sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Akhiri dualisme kepemimpinan, PPP islah

Islah disebut sebagai satu-satunya jalan agar suara PPP kembali besar.

Kudus Purnomo Wahidin
Kudus Purnomo Wahidin Sabtu, 14 Des 2019 18:00 WIB
Akhiri dualisme kepemimpinan, PPP islah

Setelah berseteru saling klaim kepengurusan, Partai Persatuan Pembangunan (PPP) berpeluang islah. Wakil Ketua Umum PPP Amir Uskara mengatakan sinyal islah bagi PPP makin kuat jelang Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) V PPP yang diselenggarakan Sabtu (4/12) dan Minggu (15/12), di Jakarta.

Hal itu diungkapkan Uskara, setelah melihat kehadiran Sekjen PPP versi kubu Humphrey Djemat, Sudarto ke Mukernas V PPP. Menurut Uskara, kedatangan Sudarto merupakan sinyal kuat bagi PPP untuk kembali islah

"Lihat dari sekjennya Pak Humprey Djemat, Pak Darto itu datang. Dia datang bukan sebagai sekjen, tapi sebagai kader PPP. Saya kira menjadi sinyal kalau PPP cuma satu," ujar Uskara, di Hotel Sahid, Jakarta, Sabtu (14/12).

Sekjen PPP Arsul Sani mengaku sengaja mengundang Sudarto ke Mukernas V PPP agar peluang islah makin terbuka. 

"Kami undang Muktamar Jakarta. Ada Pak Sudarto, jadi ini sinyal positif," ujarnya.

Arsul mengatakan pihaknya telah membuka pintu bagi PPP versi Muktamar Jakarta untuk islah. Proses islah dengan kubu PPP versi Muktamar Jakarta disebut tengah berlangsung dan puncaknya bakal diselesaikan pada Muktamar PPP ke depan.

"Ini menunjukkan bila kami membuka pintu. Kami semua berharap akan tuntas saat muktamar yang akan datang," ujarnya di lokasi.

Uskara menyebut saat ini hampir semua kader PPP versi Muktamar Jakarta telah merapat ke PPP pimpinan Suharso Monoarfa. "Tinggal beberapa kader yang belum menyatu, mungkin masih emosional," ujarnya.

Sponsored

Sementara itu, Sekjen PPP versi Muktamar Jakarta, Sudarto mengatakan pihaknya sengaja hadir ke Mukernas V PPP, untuk menunjukkan kalau PPP telah melebur menjadi satu.

"Kedatangan saya kemari sebagai pertanda PPP sudah satu," ujarnya.

Demi Pemilu 2024

Sudarto mengaku, islah merupakan satu-satunya jalan bila ingin suara PPP kembali besar. Sebab hasil Pemilu 2019 sudah membuktikan, perpecahan hanya membawa prahara bagi PPP. Dalam kontestasi tersebut, PPP hanya mengantongi 19 kursi di DPR.

"Hasil Pemilu 2019 itu peringatan buat kami semua. Seluruh kader PPP ditegur. Jadi sudah saatnya kami memikirkan PPP agar lebih baik," katanya.

Sudarto menyebut islah merupakan strategi untuk menyongsong Pemilu 2024. "Saya kira sudah selesai urusan-urusan seperti itu. Saatnya kami berpikir agar PPP bangkit dan siap menyongsong Pemilu 2024," ujarnya.

Lebih lanjut, Sudarto menyatakan, pihaknya tak meminta syarat untuk islah dengan PPP pimpinan Suharso Monoarfa. Peluang islah dilakukan lantaran melihat suara PPP yang merosot di 2019.

"Kami memilih islah tanpa ada syarat. Ini semua nanti akan diselesaikan pada Muktamar PPP 2020," ujarnya.

Pada 2017, partai berlogo ka'bah itu sempat pecah dan terbagi menjadi dua kepemimpinan. Pertama, PPP versi Muktamar Surabaya dinakhodai Muhammad Romahurmuziy yang kemudian diganti Suharso Munoarfa karena terjerat kasus korupsi. Lalu kedua, PPP versi Muktamar Jakarta dipimpin Djan Faridz yang belakangan mundur dan diganti Humphrey ‎Djemat. Kedua kubu mengklaim kepengurusan PPP yang sah adalah miliknya.
 

Berita Lainnya
×
tekid