close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Salah satu mitra yang memasok kebutuhan susu segar untuk program Makan Bergizi Gratis (MBG). Foto dokumentasi.
icon caption
Salah satu mitra yang memasok kebutuhan susu segar untuk program Makan Bergizi Gratis (MBG). Foto dokumentasi.
Peristiwa
Jumat, 18 April 2025 16:17

Makan Bergizi Gratis dorong kemajuan peternakan dan buka lapangan kerja

MBG tak hanya memberikan manfaat langsung bagi anak-anak sekolah, tetapi juga membawa dampak positif yang signifikan bagi sektor peternakan lokal.
swipe

Program Makan Bergizi Gratis (MBG) bukan hanya memberikan manfaat langsung bagi anak-anak sekolah, tetapi juga membawa dampak positif yang signifikan bagi sektor peternakan lokal. Peternakan sapi perah di Jatinangor, Sumedang, Jawa Barat, kini mengalami peningkatan keuntungan sekaligus membuka lebih banyak peluang kerja bagi masyarakat sekitar.

Peternakan Nusa Dairy Indonesia menjadi salah satu mitra yang memasok kebutuhan susu segar untuk program MBG. Program ini dijalankan melalui kerja sama antara Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Kota Cimahi – Cimahi Utara/Yayasan Arara Visi Hijau, dan Koperasi Jagri sebagai penghubung antara peternak dan konsumen. Menurut Manajer Peternakan Nusa Dairy Indonesia, Sandi Andriana, sejak bergabung dalam program ini, pihaknya mengalami lonjakan pendapatan yang signifikan.

“Dari segi ekonomi jelas ada penambahan, terutama harga penerimaan sebelum MBG di kisaran Rp7.000 per liter. Setelah ada program MBG, harga penerimaan susu jadi Rp10.000 per liter,” ujar Sandi, Kamis (17/4).

Kenaikan harga ini tidak hanya meningkatkan keuntungan peternak, tapi juga membuka peluang ekspansi usaha. Dengan kebutuhan susu yang tinggi – mencapai 370 liter per pemberian, tiga kali dalam seminggu untuk melayani 3.500 siswa – permintaan terhadap produksi lokal semakin mendesak. Saat ini, peternakan yang tergabung dengan Koperasi Jagri baru mampu memproduksi sekitar 150 liter per hari.

“Melihat peluang ini, kami akan berusaha menambah populasi sapi sesuai kapasitas kandang. Selain untuk memenuhi kebutuhan koperasi secara berkelanjutan, juga membuka lebih banyak peluang kerja bagi warga sekitar,” jelas Sandi.

Dampak ekonomi dari program MBG tidak berhenti di peternakan. Pertumbuhan permintaan juga memicu geliat sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di sekitarnya, seperti usaha pengolahan susu, distribusi, hingga penyediaan pakan ternak. Sandi menambahkan, banyak warga yang sebelumnya bekerja serabutan kini mulai mendapat pekerjaan tetap di peternakan.

“Warga di sini awalnya petani serabutan. Setelah ada program ini, kami rekrut bekerja di sini. Dampak program MBG sangat terasa, terutama dalam peningkatan tenaga kerja dan perekonomian masyarakat,” ujarnya.

Program MBG terbukti bukan hanya tentang asupan gizi, tapi juga menjadi katalisator pertumbuhan ekonomi lokal. Kolaborasi antara pemerintah, koperasi, peternak, dan lembaga sosial membuka jalan bagi model pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan—dimulai dari segelas susu segar yang menyehatkan.

img
Immanuel Christian
Reporter
img
Satriani Ari Wulan
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan