close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Foto: Swiss
icon caption
Foto: Swiss
Peristiwa
Kamis, 19 Juni 2025 17:25

Netral tapi Cemas: Sikap warga Swiss di tengah dunia yang kian tak pasti

Di tengah semua kekhawatiran itu, militer Swiss tetap dipandang sebagai institusi yang penting.
swipe

Di tengah ketegangan geopolitik global dan ketidakpastian keamanan internasional, Swiss—negara yang dikenal luas karena tradisi netralitasnya—menghadapi tantangan baru. Pandangan publik pun mulai berubah, meskipun sebagian besar masih memegang teguh prinsip yang telah menjadi bagian dari identitas nasional selama berabad-abad itu.

Hasil Studi Keamanan Swiss terbaru yang dirilis pada 17 Juni 2025 menunjukkan bahwa hampir sembilan dari sepuluh warga Swiss (87 persen) tetap mendukung kenetralan negara mereka. Walau masih dominan, angka ini menurun dibanding sebelum invasi Rusia ke Ukraina pada 2022, saat dukungan terhadap netralitas mencapai 97 persen.

Menariknya, sekitar separuh dari 2.091 responden kini mendukung bentuk kenetralan yang lebih fleksibel—disebut "kenetralan yang dibedakan"—di mana Swiss tetap netral secara militer namun bersikap secara politik dalam konflik internasional.

Sebanyak 58 persen responden percaya bahwa sikap netral membantu Swiss menghindari keterlibatan dalam konflik global. Namun di sisi lain, 53 persen meragukan kemampuan negara mereka untuk mempertahankan netralitas secara militer jika suatu saat dibutuhkan.

Studi ini telah dilakukan setiap tahun sejak 1990-an oleh Akademi Militer Swiss dan Universitas Teknologi Zurich (ETH), dan hasil tahun ini mencerminkan kekhawatiran publik yang lebih besar dari sebelumnya.

Salah satu indikatornya adalah menurunnya rasa aman di kalangan warga. Meskipun mayoritas (86 persen) masih merasa “sangat” atau “agak” aman, angka ini mengalami penurunan 6 poin dibanding tahun lalu, dan bahkan lebih rendah jika dibandingkan dengan rata-rata tahun-tahun sebelumnya.

Optimisme terhadap masa depan negara juga ikut menurun. Hanya 69 persen warga Swiss yang masih melihat masa depan negara mereka secara positif—turun 10 poin dibandingkan tahun 2024. Dalam konteks global, rasa pesimis bahkan lebih tinggi: 81 persen responden menyatakan pandangan negatif terhadap kondisi keamanan dunia saat ini.

Meski tetap menjaga jarak dari aliansi militer seperti NATO, dukungan terhadap kerja sama internasional meningkat. Sekitar 53 persen responden mendukung hubungan yang lebih erat dengan NATO, namun hanya kurang dari sepertiga yang benar-benar ingin Swiss bergabung dalam aliansi tersebut. Sebaliknya, kerja sama ekonomi dengan Uni Eropa mendapat dukungan luas—sekitar 79 persen—meski warga tetap menolak keanggotaan penuh dalam blok tersebut.

Di tengah semua kekhawatiran itu, militer Swiss tetap dipandang sebagai institusi yang penting, dengan 80 persen warga menilai tentara sebagai sesuatu yang “sangat” atau “agak” diperlukan. Bahkan, sebanyak 24 persen warga kini mendukung peningkatan anggaran pertahanan—angka tertinggi sejak pertanyaan ini pertama kali diajukan dalam survei pada 1986.

Temuan ini mencerminkan dinamika batin masyarakat Swiss: tetap memegang teguh prinsip netralitas sambil mulai membuka diri terhadap kemungkinan-kemungkinan baru di tengah dunia yang terus berubah.(brusselssignal)

img
Fitra Iskandar
Reporter
img
Fitra Iskandar
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan