sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Makna senyuman Gibran di debat kedua Pilpres 2024

Gibran Rakabuming Raka tampil ofensif. Ia berulang kali tersenyum saat mendengar jawaban dari lawan debat.

Kudus Purnomo Wahidin
Kudus Purnomo Wahidin Sabtu, 23 Des 2023 18:02 WIB
Makna senyuman Gibran di debat kedua Pilpres 2024

Calon wakil presiden (cawapres) Gibran Rakabuming Raka tampil ofensif di debat kedua Pilpres 2024 yang dihelat di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta, Jumat (22/12). Tak hanya menangkis serangan, putra sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi) itu juga hadir dengan pertanyaan-pertanyaan yang membuat bingung lawan debat. 

Pada salah satu sesi tanya jawab antarkandidat, Gibran sempat mengecoh Gus Imin dengan pertanyaan jebakan. Menyinggung status Muhaimin sebagai Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), ia menanyakan apa langkah Muhaimin untuk mendongkrak peringkat Indonesia di SGIE. 

SGIE merupakan kepanjangan dari State of Global Islamic Economy. Meskipun singkatan dari istilah dalam Bahasa Inggris, Gibran melafalkan SGIE menggunakan penuturan Bahasa Indonesia, es-ge-i-e. Cak Imin bahkan harus menanyakan lagi kepada Gibran apa kepanjangan SGIE. 

"SGIE itu adalah State of Global Islamic Economy. Misalnya, sekarang yang sudah masuk peringkat 10 besar adalah makanan halal kita, skin care halal kita, fesyen kita. Nah, itu yang saya maksud, Gus. Ya, mohon maaf kalau pertanyaannya agak sulit, ya, Gus. Terima kasih," kata Gibran sembari menyunggingkan senyum.

Sebelumnya, Gibran juga terlihat tersenyum saat menanggapi respons Muhaimin terkait pembangunan ibu kota Nusantara (IKN). Gibran menyebut Cak Imin tak konsisten lantaran pernah ikut potong tumpeng saat peresmian IKN. "Dulu dukung, sekarang enggak dukung," kata Gibran. 

Pakar mikro ekspresi Dody Triasmara menilai ada makna khusus yang tersirat dari senyuman-senyuman Gibran. Dalam perdebatan terkait IKN, misalnya, menurut Dody, Gibran terlihat puas karena bisa mendegradasi kredibilitas lawan debat. 

"Pertanyaan serupa juga ke Pak Mahfud soal investor asing yang sudah memberikan investasinya untuk proyek IKN. Itu juga ketika yang bersangkutan menyampaikan ke Cak Imin. Kemarin Cak Imin ikut peresmian, kenapa sekarang jadi seperti penentang proses (pembangunan IKN) itu," ujar Dody kepada Alinea.id, Jumat (12/12). 

Karakter Gibran yang seolah meremehkan lawan debat juga tersirat ketika berhadapan dengan cawapres Mahfud MD. Dalam sesi saling sanggah, Gibran sempat bertanya mengenai regulasi carbon capture and storage. "Dia sengaja mengarahkan untuk membuat calonnya belum tentu menjawab secara spesifik," kata Dody, 

Sponsored

Gibran, menurut Dody, terlihat menunjukkan raut muka puas karena Mahfud tak bisa menjawab lugas pertanyaan yang ia lontarkan. "Sisi penekanannya ketika Gibran mendengarkan jawaban, terus kemudian ada satu senyum yang dimunculkan. Senyum ini lebih mengarah, kalau saya lihat, seperti underestimate (meremehkan)," imbuh dia. 

Secara umum, Dody melihat ketiga cawapres memiliki gaya komunikasi yang berbeda. Muhaimin, misalnya, cenderung ingin memanfaatkan panggung debat untuk  "membumikan" istilah selepet sebagai ikon penanda pasangan Anies-Muhaimin (AMIN). 

Gibran berulang kali mengucapkan istilah pemberdayaan anak muda dan pembangunan infrastruktur. Adapun Mahfud cenderung mengeluarkan pernyataan-pernyataan bernuansa restrukturisasi dan misi memperbaiki kebijakan-kebijakan yang sudah dikeluarkan Presiden Jokowi.

"Mahfud, misalnya, agak bertolak belakang dengan Cak Imin yang ingin melakukan perubahan dengan membangun empat puluh kota metropolitan setara Jakarta. Dia (Mahfud) juga cukup tegas dan berulang kemudian kata-katanya yang menekankan fokusnya pada kebijakan antikorupsi," kata Dody.

Secara umum, Dody melihat Muhaimin cenderung tenang, sedangkan Gibran tampil dengan emosi yang naik-turun. Mahfud terlihat agak canggung. "Tapi, ketika paparan visi-misi, dia sudah mulai lebih tenang dan tegas," kata dia. 

 

Berita Lainnya
×
tekid