk memberikan yang terbaik,” kata Ivankovic.

Thailand mirip boneka "Jepang kecil" yang manis dan lucu. Pola bermainnya mempelopori sistem hipermodern ukuran Asia Tenggara. Asyik dilihat lewat layar kaca.

Belum satupun tim ASEAN lain mengikuti cara bermain bagus seperti Thailand. Mereka bisa kuat tenaga untuk bertahan di puncak. Kemungkinan besar Theerathon Bunmathan dkk akan memaksakan hasil seri.

Karena itu, Oman mungkin terpaksa harus puas tanpa kemenangan. Kecuali jika lini tengahnya yang energik belum habis tenaga. Bisa mulai laga dengan tempo tinggi. Dan di pertahanan masih sangat kohesif.

Kuncinya Oman perlu melupakan pertandingan pertama yang penuh perjuangan. Yang membuat para pemain Oman putus asa. Rugi besar. Kalah tragis dari Arab Saudi 1-2, Selasa (16/1) lalu.

Mampukah "Raja" sakti Supachai bertentara Gajah Perang meniup embusan "badai gurun" Oman? Pertanyaan ini akan terjawab dalam 90 menit plus tambahan waktu.

“Memulai kompetisi dengan kemenangan jelas merupakan hal yang luar biasa dan memberi kami gambaran seberapa siap kami,” kata Ishii, yang memimpin Kashima Antlers ke J1 League pada tahun 2016.

“Oman memiliki lini tengah yang sangat kuat dan tugas kami adalah menemukan cara untuk membendung mereka. Jika Anda melihat permainan mereka sebelumnya, mereka unggul dan terpaksa bertahan. Hanya saja tim seperti Arab Saudi cukup bagus untuk mendobraknya dan mengatasi defisit sehingga banyak pekerjaan yang harus kami selesaikan," tambahnya dikutip AFC.

Rasa Piala AFF

Penguasa sepak bola Asia Tenggara bertakhta memuncaki Grup F Piala Asia 2023. Thailand unggul meyakinkan 2-0 atas Kirgizstan di laga pertama, Selasa (16/1), pekan lalu.

Sementara Gajah Perang telah memetik kemenangan penting. Tim Garuda tampaknya akan memetik hikmahnya saja. Dua petikan itu beda jauh.

Satu sisa tim ASEAN, yang pemainnya paling hobi medsos-an namun suka ngeles ketika dikritik netizen, masih berpeluang maju ke 16 Besar. Tapi kans itu nyaris setipis tisu bekas pakai mengelap keringat negro. Di depan, Rabu (24/1) mendatang, PSSI senior di atas kertas akan tenggelam dalam "Tsunami" Jepang.

Dua wakil kawasan serumpun lainnya sudah terhapus dari mimpi Hayya Asia. Vietnam kandas dari Indonesia. Duel perdana Asia Tenggara mereka, Jumat (19/1), membuat sajian Piala Asia seperti dibumbui rasa Piala AFF. Terakhir, Sabtu (20/1), harapan Malaysia dikubur oleh Bahrain 0-1.

Vietnam dan Malaysia jadi dua tim yang paling duluan tersisih dari pergelaran Qatar 2023. Eliminasi ini menegaskan bahwa sepak bola ASEAN belum maju.

Siapa lagi pulang?

Siapa lagi yang akan pulang cepat dari Piala Asia 2023? Tim lemah Asia Tengah, Kirgisztan, bisa menyusul berkemas check-out dari hotel. Diikuti "siluman" Asia Timur, Hong Kong-China. India dari Asia Selatan juga menanggung beban berat.

Paling ketat persaingan balapan di ujung tikungan Grup A. Khususnya menyoroti tiga tim terbawah selain unggulan Qatar. Bila nanti hasil Qatar vs China dimenangkan 2-0 tuan rumah dan Tajikisan vs Lebanon selesai kaca mata.

Itu berarti, versus Qatar, ketiga tim kalah semua. Sedangkan laga "liga kecil" di antara ketiganya berakhir seri semua. Jika skenarionya benar-benar tepat begini, kalkulasi di klasemen akan rumit.

Fase penyisihan grup terdiri lima aturan. Pertama, perolehan angka. Kedua, selisih gol. Ketiga, cetakan gol. Keempat, nilai kedisiplinan.

Perolehan angka Tajikisan, China, dan Lebanon akan jadi sama-sama 2. Selisih gol Tajikisan 0-1, China 0-2, dan Lebanon 0-3. Berarti tak ada peringkat ketiga terbaik dari Grup A.

Di sini, aturan kedua yang berlaku. Selisih gol Tajikisan paling tipis, menempati runner-up grup. Skenario ini akan memecahkan banyak rekor. Tajikisan, tim debutan. Pelatihnya, pertama kali datang di Piala Asia.

Dua kuda hitam pantas maju ke 16 Besar. Publik pasti berseru, hiduplah Thailand dan Tajikistan raya. Sepak bola mereka cukup beres, bersih dari gas air mata.

Berita Lainnya
×
tekid