Menteri Dalam Negeri Muhammad Tito Karnavian mengungkapkan bahwa pemerintah akan memberikan bantuan Rp15 juta untuk rumah rusak ringan dan Rp30 juta untuk rumah rusak sedang di wilayah terdampak bencana di Sumatera. Tito menjelaskan, besaran bantuan tersebut ditetapkan melalui rapat bersama Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman Maruarar Sirait serta Menteri Investasi/Kepala Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara) Rosan Roeslani.
Hal tersebut disampaikan Tito dalam konferensi pers Pemulihan dan Rencana Strategis Pascabencana Jelang Akhir Tahun di Posko Terpadu Lapangan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Senin (29/12).
Sementara itu, untuk rumah yang hilang dan rusak berat, Tito mengatakan pemerintah akan menyiapkan hunian sementara (Huntara) dan hunian tetap (Huntap). Pemerintah juga mengakomodasi warga terdampak yang memilih tinggal sementara bersama keluarga atau kerabat sembari menunggu pembangunan hunian tetap.
“Jadi ada masyarakat yang ingin menerima bantuan, tetapi memilih tinggal di rumah saudara sambil menunggu hunian tetap dibangun,” ujar Tito.
Tito menjelaskan, terdapat tiga skema pembiayaan hunian yang disiapkan pemerintah. Pertama, pembangunan 15.000 unit Huntap oleh Danantara. Kedua, pembangunan Huntap oleh Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) dengan jumlah yang diupayakan melebihi Huntap Danantara. Ketiga, skema gotong royong dari berbagai pihak yang ingin membantu, di mana salah satu pihak telah membangun 2.600 unit Huntap.
Namun demikian, Tito mengakui bahwa pendataan penerima bantuan renovasi rumah rusak ringan dan rusak sedang masih terkendala akurasi data. Oleh karena itu, ia meminta pemerintah daerah untuk segera merampungkan pendataan penerima bantuan agar penyaluran bantuan dapat dilakukan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
“Kesepakatannya, pendataan dilakukan oleh pemerintah daerah. Kami juga meminta BNPB dan Badan Pusat Statistik (BPS) bergerak mengumpulkan data by name by address, yang kemudian divalidasi oleh Kepolisian dan Kejaksaan,” jelas Tito.
Berdasarkan data sementara dari tiga provinsi terdampak bencana di Sumatera, Tito merinci terdapat 68.855 rumah rusak ringan, 37.520 rumah rusak sedang, dan 56.108 rumah rusak berat. Sementara itu, total rumah terdampak mencapai 213.432 unit.
“Jika data rumah rusak ringan dan rusak sedang sudah final, jumlahnya sekitar 106.370 rumah. Artinya, ketika bantuan diberikan, masyarakat bisa kembali ke rumah masing-masing, rumah dibersihkan, lalu dibantu perabotan dan kebutuhan dasar oleh Kementerian Sosial. Dengan begitu, jumlah pengungsi bisa berkurang sekitar 60 persen,” ujar Tito.
Dalam konferensi pers yang berlangsung lebih kurang satu jam tersebut, turut hadir Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Pratikno, Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya, Wakil Menteri Sosial Agus Jabo Priyono, Panglima TNI Agus Subianto, Kapolri Listyo Sigit Prabowo, serta Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari. Kehadiran para pejabat lintas kementerian dan lembaga tersebut menegaskan sinergi pemerintah pusat dalam mempercepat penanganan dan pemulihan wilayah terdampak bencana di Sumatera.