close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Presiden Joko Widodo (tengah) bersama Wakil Presiden Jusuf Kalla (kiri) dan Menteri Koordinator bidang Kemaritiman Luhut Panjaitan (kanan) meninggalkan Kantor Presiden usai rapat terbatas tentang ketersediaan anggaran dan pagu indikatif tahun 2020 di Jaka
icon caption
Presiden Joko Widodo (tengah) bersama Wakil Presiden Jusuf Kalla (kiri) dan Menteri Koordinator bidang Kemaritiman Luhut Panjaitan (kanan) meninggalkan Kantor Presiden usai rapat terbatas tentang ketersediaan anggaran dan pagu indikatif tahun 2020 di Jaka
Pemilu
Senin, 22 April 2019 18:12

Turunkan tensi, Jokowi-Prabowo diusulkan ngopi bareng

Pertemuan Jokowi dan Prabowo sangat penting untuk meredakan ketegangan dan tensi politik.
swipe

Ketua Umum Ikatan Cendikiawan Muslim Se-Indonesia (ICMI) Jimly Asshiddiqie menganjurkan calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo (Jokowi) dan calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto untuk segera bertemu. 

"Saran saya makin cepat makin baik, tidak usah ngomong politik, kalau nanti ketemu ngomong politik setelah 22 Mei itu, sekarang ini jangan. Cengengesan saja sudah cukup, asal ketemu saja, silaturahim, ngopi saja," kata Jimly kepada wartawan di Jakarta, Senin (22/4).

Menurut Jimly, pertemuan Jokowi dan Prabowo sangat penting untuk meredakan ketegangan dan tensi politik, baik itu yang terasa di kalangan partai pendukung maupun di level masyarakat. "Tidak usah bicara politik, cukup ngopi, ndak usah lama-lama 15 menit berfoto-foto cukup," kata Jimly.

Jimly menuturkan ia sempat bertemu dengan Prabowo saat menunaikan salat Jumat di Masjid Al Azhar, pekan lalu. Ketika itu, ia juga sudah meminta kepada Prabowo agar menggelar pertemuan dengan Jokowi. 

"Masing-masing sudah ngirim utusan, malah saya ndak diutus siapa-siapa. Saya inisiatif saja pas ketemu Jumatan saya sudah bilang supaya ada pertemuan," kata Jimly.

Lebih jauh, Jimly mengimbau seluruh elemen masyarakat untuk tidak beradu opini lagi usai pemilihan presiden. Ia meminta publik mempercayakan proses penyelenggaraan tahapan pemilu pada Komisi Pemilihan Umum (KP) RI. "Ataupun Mahkamah Konstitusi bila ingin mengajukan gugatan," imbuhnya. 
Sebelumnya, Menko Maritim Luhut Binsar Pandjaitan mengaku telah diutus Jokowi untuk menemui Prabowo. Pertemuan itu, menurut Luhut, seharusnya digelar Minggu (20/4) lalu. Namun demikian, pertemuan itu batal karena kendala teknis. 

Juru bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Andre Rosiade, mempertanyakan sikap ngotot Luhut untuk bertemu Prabowo. "Kenapa Pak Luhut semangat banget ye? Mau ngapain? Kan aneh. Kita lagi berproses pemilu, lagi perhitungan suara, kok tiba-tiba Pak Luhut ngotot banget sih. Emang ada apa? Ngotot banget," kata Andre. 

Menurut Andre, tidak ada hal mendesak yang harus dibahas antara Prabowo dan kubu pasangan Jokowi-Ma'ruf. Apalagi, hubungan Jokowi dan Prabowo pun masih baik-baik saja.  

"Kan enggak ada masalah? Pak Jokowi dan Pak Prabowo baik-baik aja. Masyarakat juga baik-baik aja. Enggak ada hal yang genting kan untuk bertemu?" kata Andre.

Lebih jauh, Andre menyarankan agar pertemuan antara Prabowo dan Luhut digelar setelah proses pemilu selesai. "Abis Lebaran aja bertemu entar. Abis Lebaran ketemu udah paling pas," ujar Andre. (Ant)

 

img
Achmad Al Fiqri
Reporter
img
Christian D Simbolon
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan