Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian meminta semua kepala daerah proaktif menjaga stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP), agar harga beras tidak sepenuhnya ditetapkan mekanisme pasar. Hal itu disampaikan Tito saat meninjau Pasar Induk Rau, Serang, Banten, Rabu (20/8).
Tito mengingatkan agar seluruh kepala daerah proaktif menjalin kerja sama dengan cabang Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) di daerah, untuk membantu penyaluran beras. Sebab, usai meninjau ketersediaan beras di Pasar Induk Rau, keberadaan beras SPHP ternyata mampu membuat harga aneka beras menjadi relatif stabil. Harga 1 kilogram beras SPHP yang terjual di Pasar Induk Rau dipatok Rp.12.500 per kilogram dengan paket kemasan seberat 5 kilogram.
"Saya minta kepala daerah kerja sama sama Bulog. Bulog kan punya cabang-cabang di semua provinsi dan kota. Kepala daerah harus proaktif datangi Bulog untuk bisa membantu penyaluran beras SPHP," kata Tito.
Menurut Tito, kepala daerah perlu berkontribusi melengkapi kebijakan nasional di bidang pangan. Sebab, kontribusi daerah dalam memasok pangan akan berangsur-angsur memperkuat otonomi daerah di bidang pangan. Oleh karena itu, Tito menyarankan pemerintah daerah yang memiliki badan usaha milik daerah (BUMD) bidang pangan, dioptimalkan sebisa mungkin untuk memastikan pangan yang terjangkau untuk semua lapisan masyarakat.
"Kelola dengan baik pasar rakyat, ada distributornya, ada pedagangnya. Dikoordinir supaya kerja sama dengan Bulog untuk mendapatkan beras SPHP," ujar Tito.
Setelah meninjau Pasar Induk Rau, selanjutnya Tito akan berkunjung ke pasar di daerah Sumatera dan Kalimantan untuk mengawasi distribusi beras SPHP dan meninjau stabilitas harga aneka komoditas pangan.
"Pasar Induk Rau Serang ini dipilih karena ini yang terdekat dari Jakarta. Kita sudah sering di Jakarta. Tapi nanti mungkin kita akan cek juga wilayah Sumatera, Kalimantan, daerah Indonesia Timur," kata Tito.
Selain itu, Tito juga mengungkapkan, meninjau stabilisasi harga pangan di pasar merupakan tindak lanjut dari hasil rapat dengan Presiden Prabowo Subianto pada Selasa (19/8). Tito mengatakan, Prabowo ingin stabilitas harga beras tidak dicurangi pihak tertentu, sehingga harga beras tidak stabil dan memberatkan masyarakat.
"Saya ingin meyakinkan betul bahwa beras cukup bagi masyarakat, karena cadangan kita besar lebih dari 4 juta kilogram. Kami akan bertahap intervensi ke pasar agar stabil harganya,” tutur Tito.
“Presiden juga warning agar harga gabah itu menguntungkan petani, yaitu Rp6.500 per kilogram. Kemudian di-warning jangan sampai ada pihak-pihak bermain curang, sehingga memberatkan masyarakat, entah itu dioplos dengan cara label yang berbeda. Jelas itu melanggar Undang-Undang Konsumen.”