sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Gerindra buka pintu untuk Demokrat

Partai Gerindra membuka pintu bagi Demokrat untuk berkoalisi menyusul PKS, dan PAN, dalam mengusung Prabowo Subianto sebagai calon presiden.

Sukirno
Sukirno Kamis, 12 Jul 2018 21:10 WIB
Gerindra buka pintu untuk Demokrat

Partai Gerindra membuka pintu bagi Demokrat untuk berkoalisi menyusul PKS, dan PAN, dalam mengusung Prabowo Subianto sebagai calon presiden.

Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Gerakan Indonesia Raya (DPP Gerindra) Nizar Zahro mengaku masih terus membangun komunikasi intensif dengan Parpol mitra koalisi dan akan mengumumkan pasangan calon presiden dan calon wakil presiden (Capres-Cawapres) sebelum tanggal 10 Agustus 2018. 

"Partai Gerindra akan mengusung Capres Prabowo Subianto, sedangkan Cawapresnya bisa berasal dari Parpol mitra koalisi atau dari profesional," katanya di Gedung MPR/DPR/DPD RI, Jakarta, Kamis (12/7).

Menurut Nizar, Partai Gerindra selama ini sudah membangun komunikasi intensif dengan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Amanat Nasional (PAN), dan akan menerima Partai Demokrat jika ingin berkoalisi dengan Partai Gerindra.

Partai Gerindra, kata dia, memiliki komitmen dalam membangun koalisi tidak asal dapat mengusung pasangan capres-cawapres, tapi membuat strategi dapat memenangkan Pemilu presiden 2019.

"Karena itu, Partai Gerindra akan membangun koalisi dengan mengajak sebanyak-banyaknya partai politik," katanya.

Anggota Komisi X DPR RI ini menjelaskan, kalau koalisi hanya dua partai dan partai mitra koalisi mengusung Cawapres, maka koalisinya sudah lama terbentuk. "Namun, Partai Gerindra juga mencari untuk memenangkan Pemilu presiden," katanya.

Menurut Nizar, Partai Gerindra melihat dari hasil survei, menyimpulkan pemilih yang sudah menentukan pilihannya akan memilih Jokowi 38%, yang artinya Partai Gerindra masih memiliki peluang besar untuk memenangkan Pemilu presiden 2019.

Sponsored

Sementara itu, Wakil Sekretaris Jenderal DPP PAN, Yandri Susanto menyampaikan harapannya agar Partai Gerindra dapat memilih Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan sebagai Cawapres mendampingi Prabowo Subianto.

Menurut dia, pasangan Prabowo-Zulkifli akan cocok, karena PAN dan Gerindra memiliki kesamaan visi dan misi.

Menurut Yandri, PAN juga memiliki pengalaman mengusung capres dan Cawapres. Para pemilu presiden 2004, Amien Rais yang saat itu menduduki jabatan ketua umum PAN diusung sebagai calon presiden. Kemudian pada pemilu presiden 2014, PAN juga mengusung Cawapres Hatta Rajasa yang saat itu ketua umum PAN.

PKS tak dukung AHY

Sementara itu, Presiden PKS Muhammad Sohibul Iman mengatakan sampai hari ini PKS belum pernah memutuskan ataupun menyetujui nama Agus Harimurti Yudhoyono sebagai calon wakil presiden.

"Sampai hari ini Demokrat belum datang ke saya, bagaimana PKS mendukung AHY dengan Prabowo belum ada. Kalau ada isu kita setuju dengan AHY itu di alam mimpi, belum ketemu saya masa sudah menyetujui," kata Muhammad Sohibul Iman saat acara halal bihalal presiden partai dengan gubernur dan bupati terpilih di Kantor DPW PKS Nusa Tenggara Barat (NTB) di Mataram, Selasa (10/7).

Sohibul Iman mengakui, sebelum AHY bertemu Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto, Demokrat juga datang ke PKS dan menyatakan siap bekerjasama dengan PKS dengan opsi AHY sebagai calon wakil presiden dan calon presidennya dari PKS.

"Nah, karena dari kami tidak mendapat tanggapan yang serius akhirnya dia (AHY) memasarkan ke Prabowo, polanya sama juga ke Prabowo, AHY wakil, Prabowo Capresnya," ungkapnya.

Lebih lanjut, menurut Sohibul Iman, tidak hanya dengan AHY, hingga hari ini pun PKS belum juga memutuskan mendukung Prabowo, karena belum ada pembicaraan yang serius.

"Kemarin Pak Muzani datang ke saya, dia sampaikan apa yang disampaikan Prabowo kepada pak Syarif Hasan. Pada dasarnya Pak Prabowo tidak punya keberatan kepada individu - individu mana pun termasuk AHY tapi Pak Prabowo memberikan beberapa pertimbangan ke Syarif Hasan. Pertama, apakah AHY tidak terlalu junior untuk menjadi Cawapres. Kedua, saya ini sudah terikat pembicaraan yang dalam dengan PKS karena itu nanti AHY diterima atau tidak menjadi Cawapres saya tergantung PKS juga," jelasnya.

Karena itu, Sohibul menegaskan sampai hari ini antara PKS belum memutuskan calon wakil presiden. "Politik mah tinggal semenit, sedetik, sedikit bisa," tandas Sohibul Iman.

Sumber: Antara

Berita Lainnya
×
tekid