Demokrat dukung PKS "rayu" Golkar capreskan Anies Baswedan

Partai Demokrat menyambut baik rencana Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menyambangi Partai Golkar, Selasa (7/2) sore. Sebab, kunjungan itu merupakan komitmen Koalisi Perubahan terbuka dengan semua partai politik (parpol).

"Koalisi Perubahan [adalah] koalisi terbuka. Ini komitmen kami bertiga. Selama memang punya cara pandang dan komitmen sama dengan kami, memperjuangkan perubahan dan perbaikan, kami terbuka untuk menerima teman-teman parpol lain," ujar koordinator juru bicara DPP Demokrat, Herzaky Mahendra Putra, saat dihubungi Alinea.id, Senin (6/2).

"Apalagi, Koalisi Perubahan satu-satunya [koalisi] yang sudah punya bacapres (bakal calon presiden). Mungkin yang galau bisa gabung Koalisi Perubahan," imbuhnya. Koalisi Perubahan mengusung Anies Baswedan pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.

Herzaky melanjutkan, Demokrat pada dasarnya mendukung langkah rekan koalisi, NasDem dan PKS, membangun komunikasi dengan parpol lain. Komunikasi dan silaturahmi harus terus dibuka dengan siapa pun.

"Kami ingin membangun bangsa ini bersama-sama, berkolaborasi. Mas AHY (Agus Harimurti Yudhoyono), ketum kami, juga sudah mendahului dengan menjalin silaturahmi lintas parpol sejak 2020," ucapnya.

Di sisi lain, Herzaky membenarkan bahwa agenda pertemuan PKS dan Golkar telah dikomunikasikan dengan NasDem dan Demokrat. Dia bilang, keterbukaan merupakan kunci utama bagi 3 parpol tersebut dalam membangun koalisi.

"Kami bertiga saling berkomunikasi terkait langkah-langkah mengunjungi parpol lain, saling terbuka kami. Soliditas kuat dijalin dengan komunikasi intens sejak hampir setahun lalu. Jadi, mau ada upaya buat kami masuk angin, tidak ada efeknya," tuturnya.

Herzaky melanjutkan, Koalisi Perubahan disatukan dan direkatkan kebesamaan dalam isu-isu kebangsaan di luar perbedaan pandangan tentang capres dan visi misi ke depan.

Di sisi lain, Koalisi Perubahan merasa perlu menjalin komunikasi dengan parpol lain lantaran masih ada pihak yang mendorong wacana 3 periode, perpanjangan masa jabatan, dan penundaan pemilihan umum (pemilu).

"Langkah memalukan dan putus asa dari status quo dan oligarki yang berupaya melanggengkan kekuasaan dengan permufakatan jahat. Demokrasi Indonesia semakin terancam dengan perilaku-perilaku seperti ini. Karena itulah, kami menjalin komunikasi dengan koalisi-koalisi lain, parpol-parpol lain di luar Koalisi Perubahan," ungkap Herzaky.

"Meneguhkan sikap kebersamaan menjaga amanah reformasi, dan menegakkan konstitusi, serta mencegah demokrasi kita semakin runtuh," tutupnya.