sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Bursa kandidat dan peta koalisi Pilgub Jateng 2024

Para kandidat mulai bermanuver mendongkrak elektabilitas dan mengunci tiket maju dari parpol.

Kudus Purnomo Wahidin
Kudus Purnomo Wahidin Kamis, 09 Mei 2024 20:03 WIB
Bursa kandidat dan peta koalisi Pilgub Jateng 2024

Bursa kandidat di Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jawa Tengah 2024 kian menghangat. Nama-nama kandidat mulai mengerucut. Dari Golkar, setidaknya ada dua pasang calon yang digadang-gadang bakal diusung maju di Pilgub Jateng. Yang pertama ialah pasangan Ahmad Luthfi dan Wihaji. 

Luthfi saat ini masih menjabat sebagai Kapolda Jateng, sedangkan Wihaji ialah eks Bupati Batang. Sebelumnya, Duet Luthfi-Wihaji diusulkan oleh DPD II Partai Golkar Kota Surakarta. Sekretaris DPD II Golkar Surakarta Taufiqurrahman sempat menyebut Luthfi dan Wihaji cocok. 

Pasangan lainnya yang santer bakal diusung ialah pasangan eks Bupati Kendal Dico Ganinduto dan selebritas Raffi Ahmad. Isu keduanya bakal maju di Pilgub Jateng menyeruak setelah sebuah video beredar memperlihatkan sesi foto duet Dico-Raffi. Keduanya mengenakan pakaian senada. 

Meski begitu, rumor pasangan Dico-Raffi bakal maju di pilkada dibantah Sekretaris DPD Partai Golkar Jateng, Juliyatmono. Menurut Juliyatmono, belum ada paslon yang resmi mengantongi tiket dari Golkar untuk maju di Pilgub Jateng 2024. 

"Itu (penetapan pasangan calon) nanti ada mekanisme sendiri di Golkar dan harus dengan survei," kata Juliyatmono kepada wartawan, Selasa (7/5). 

Di PDI-Perjuangan, setidaknya ada dua nama yang disebut-sebut bakal diusung, yakni mantan Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi atau yang akrab disapa Hendi serta Ketua DPD PDI-P Jateng Bambang Wuryanto alias Bambang Pacul. 

Adapun di Partai Persatuan Pembangunan (PPP), ada nama eks Wakil Gubernur Jateng Taj Yasin Maimoen, sedangkan Gerindra dikabarkan bakal mengusung Ketua DPD Gerindra Jateng Sudaryono. 

Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) sedang menyiapkan Ketua DPW PKB Jateng Muhammad Yusuf Chudlori atau Gus Yusuf. Di Pileg 2024 untuk DPRD Jateng, PKB meraup sekitar 3 juta suara, berada di posisi kedua atau di bawah PDI-P yang menggaet 5,2 juta suara. 

Sponsored

Analis politik Universitas Diponegoro (Undip) Fitriyah menilai bursa kandidat di Pilgub Jateng masih sangat dinamis. Menurut dia, parpol-parpol penguasa DPRD Jateng saat ini masih menata koalisi dan para kandidat masih dalam tahap penjajakan.  

"Yang sedang mereka lakukan adalah mencari tahu di mana posisi mereka di depan publik, seberapa besar peluang untuk popularitas dan mungkin juga elektabilitas. Partai pengusung itu juga akan memperhatikan siapa yang berpotensi. Sudah ada yang melakukan penggalangan-penggalangan mesin politik," ucap Fitriyah kepada Alinea.id, Rabu (8/5).

Fitriyah mencontohkan aktivitas Ahmad Lutfhi. Sebagai Kapolda Jateng, Luthfi mulai rutin sering menggelar kegiatan yang bersentuhan langsung dengan publik. Aktivitas di depan publik berpotensi untuk mengerek elektabilitasnya sebagai cagub atau cawagub Jawa Tengah.

"Di sisi lain, Dico juga sudah pasang baliho di mana-mana. Artinya, dia sedang berusaha meningkatkan popularitas dan elektabilitas. Dico juga sedang berusaha agar didukung Golkar, begitu juga Wihadi," ucap Fitriyah. 

Serupa, Ketua DPD Gerindra Jateng Sudaryono juga mulai bermanuver untuk mendongkrak elektabilitas dan menebalkan simpati publik. Itu setidaknya terlihat dari munculnya kelompok relawan pendukung Sudaryono di sejumlah daerah di Jateng. "Sudaryono juga sedang mengukur posisinya," jelas Fitriyah. 

Sejauh ini, belum ada sosok yang punya elektabilitas dominan di Jateng. Hasil survei Lembaga Kajian Pemilu Indonesia (LKPI) yang dirilis akhir April lalu menunjukkan tiga tokoh bersaing ketat di posisi puncak, yakni Hendi dengan elektabilitas 21,2%, Sudaryono (19,1%), dan Taj Yasin (16,6%). 

Menggoyang PDI-P

Direktur Eksekutif Demos Institute, Ade Reza Hariyadi berpendapat PDI-P kemungkinan bakal kembali berjaya di Pilgub Jateng. Selain punya mesin politik yang andal, PDI-P juga tak kehabisan kader potensial selepas Ganjar Pranowo.

"Jawa Tengah itu merupakan basis tradisional PDIP. Saya kira PDI-P punya kans lebih besar untuk memainkan irama politik dalam konteks kontestasi pilkada di Jawa Tengah. Dia juga tidak kehabisan kader terbaik di Jawa Tengah, ada Hendrar Prihadi dan Bambang Pacul," ucap Ade kepada Alinea.id, Rabu (8/5).

Meski bisa mengusung calon sendiri, Ade menyarankan agar PDI-P berkoalisi dengan parpol-parpol lain. Tak hanya PPP, parpol anggota Koalisi Indonesia Maju (KIM) dan koalisi parpol pengusung Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN) juga perlu digandeng. 

"Jangan hanya PPP karena itu akan membangun suasana kelanjutan rivalitas Pilpres 2024. Tetapi, PDI-P juga harus merangkul PKB atau PAN sehingga tidak dianggap sebagai mereplikasi semangat persaingan politik di saat pilpres," ucap Ade. 

Sejauh ini, Ade melihat hanya Golkar dan Gerindra yang paling ngebet menggoyang dominasi PDI-P di Jawa Tengah. Kedua parpol itu sedang dalam kondisi "prima" setelah berhasil mengantarkan Prabowo-Gibran sebagai presiden dan wakil presiden terpilih. Golkar dan Gerindra juga punya kader yang cukup populer untuk diusung di Pilgub Jateng. 

"Gerindra punya kans yang cukup besar, saya kira, untuk melakukan manuver-manuver (menggerus dominasi PDI-P) itu. Peluang itu terbuka kalau Gerindra bisa mereplikasi pola-pola yang terbentuk pada saat Pilpres 2024. Ini bisa menjadi poros politik baru yang menantang dominasi PDI-P di Jawa Tengah," ucap Ade.
 

 

Berita Lainnya
×
tekid