sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Tak diunggulkan melawan tuan rumah juara bertahan, Yordania tersesat di final Piala Asia 2023?

Mousa Al-Taamari mengumpan Yazan Al-Naimat membuahkan gol pembuka yang indah.

Arpan Rachman
Arpan Rachman Jumat, 09 Feb 2024 19:18 WIB
Tak diunggulkan melawan tuan rumah juara bertahan, Yordania tersesat di final Piala Asia 2023?

Sebelum turnamen dimulai mungkin tidak seorang pun mau memprediksi bahwa Yordania akan menghadapi Qatar pada final Piala Asia 2023 di Lusail Stadium, Sabtu (10/2)

Yordania siap mengangkat mahkota Asia? Sepertinya hanya khayalan atau bualan seorang pembohong. Tapi terbukti mereka ke final, pertama dalam sejarah.

Memasuki kejuaraan kontinental ini sebagai tim peringkat ke-13 Asia yang berada di rangking FIFA atau posisi ke-87 dunia. Hanya dua kemenangan Yordania dalam sepuluh pertandingan terakhir. Hasil terbaru kalah 1-6 versus Jepang dalam uji coba terakhir pra-turnamen.

Hanya satu dari pemain mereka – Musa Al-Taamari – yang bermain di Eropa, di klub Ligue 1 Montpellier. Sebagian besar skuad diambil dari Liga Pro Yordania, yang gagal mencapai level prestise seperti kompetisi rival tetangganya Liga Pro Saudi, Liga Pro UEA, atau Star League Qatar.

Pelatih Hussein Ammouta berharap perjalanan mereka ke final akan dapat membantu mengubah keadaan. Ia melihat masa depan di mana banyak pemain Yordania diberi kesempatan ke Eropa karena federasi negara tersebut mengejar investasi yang lebih besar dan fokus pada program junior.

Meski begitu, permainan sepak bola dimainkan di atas rumput, bukan di atas kertas.

“Anda tidak akan melihat tim lawan yang lebih bersemangat, lebih fokus, atau memiliki keinginan lebih besar untuk menang,” kata Ammouta menjelang kemenangan mereka atas Korea Selatan di semifinal. “Kami perlu fokus, kami perlu mengembangkan sisi taktis kami.”

Ammouta tidak mungkin mengulangi cara yang sama kepada Qatar, seteru mereka di final. Lawan mengandalkan serangan hampir seluruhnya melalui Akram Afif, dibandingkan dengan serbuan variatif yang dihadirkan oleh banyak kaki pemain Korsel.

Sponsored

“Ya, kami menghadapi lawan yang sangat tangguh secara taktik,” kata Ammouta usai mengatasi Korsel. “Namun, kita harus memberi mereka rasa hormat yang pantas, dan itu saja."

“Tolong hormati lawan Anda tetapi jangan lebih dari yang seharusnya. Saya pikir ini memberikan kepercayaan diri yang besar kepada para pemain saya."

“Hari ini, kami adalah tim yang lebih baik, tim yang lebih efektif, dan kami fokus pada detail, memulai serangan, memenangkan pertandingan satu lawan satu, dan bermain dengan karakter juara,” tegasnya dikutip ESPN.

Spirit Al-Taamari kemungkinan besar memiliki arti yang sama bagi Yordania seperti Afif untuk Qatar. Tapi Al-Taamari sedang berkutat dengan kebugarannya akhir-akhir ini. Namun kuncinya adalah, dengan Yazan Al-Naimat dibekali naluri gol dan penampilan luar biasa, serta Ali Olwan kembali ke final setelah skorsing, ada opsi lain di depan.

Kans kemenangan Yordania sangat kecil. Namun tim ini sudah terbiasa menepis hal itu dalam beberapa pekan terakhir.

“Saya bermimpi memenangkan Piala Asia sebulan lalu, dan sekarang mimpi itu hampir menjadi kenyataan,” kata Al-Taamari pascalaga semifinal. “Ini adalah momen yang membanggakan bagi saya, negara dan klub saya, Montpellier."

"Dukungan dari suporter dan klub sangat berharga. Membanggakan negara saya di Prancis adalah suatu kehormatan besar dan saya berharap kami bisa tampil sebagai pemenang di final,” ujarnya.

Perjalanan Yordania dimulai dari Pra-Piala Asia 2023. Tim berjuluk Sang Kesatria ini lolos langsung ke ronde ketiga, 8–14 Juni 2022. Dalam turnamen mini Grup A yang digelar tuan rumah Kuwait, mereka menyapu bersih tiga kemenangan (versus Nepal 2-0, Indonesia 1-0, dan Kuwait 3-0).

Putaran final turnamen Qatar 2023 menempatkan Yordania dalam Grup E. Hasilnya, menang 4-0 atas Malaysia, seri 2-2 kontra Korsel, dan kalah 0-1 dari Bahrain. Kekalahan di laga terakhir mencuatkan isu "main kotor" bahwa mereka menghindari Jepang atau Arab Saudi di 16 besar dan memilih hanya menghadapi Irak.

Pilihan itu ternyata tepat. Apalagi mereka "ditolong" oleh wasit Iran yang alih kewarganegaraan jadi Australia Alireza Faghani. Striker Irak dikartumerahkan bukan karena bermain kasar tapi karena selebrasi makan yang provokatif kepada penonton. Wasitnya dikecam habis, disasar ratusan ribu pesan kasar di media sosial setelah itu. Yordania 3-2 Irak di akhir laga 16 besar.

Sampai perempafinal, Tajikistan mereka kandaskan lewat keberuntungan gol semata wayang bunuh diri bek lawan. Sempurnanya tampilan defensif Yordania di semifinal kontra Korsel, membuat serbuan efektif menghasilkan dua gol telak.

Mousa Al-Taamari mengumpan Yazan Al-Naimat membuahkan gol pembuka yang indah. Gol kedua dari pergerakan solo-run Al-Taamari meliuk dari cegatan empat pemain Korsel untuk melepaskan tembakan kaki kiri yang manis dari luar kotak penalti.

Skor 2-0 memastikan tempat Yordania ke final Piala Asia 2023. AFC tidak mungkin menugaskan wasit Iran berpaspor Australia itu lagi. Asa Al-Naimat cs seperti sebutir debu di gurun pasir Qatar yang gersang meranggas.(espn,theafc)

Berita Lainnya
×
tekid