sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Survei Charta Politika: Jokowi unggul dari Prabowo dalam debat

Masyarakat dalam survei Charta Politika menilai Jokowi lebih unggul dalam debat kandidat calon presiden ketimbang Prabowo Subianto.

Kudus Purnomo Wahidin
Kudus Purnomo Wahidin Senin, 25 Mar 2019 19:28 WIB
Survei Charta Politika: Jokowi unggul dari Prabowo dalam debat

Masyarakat dalam survei Charta Politika menilai Jokowi lebih unggul dalam debat kandidat calon presiden ketimbang Prabowo Subianto.

Lembaga survei Charta Politika Indonesia merilis hasil surveinya pascadebat kedua calon presiden 17 Februari kemarin. Hasilnya, capres nomor urut 01 Joko Widodo unggul dibandingkan dengan capres nomor urut 02 Prabawo Subianto.

Direktur Eksekutif Charta Politika Yunarto Wijaya mengatakan sebanyak 61,3% responden menyaksikan debat capres yang berlangsung pada 17 Februari lalu. Mereka rata-rata menilai Jokowi lebih memahami isu debat ketimbang Prabowo.

"Sebanyak 52,6% masyarakat menilai Jokowi memahami tema debat, berbanding 34,9% masyarakat yang menilai Prabowo memahami debat," katanya di Kantor Charta Politika, Kabayoran Baru, Jakarta, Senin (25/3).

Tak hanya dianggap menguasai materi, Jokowi pun mendapatkan respons positif dari publik atas gaya komunikasinya yang terbilang mudah dipahami saat melakukan debat.

"Sebanyak 52,4% masyarakat manilai Jokowi dianggap paling baik gaya komunikasinya dan Prabowo hanya 39,0%," katanya. 

Kemudian, Jokowi pun dianggap unggul dari Prabowo dalam berdebat, lantaran secara keseluruhan bisa memberikan solusi yang lebih konkret dibandingkan dengan Prabowo. 

"Saat Charta Politika menanyakan kepada masyarakat calon presiden mana yang unggul dabat, masyarakat memberikan penilaian kepada Jokowi sebesar 52,2% dan Prabowo hanya 35,3%," katanya.

Sponsored

Yunarto menilai, hal ini tak bisa dilepaskan dari Prabowo yang kurang dapat memberikan solusi dalam berdebat, sehingga publik lebih cenderung memihak Jokowi.

"Prabowo kelemahan utamanya adalah dia berbicara dalam konteks mengkritik saja tetapi tidak memiliki pengalaman dan belum menjadi problem solving, dia hanya kritikus. Itu yang kemudian menyebabkan orang, meski benci Jokowi, akhirnya tetap memilih  Jokowi, karena Prabowo hanya bisa mengkritik tapi tidak memberikan solusi," katanya. 

Perlu diketahui, survei Charta Politika Indonesia ini dilakukan pada 1-9 Maret 2019 melalui wawancara tatap muka secara langsung dengan melibatkan 2.000 responden yang tersebar di 34 provinsi. Survei ini menggunakan metode multistage random sampling dengan margin of eror 2,19% dengan tingkat kepercayaan 95%.

Berita Lainnya
×
tekid