HUT Demokrat, AHY pastikan partainya move on
Salah satu dampaknya adalah pengunduran jadwal pertemuan seperti rapimnas.

Partai Demokrat menegaskan kembali partainya tidak ingin terjebak dalam dinamika politik setelah insiden ‘pengkhianatan’ dari koalisi sebelumnya. Hal itu disampaikan dalam perayaan hari ulang tahun ke-22 di Kantor DPP Partai Demokrat.
Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengatakan, peristiwa itu memang berdampak langsung maupun tidak terhadap partainya. Namun, ia ingin supaya berusaha mencapai peluang lain sebelum kontestasi politik tahun depan.
“Namun seperti yang telah saya sampaikan di taman politik ini beberapa hari lalu, pada hari Senin tanggal 4 September lalu, saya sampaikan bahwa Demokrat telah move on dan tentunya menyongsong hari-hari baik kek depan, kita menyongsong peluang-peluang yang juga penuh dengan harapan," kata AHY dalam sambutan, Sabtu (9/9).
AHY menyebut, salah satu dampaknya adalah pengunduran jadwal pertemuan seperti rapimnas. Dia menyebut rapimnas itu tidak jadi dilaksanakan hari ini, tetapi akan ada keputusan-keputusan baik dalam rapimnas itu.
"Tadinya kita ingin selenggarakan semacam rapimnas atau peringatan atau puncak perayaan HUT partai, tapi karena ada situasi ada dinamika, kita harus undur sedikit, tapi pada saatnya itu akan kita lakukan, dan insyaAllah di saat itu kita sudah memiliki keputusan-keputusan yang juga akan menentukan perjalanan Demokrat ke depan ini," ujarnya.
Peristiwa dinamika politik tu ketika, alih-alih mengusung AHY sebagai pasangan Anies Baswedan, Partai Nasdem memilih Cak Imin. Nasdem membebeberkan alasannya.
Partai Nasdem mengungkapkan, sosok Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), adalah pilihan terakhir sebagai pendamping Anies Baswedan. Anies adalah bakal calon presiden yang awalnya diusung oleh Nasdem, Partai Demokrat, dan PKS.
Ketua DPP Partai Nasdem Effendi Choirie mengatakan, pembicaraan mengenai pendamping Anies sudah dilakukan jauh hari. Banyak masukan yang diterima Surya Paloh selaku Ketua Umum Partai Nasdem, termasuk AHY sendiri.
“Pak Surya (Paloh) menerima berbagai masukan. Opsi AHY itu terakhir, terpaksa. Itu kalau sudah tidak ada lagi calon,” katanya pada podcast Alinea, Selasa (6/9) malam.
Namun, lantaran keinginan menang jauh lebih tinggi, partainya memprioritaskan pendamping Anies harus dari Nahdlatul Ulama (NU). Baginya, NU adalah kekuatan Islam dan kultural yang tinggi.
Effendi menyebut, sejumlah nama yang sempat masuk adalah Khofifah, Yenny Wahid, dan Mahfud MD. Sayangnya, mereka bertiga tidak memiliki partai meski berlatar belakang NU.
Kemudian, mereka mendengar ada tawaran yang lebih menjanjikan ketimbang AHY, yakni Muhaimin Iskandar atau Cak Imin. Walaupun itu dibayang-bayang penolakan Partai Demokrat dan PKS dan ancaman bubarnya koalisi.

Derita jelata, tercekik harga pangan yang naik
Senin, 21 Feb 2022 17:25 WIB
Menutup lubang “tikus-tikus” korupsi infrastruktur kepala daerah
Minggu, 13 Feb 2022 15:06 WIB
Segudang persoalan di balik "ugal-ugalan" RUU IKN
Minggu, 23 Jan 2022 17:07 WIB
Fenomena ‘remaja jompo’: Saat sakit tak hanya dialami lansia
Rabu, 27 Sep 2023 12:51 WIB
Ketika relawan capres saling beralih dukungan
Selasa, 26 Sep 2023 06:36 WIB