Presiden Kolombia Petro bantah pemakai narkoba

Presiden Kolombia Gustavo Petro mengatakan bahwa tuduhan mantan menteri luar negerinya bahwa ia seorang pecandu narkoba adalah fitnah, setelah mantan pejabat itu menerbitkan surat yang menceritakan sebuah insiden yang ia duga terjadi di Prancis. 

Alvaro Leyva, yang menjabat sebagai menteri luar negeri selama hampir dua tahun hingga Mei 2024, mengatakan dalam sebuah surat publik yang panjang yang diunggah di X pada hari Rabu bahwa Petro telah "menghilang" selama dua hari selama kunjungan resmi ke Prancis pada tahun 2023. 

Surat itu juga menuduh bahwa presiden tersebut memiliki "masalah kecanduan narkoba." Leyva tidak memberikan bukti untuk mendukung klaimnya dan tidak segera menanggapi permintaan komentar. Reuters tidak memiliki informasi independen yang menguatkan tuduhan tersebut. 

"Sederhananya, saya telah difitnah," kata Petro di X pada Rabu malam, menambahkan dalam sebuah unggahan terpisah bahwa selama kunjungan tahun 2023 ia telah menghabiskan waktu dengan putri sulungnya dan keluarganya, yang tinggal di Prancis. 

Putri Petro, Andrea, juga mengunggah di X, mengatakan bahwa ia telah bersama keluarganya. Kantor Petro tidak segera menanggapi pesan yang meminta komentar lebih lanjut.

Leyva, seorang konservatif berusia 82 tahun, ditunjuk oleh Petro yang berhaluan kiri ketika ia menjabat pada bulan Agustus 2022 dan mengatakan dalam suratnya bahwa ia merasa kemampuan presiden untuk memerintah sedang dipengaruhi oleh beberapa situasi yang sedang berlangsung, termasuk apa yang ia katakan sebagai penggunaan pidatonya oleh Petro untuk "menghasut perang kelas."

Mantan menteri kehakiman Kolombia, Wilson Ruiz, mengatakan pada hari Rabu bahwa ia telah meminta komite investigasi majelis rendah untuk memeriksa kesehatan mental dan fisik Petro karena dugaan penggunaan narkoba.(arabnews)