close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Proses belajar mengajar di SDN 02 Purwokerto Wetan, Banyumas, sekarang menggunakan papan interaktif yang merupakan bentuk dari Program Digitalisasi Pembelajaran pemerintahan Prabowo Subianto. Sekolah ini juga menerima bantuan Program Revitalisasi. Foto: Kantor Komunikasi Kepresidenan.
icon caption
Proses belajar mengajar di SDN 02 Purwokerto Wetan, Banyumas, sekarang menggunakan papan interaktif yang merupakan bentuk dari Program Digitalisasi Pembelajaran pemerintahan Prabowo Subianto. Sekolah ini juga menerima bantuan Program Revitalisasi. Foto: Kantor Komunikasi Kepresidenan.
Peristiwa
Sabtu, 03 Mei 2025 20:06

Sekolah tak lagi bocor dan bebas masalah plafon lapuk

Presiden Prabowo Subianto meluncurkan Program Hasil Terbaik Cepat (PHTC) keempat: Revitalisasi Sekolah dan Digitalisasi Pembelajaran.
swipe

Suasana riuh penuh harapan terdengar sejak pagi di gerbang SDN 02 Purwokerto Wetan, Purwokerto Timur, Banyumas. Ratusan langkah kecil bergegas memasuki halaman sekolah, tak sekadar untuk belajar seperti biasa, tetapi untuk menyambut kabar besar: sekolah mereka akan diperbaiki.

Di balik semangat anak-anak ini, tersembunyi kenyataan getir yang telah mereka hadapi bertahun-tahun. Atap bocor, ventilasi berkarat, hingga plafon lapuk menjadi bagian dari keseharian ruang kelas yang nyaris tak layak. Embun (11), siswi kelas lima, mengaku selalu waswas saat hujan tiba. “Kalau hujan deras, saya suka pindah duduk ke dekat pintu. Takut atapnya bocor kena kepala,” ujarnya, Sabtu (3/5).

Kondisi SDN 02 Purwokerto Wetan bukan kasus tunggal. Ribuan sekolah lain di Indonesia menghadapi persoalan serupa. Maka, bertepatan dengan Hari Pendidikan Nasional 2025, Presiden Prabowo Subianto meluncurkan Program Hasil Terbaik Cepat (PHTC) keempat: Revitalisasi Sekolah dan Digitalisasi Pembelajaran.

“Kita harus memperbaiki sebanyak-banyaknya sekolah di seluruh Indonesia dalam waktu secepat-cepatnya,” tegas Prabowo dalam pidatonya di SDN Cimahar 5, Bogor. Pemerintah pun menggelontorkan anggaran sebesar Rp17,1 triliun untuk memperbaiki 10.440 sekolah pada tahun ini.

Di Purwokerto, program ini dijalankan melalui Perbaikan Sarana dan Prasarana Pendidikan (PSPP). Menurut Widyaprada Ahli Utama Kemendikdasmen, Jumeri, Kabupaten Banyumas menjadi daerah pilot. “Untuk awal, dua SD akan direvitalisasi dan digitalisasi. Kami akan evaluasi untuk tahap selanjutnya,” ujarnya.

SDN 02 Purwokerto Wetan menjadi salah satu sekolah yang direvitalisasi pada tahap awal. Kepala Sekolah Suryani menjamin kegiatan belajar dan mengajar tidak akan terganggu. “Siswa akan belajar di sekolah lain selama empat bulan. Kami ingin mereka tetap fokus dan merasa aman,” jelasnya.

Tak hanya memperbaiki bangunan, program ini juga menyuntikkan semangat baru melalui digitalisasi pembelajaran. SDN 02 Purwokerto Wetan akan dilengkapi papan interaktif (smart board), laptop, dan konten pembelajaran digital. Guru SDN 02 Purwokerto Wetan, Rizky Nursyifa mengungkapkan, metode baru ini membuat siswa lebih tertarik dan aktif. “Respons anak-anak luar biasa. Mereka sangat enjoy dan lebih mudah menyerap materi,” katanya.

Tenaga Ahli Utama Kantor Komunikasi Kepresidenan, Hariqo Satria, menekankan program ini adalah wujud dari Asta Cita keempat, yakni pembangunan sumber daya manusia (SDM) unggul. “Tidak mungkin kami berharap anak-anak tumbuh menjadi generasi berkualitas jika mereka belajar dalam kondisi ketakutan,” ujarnya.

PSPP melengkapi deretan PHTC lainnya seperti Program Makan Bergizi Gratis dan Cek Kesehatan Gratis. Semua inisiatif ini dirancang sebagai landasan kuat untuk menciptakan generasi Indonesia yang sehat, cerdas, dan siap bersaing di era global.

Sementara Prabowo menegaskan, pendidikan yang bermutu adalah kunci masa depan bangsa. Hari ini, langkah menuju Indonesia Emas 2045 dimulai dari ruang-ruang kelas yang lebih aman, modern, dan penuh semangat baru.

img
Immanuel Christian
Reporter
img
Satriani Ari Wulan
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan