sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Cerita Pak Supir masih tergingang di memori striker Kaledonia Baru U-17

Masa depan menjanjikan di depannya, Alebate akan menjadi salah satu pemain yang harus diperhatikan di Piala Dunia U-17

Arpan Rachman
Arpan Rachman Senin, 30 Okt 2023 07:03 WIB
Cerita Pak Supir masih tergingang di memori striker Kaledonia Baru U-17

Aturan tidak tertulis FIFA mungkin saja berbunyi "memasyaratkan sepak bola dan menyepakbolakan masyarakat dunia". FIFA memetik banyak keuntungan dari kemeriahan sepak bola yang sekarang olahraga terpopuler sedunia.

Regulasi semu tak tercatat dalam asas sepak bola bersendi kekeluargaan ini menguntungkan tim-tim seperti Kaledonia Baru. Kendati diketahui federasi Oseania (OFC) masih terbelakang, namun tetap tersedia jatah anggota OFC berpartisipasi di gelanggang global.

Kaledonia Baru akan tampil di Piala Dunia U-17 untuk kedua kalinya. Negara ini bergabung dengan Inggris, Brazil, dan Iran di Grup C dalam turnamen yang akan dimulai di Indonesia pada 10 November. Debut mereka pada edisi 2017. Kali ini mereka tergabung dalam grup yang sangat sulit, menampilkan dua juara bertahan terakhir – Brasil dan Inggris – juga kekuatan Iran.

Cerita sopir bus

Kisahnya, bulan April 2023, dan tim U-16 Kaledonia Baru berada di Prancis untuk Turnamen Montaigu. Menjelang latihan suatu hari, sopir bus mereka, yang ditugaskan mengantar-jemput tim Brasil pada edisi sebelumnya, sedang bersemangat untuk bercerita. Berkali-kali dia menyebut satu nama: Endrick. Yang mendengarkan dari kursi belakang dan mendengarkan cerita eksplosif pemain muda Brasil ini, Nolhann Alebate, yang saat itu hanya bisa memimpikan suatu hari bisa bertemu dengan bintang A Seleção yang lagi naik daun itu.

Lima bulan kemudian, setelah pengundian Piala Dunia U-17 Indonesia 2023 selesai, Kaledonia Baru berada di Grup C bersama Brasil.  Meskipun Endrick kemungkinan besar tidak berada di Indonesia, hal itu tidak soal bagi Alebate. “Ini Brasil, jadi calon Neymar masa depan mungkin ada di tim mereka,” kata Alebate bersemangat dalam wawancara eksklusif dengan FIFA.

Terlepas dari Brazil XI yang akan ia hadapi pada 14 November nanti, penyerang muda tersebut merasa puas dan bangga bisa mengikuti turnamen tersebut. “Bermain di Piala Dunia pada usia 17 tahun adalah impian masa kecil,” katanya. “Senior-senior kami sudah melakukannya di Piala Dunia U-17 tahun 2017, jadi kami satu-satunya kelompok umur dari Kaledonia Baru yang lolos ke Piala Dunia. Tim senior, baik putra maupun putri, belum pernah berhasil, dan begitu pula U-19."

Peran 'Penentu' di final OFC

Sponsored

Dapat dikatakan bahwa penampilan kedua Kaledonia Baru di Piala Dunia U-17 sebagian besar karena Alebate. Pada Kejuaraan OFC U-17 2023 yang menjadi ajang kualifikasi Indonesia 2023, penyerang Hienghene Sports Jugend itu mencetak tiga gol dan dua assist. “Saya tidak menyangka akan mendapat peran yang begitu menentukan di turnamen ini,” akunya. "Saya bahkan terkejut sendiri, tapi sangat senang akhirnya."

Meski Kaledonia Baru kalah melawan Selandia Baru di fase grup (3-2) dan juga di final (1-0), namun mencapai puncak sudah cukup untuk mengamankan tiket ke Indonesia. Meskipun kecewa karena kalah di final, Alebate mendapat sedikit penghiburan dari penghargaan Pemain Terbaik Turnamen. “Ketika saya diberitahu bahwa saya akan memenangkannya, saya tidak mempercayainya. Saya sangat kaget,” tambahnya. "Saya menghargainya dan menyimpannya dalam penghargaan man of the match yang saya terima saat melawan Samoa di perempat final (kemenangan 4-0)."

Mengidolakan Mbappe

Mengejar bola sejak usia lima tahun dan didorong untuk bermain oleh ayahnya yang gila sepak bola, yang hingga saat ini masih bermain sebagai gelandang, pemain internasional muda ini selalu memiliki bakat dalam menghadapi lawan. 

“Saya selalu suka menggiring bola,” katanya. "Dulu, pelatih saya terus-menerus menyuruh saya untuk tenang di lapangan karena saya tidak bisa berhenti berlari (tertawa). Sekarang saya belajar untuk tetap pada posisi saya."

Bakat yang dimiliki, masa depan menjanjikan di depannya, Alebate akan menjadi salah satu pemain yang harus diperhatikan di Piala Dunia U-17. Memang benar, banyak teman dan keluarganya telah membuat perbandingan yang sangat menyanjung.

“Di sini, semua orang mengatakan kepada saya bahwa saya mirip dengan Kylian Mbappe, katanya tertawa. Ia mengaku memang penggemar berat Paris Saint-Germain dan Real Madrid. “Dia adalah pemain yang sangat saya kagumi, dan saya mencoba untuk memiliki kualitas yang serupa dengannya: kecepatan, dribel, dan kemampuan untuk melewati lawan dan menyelesaikannya dengan baik. Dia adalah idola," tegasnya.

Laga ulang Inggris

Meskipun kenduri global Piala Dunia U-17 tahun ini akan melampaui apa pun yang dialami Alebate di Kejuaraan OFC pada bulan Januari lalu, sang pemain masih memiliki gambaran bagus tentang apa yang diharapkan. "Untuk saat ini, semuanya baik-baik saja, namun saat kami memulai Piala Dunia, pasti akan ada suasana yang menegangkan. Bagaimanapun juga, kami akan bermain di hadapan ribuan penggemar, dan itu bukan hal yang ringan."

Turnamen Montaigu yang dikisahkan di atas, serta menjadi semacam gladi bersih untuk tim berjuluk Les Petis Cagous, memungkinkan mereka mengukur kemampuannya melawan Inggris. Seperti sudah ditakdirkan, tim asuhan Leonardo Lopez juga akan berhadapan dengan The Three Lions di Indonesia, serta sesama rival Grup C Brasil dan Iran.

Di Prancis itu, Inggris menang 2-0 atas Kaledonia Baru dan kemudian memenangkan turnamen. “Tetapi saya pikir kami mampu melakukan sesuatu untuk melawan mereka,” kata Alebate. "Kami harus meningkatkan posisi kami dan selalu bergerak. Menonton video tersebut, kami menyadari bahwa kami hanyalah penonton selama pertandingan itu. Mereka adalah negara sepakbola yang hebat, tapi kami hanya menonton mereka pada kesempatan itu dan tidak melakukan yang seharusnya, saya pun tidak benar-benar bermain bagus."

Jadi, mungkinkah ini saat yang tepat untuk membalas? Alebate merasa bahwa, apa pun yang terjadi, tim siap untuk menggulingkan beberapa raksasa. Dan siapa tahu, mungkin dalam waktu dekat, prestasinya akan menjadi bahan cerita bagi para sopir bus kepada generasi mendatang.

Maju ke Indonesia

Kaledonia Baru mengamankan tempatnya di Indonesia dengan finis sebagai runner-up Kejuaraan OFC U-17 yang berlangsung di Fiji pada Januari 2023. Mereka mengalahkan Samoa dan Tahiti di fase gugur sebelum digebuk 1-0 oleh Selandia Baru di final.

Pelatih Leonardo Lopez, kelahiran Bordeaux, Prancis, memimpin tim selama penampilan mengesankan mereka di Kejuaraan OFC U-17. Mantan pemain Toulon ini cenderung memilih formasi 3-4-3 dan bertujuan untuk memimpin generasi Kaledonia Baru yang menarik perhatian ini menuju kesuksesan lebih lanjut di Indonesia.

Partisipasi turnamen

Satu-satunya penampilan Kaledonia Baru sebelumnya terjadi di Piala Dunia U-17 India 2017. Mereka tersingkir di babak penyisihan grup tetapi menunjukkan semangat juang mereka dengan bermain imbang 1-1 versus Jepang setelah kalah dari Prancis dan Honduras di dua pertandingan pembuka permainan.

Kaledonia Baru U-17 menjadi satu-satunya tim negara itu yang pernah bermain di turnamen Piala Dunia. Tim senior dan U-20 – baik putra maupun putri – belum lolos ke putaran final turnamen global FIFA.

Jadwal Kaledonia Baru U-17 di Piala Dunia U-17 2023:

vs Inggris
11 November, 16.00 WIB
Jakarta International Stadium

vs Brasil
14 November, 16.00 WIB
Jakarta International Stadium

17 November, 19.00 WIB
vs Iran
Stadion Si Jalak Harupat

Berita Lainnya
×
tekid