sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Bursa kandidat dan skenario peta koalisi Pilgub Jateng 

Sejumlah nama mulai bermunculan sebagai kandidat Gubernur Jawa Tengah.

Kudus Purnomo Wahidin
Kudus Purnomo Wahidin Jumat, 22 Mar 2024 17:15 WIB
Bursa kandidat dan skenario peta koalisi Pilgub Jateng 

Bursa calon gubernur Jawa Tengah (Jateng) terus memanas. Sejumlah nama mulai diusulkan untuk memimpin provinsi yang dikenal sebagai lumbung suara PDI-Perjuangan itu. Teranyar, pendiri Cyrus Network Hasan Nasbi menyebut Ketua DPD PDI-P Jateng Bambang Wuryanto atau yang lebih akrab disapa Bambang Pacul layak diusung untuk jadi kandidat Jateng 1. 

Menurut Hasan, Bambang bisa jadi simbol rekonsiliasi pasca-Pilpres 2024 di Jateng. Bambang juga punya pengalaman panjang memimpin PDI-P di Jateng dan sudah empat periode berkantor di Gedung DPR RI. Berbasis hasil rekapitulasi Komisi Pemilihan Umum (KPU), Bambang juga dipastikan kembali lolos ke Senayan. 

"Tidak mungkin lebih banyak keputusan yang salah kalau melihat level Bambang Pacul yang sudah lima periode lolos sebagai anggota DPR," kata Hasan dalam siaran pers yang diterima Alinea.id di Jakarta, belum lama ini. 

Selain Bambang, sejumlah nama kader PDI-P juga masuk radar sebagai calon gubenur Jateng, di antaranya eks Bupati Wonogiri Joko Sutopo atau yang akrab disapa Jekek dan mantan Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi alias Hendi. 

Ada juga sejumlah nama di luar kader PDI-P yang masuk dalam bursa kandidat gubernur Jateng. Salah satunya ialah Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Jateng, M. Yusuf Chudlori alias Gus Yusuf. Gus Yusuf sudah menyatakan siap maju sebagai cagub Jateng 2024.

Nama-nama lain yang potensial diusung ialah mantan Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen atau Gus Yasin dan eks Wakapolri yang kini menjadi politikus Partai NasDem Komjen Pol (Purn) Oegroseno. 

Belakangan, nama pengusaha Diah Warih Anjari juga muncul ke permukaan. Dalam sebuah polling daring, Ketua Umum G-Nesia itu bahkan jadi kandidat yang terpopuler. G-Nesia ialah salah satu kelompok relawan pendukung pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka (Prabowo-Gibran) di Pilpres 2024. 

Analis sekaligus dosen ilmu politik dari Universitas Al-Azhar Indonesia, Ujang Komarudin menilai peta politik Pilgub Jateng masih sangat dinamis. Terlebih, saat ini belum ada survei baru yang merekam elektabilitas nama-nama yang diisukan potensial maju jadi kandidat gubernur. 

Sponsored

"Jadi, siapa pun yang maju, baik itu Bambang Pacul, Oegroseno, atau Taj Yasin harus memiliki popularitas. elektabilitas, dan isi tas. Sejuah ini belum ada survei. Elektabilitas berapa, popularitas berapa dan kekuatan uangnya berapa," ujar Ujang kepada Alinea.id, Kamis (22/3).

Meskipun kembali muncul sebagai pemenang Pileg 2024 di Jateng, baik untuk DPR maupun DPRD, menurut Ujang, PDI-P belum tentu bakal jadi penentu peta koalisi untul Pilgub Jateng. Namun, Ujang tak menampik kemungkinan koalisi di pentas Pilpres 2024 direplikasi di pentas Pilkada Jateng. 

"Masih sangat dinamis. Pergeseran kekuatan di Jawa Tengah bisa saja terjadi. Itu tergantung siapa figur yang maju. Pokoknya, pilkada itu soal figur. Kalau figur kuat dan popularitas kuat dan bagus serta isi tasnya juga bagus, maka dia bisa menang," ucap Ujang. 

Hasil Pemilu 2024 menunjukkan PDI-P masih menguasai Jateng. Di tingkat DPRD, PDI-P meraup hingga 5,2t juta suara atau 26,59% dari total suara provinsi. PKB dan Gerindra terpaut cukup jauh di urutan kedua dan ketiga dengan raihan suara 3,03 juta suara (15,3%) dan 2,59 juta suara (13%). 

Meskipun PDI-P digdaya di kandangnya sendiri, namun pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud MD justru melempem. Pasangan yang diusung PDI-P dan PPP itu hanya meraup sekitar 7,8 juta suara. Pasangan Prabowo-Gibran justru unggul sangat signifikan dengan raupan sekitar 12 juta suara. 

Peneliti politik Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Wasito Jati menilai pertarungan elektoral di Pilgub Jateng bakal berlangsung sengit. Menurut dia, PDI-P akan mati-matian mempertahankan agar kursi Gubernur Jateng kembali dikuasai kader mereka. 

"PDI-P juga tetap akan menjadi kekuatan yang sangat berpengaruh dalam pertarungan pilkada Jateng berbekal dari kemenangan di Pileg 2024," ucap Wasisto kepada Alinea.id, Kamis (22/3).

Jateng dipimpin Ganjar selama dua periode, yakni 2013-2018 dan 2018-2023. Sebelumnya, provinsi itu dipimpin Bibit Waluyo. Bibit pernah jadi kader PDI-P. Pada 2013, ia dipecat PDI-P karena berkukuh maju jadi calon gubernur dengan mengantongi tiket dari parpol lain. 

Lebih jauh, Wasisto menerka peta koalisi yang terbentuk pada Pilgub Jateng akan serupa dengan peta koalisi nasional di pentas Pilpres 2024. "Namun, sekali lagi, ini sangat tergantung dinamika politik ke depan," ucap Wasisto. 

 

Berita Lainnya
×
tekid