sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Gantikan Suharso, Mardiono jadi plt ketua umum PPP

Keputusan diambil di dalam Mukernas PPP di Bogor, Jabar, pada 2-3 September 2022.

Fatah Hidayat Sidiq
Fatah Hidayat Sidiq Senin, 05 Sep 2022 10:11 WIB
Gantikan Suharso, Mardiono jadi plt ketua umum PPP

Muhamad Mardiono ditunjuk sebagai pelaksana tugas ketua umum (plt ketum) DPP Partai Persatuan Pembangunan (PPP), menggantikan Suharso Monoarfa. Keputusan diambil di dalam musyawarah kerja nasional (mukernas), 2-3 September 2022 di Bogor, Jawa Barat (Jabar).

"Atas dukungan dan doa para kiai yang ada di majelis ini, bismillah, saya akan bekerja keras agar PPP bisa bangkit di Pemilu (Pemilihan Umum) 2024," kata Mardiono dalam keterangannya, Senin (5/9).

Mukernas dihadiri 27 Ketua dan Sekretaris DPW PPP se-Indonesia. Sebelumnya, Mardiono menjabat sebagai ketua Majelis Pertimbangan PPP.

Sementara itu, Ketua Majelis Syariah PPP, Mustofa Aqil Siradj, mengatakan, keputusan ini berdasarkan usulan berbagai pihak. Langkah ini diharapkan bermanfaat dan baik untuk partai.

"Kami tidak bisa menahan gejolak protes, suara, dan usulan dari berbagai pihak. Tidak kurang dari 10 kali pertemuan kami adakan untuk menanggapi gejolak ini. Keputusan ini semata-mata merespons kiai dan berbagai pihak," tuturnya.

Ketua Majelis Kehormatan PPP, Zarkasih Nur, menambahkan, pihaknya tetap berhubungan baik dengan Suharso Monoarfa. "Tidak ada yang menaruh kebencian ataupun kemarahan."

"Tetapi dalam menghadapi masalah sekarang ini," imbuh dia mengingatkan, "kami mengharapkan Suharso melepas tugasnya sebagai ketua umum PPP."

Sebelumnya, Majelis Pertimbangan, Majelis Syariah, dan Majelis Kehormatan PPP melayangkan surat kepada Suharso. Di dalamnya, mereka meminta Kepala Badan Perencanaan Pembangunan (PPP) itu untuk mengundurkan diri sebagai ketum.

Sponsored

Sudah tiga surat dilayangkan para pimpinan Majelis PPP tersebut. Namun, Suharso mengklaim, tidak menerimanya sehingga enggan menanggapi permintaan mundur sebagai PPP-1.

Terdapat beberapa faktor yang melatarbelakangi dorongan agar Suharso mundur. Misalnya, ucapan dia terkait "amplop kiai" yang dinilai bertentangan dengan AD/ART partai hingga berbuntut aksi  serta masalah rumah tangga yang terekspose.

Berita Lainnya
×
tekid